Kondisi Ekonomi Terkendali Alasan Redenominasi Mata Uang
A
A
A
JAKARTA - Wacana redenominasi rupiah kembali mengemuka. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, mengatakan bahwa redenominasi tepat untuk dilakukan sekarang. Dalilnya, kondisi ekonomi Indonesia sedang membaik dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang terkendali.
Selain itu, ungkapnya, langkah redenominasi ini sebetulnya sudah sejak lama dicetuskan, tepatnya lima tahun silam. Saat itu, Darmin yang merupakan Gubernur Bank Indonesia era Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, ikut menyiapkan langkah redenominasi.
"Jadi sekarang momen yang bagus. Dulu sebenarnya inflasinya sudah agak terkendali tapi masih agak tinggi. Dulu masih 4%-5%. Sekarang kan sudah sekitar 3%-4%," Kata Darmin di ruang rapat Badan Anggaran, Jakarta, Rabu (19/7/2017).
Darmin membenarkan bahwa ini akan masuk ke Prolegnas, namun seharusnya untuk pembahasannya tidak ada yang perlu dipermasalahkan karena sudah lama disiapkan.
"Harusnya enggak ada yang dimasalahkan karena persiapannya sejak lama oleh pemerintah dan Bank Indonesia. Sebenarnya yang paling penting itu adalah harus inflasi baik. Kalau enggak, ya bakal tertekan lagi," lanjutnya.
Kedua, kegunaan redenomiasi akan banyak. Misalnya, di beberapa tempat sudah diberlakukan penulisan nominal dengan menghilangkan 3 angka dibelakang koma.
"Seperti di restoran, tempat makan, mereka nulisnya tanpa ribu. 412 saja, itu namanya 412 ribu. Itu maksudnya. Jadi itu efisiensinya banyak dalam pendataan. Bayangkan berapa ribu megabyte atau gigabyte bertambah jika digitnya tambah 3. itu berkurang 3 akan sangat banyak pengaruhnya bukan hanya di perbankan, juga di semua sektor," pungkasnya
Selain itu, ungkapnya, langkah redenominasi ini sebetulnya sudah sejak lama dicetuskan, tepatnya lima tahun silam. Saat itu, Darmin yang merupakan Gubernur Bank Indonesia era Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, ikut menyiapkan langkah redenominasi.
"Jadi sekarang momen yang bagus. Dulu sebenarnya inflasinya sudah agak terkendali tapi masih agak tinggi. Dulu masih 4%-5%. Sekarang kan sudah sekitar 3%-4%," Kata Darmin di ruang rapat Badan Anggaran, Jakarta, Rabu (19/7/2017).
Darmin membenarkan bahwa ini akan masuk ke Prolegnas, namun seharusnya untuk pembahasannya tidak ada yang perlu dipermasalahkan karena sudah lama disiapkan.
"Harusnya enggak ada yang dimasalahkan karena persiapannya sejak lama oleh pemerintah dan Bank Indonesia. Sebenarnya yang paling penting itu adalah harus inflasi baik. Kalau enggak, ya bakal tertekan lagi," lanjutnya.
Kedua, kegunaan redenomiasi akan banyak. Misalnya, di beberapa tempat sudah diberlakukan penulisan nominal dengan menghilangkan 3 angka dibelakang koma.
"Seperti di restoran, tempat makan, mereka nulisnya tanpa ribu. 412 saja, itu namanya 412 ribu. Itu maksudnya. Jadi itu efisiensinya banyak dalam pendataan. Bayangkan berapa ribu megabyte atau gigabyte bertambah jika digitnya tambah 3. itu berkurang 3 akan sangat banyak pengaruhnya bukan hanya di perbankan, juga di semua sektor," pungkasnya
(ven)