China dan India Berlomba Bangun Kereta Cepat
A
A
A
NEW DELHI - Pemerintah China dan India berlomba-lomba membangun kereta cepat. Kali ini China membangun jaringan kereta cepat di Thailand senilai USD5,5 miliar. Jalur kereta tersebut menghubungkan Bangkok dengan China Selatan.
Pesanan kereta api cepat China dari Thailand merupakan terobosan di tengah isu politik, keuangan, dan persaingan dengan Jepang. Itu merupakan langkah awal China untuk membangun proyek infrastruktur yang menghubungkan Kota Kunming di China selatan dengan Laos, Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Proyek konstruksi itu telah berjalan di Laos, tapi proyek pembangunan di Thailand ditunda selama bertahun- tahun karena masalah pembiayaan dan regulasi perburuhan. Kereta tersebut akan resmi beroperasi pada 2021. (Baca juga: Terhubung Kereta Cepat, Mekkah-Madinah Cuma 2,5 Jam )
Adapun Pemerintah India juga berambisi membangun jaringan kereta cepat. Perusahaan Kereta Cepat (HSRC) tengah melakukan kajian kelayakan untuk beberapa proyek termasuk rute Delhi-Amritsar dan Delhi-Kolkota. ”Kita mengajukan usulan konstruksi untuk koridor Delhi- Kolkota pada 2021,” ungkap CEO HRSC MP Sing. ”Proyek lainnya juga merupakan rute panjang. Proses pembangunan akan memakan waktu selama 15-20 tahun,” ungkap Singh.
HSRC bekerja dengan berbagai konsultan dari berbagai negara. Laporan kajian pelayanan akan diserangkan ke Kementerian Perkeretaapian akhir tahun ini.
India Railways telah membentuk sebuah perusahaan, yakni National High Speed Corporation untuk proyek Mumbai-Ahmedabad. Proyek Delhi-Kolkota sepanjang 1.474 km mencakup 11 stasiun. Jarak tersebut bisa ditempuh selama 5,54 jam.
Menurut perhitungan HSRC, proyek ini bisa selesai awal 2021. Kemudian, proyek Delhi-Mumbai merupakan perpanjangan dari koridor Mumbai-Ahmedabad. Koridor Mumbai-Chennai dan Mumbai-Nagpur juga sedang dikaji. Khusus untuk koridor Delhi-Amritsar merupakan proyek sepanjang 458 km dan bisa ditempuh selama 2 jam 30 menit.
China juga tertarik untuk menggarap rute Delhi-Chennai. Namun, Beijing sepertinya kecewa setelah proyek tersebut dikabarkan dimenangkan oleh Jepang yang saat ini mengerjakan proyek Mumbai-Ahmedabad dengan kereta Shinkansen.
Untuk diketahui, China telah mengembangkan jaringan kereta cepat yang menghubungkan antarkota di negara tersebut. Mereka memiliki jaringan kereta terpanjang di dunia mencapai 22.000 km akhir 2016.
China juga berkontribusi pada proyek kereta cepat Jakarta- Bandung. Peletakan batu pertama dilakukan Presiden Joko Widodo pada Januari 2016. Namun, setelahnya mandek akibat belum keluarnya perizinan dari Kementerian Perhubungan.
Setelah perizinan kelar, konstruksi sempat terkendala belum cairnya dana pinjaman dari China. Namun, persoalan itu telah rampung.
Pada 14 Mei 2017, PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) mendapatkan komitmen pinjaman dari China Development Bank senilai USD4,5 miliar untuk mendanai proyek ini. Penandatanganan dilakukan antara Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China Hanggoro Budi Wiryawan dan Direktur Utama China Development Bank Hu Huaibang.
Pesanan kereta api cepat China dari Thailand merupakan terobosan di tengah isu politik, keuangan, dan persaingan dengan Jepang. Itu merupakan langkah awal China untuk membangun proyek infrastruktur yang menghubungkan Kota Kunming di China selatan dengan Laos, Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Proyek konstruksi itu telah berjalan di Laos, tapi proyek pembangunan di Thailand ditunda selama bertahun- tahun karena masalah pembiayaan dan regulasi perburuhan. Kereta tersebut akan resmi beroperasi pada 2021. (Baca juga: Terhubung Kereta Cepat, Mekkah-Madinah Cuma 2,5 Jam )
Adapun Pemerintah India juga berambisi membangun jaringan kereta cepat. Perusahaan Kereta Cepat (HSRC) tengah melakukan kajian kelayakan untuk beberapa proyek termasuk rute Delhi-Amritsar dan Delhi-Kolkota. ”Kita mengajukan usulan konstruksi untuk koridor Delhi- Kolkota pada 2021,” ungkap CEO HRSC MP Sing. ”Proyek lainnya juga merupakan rute panjang. Proses pembangunan akan memakan waktu selama 15-20 tahun,” ungkap Singh.
HSRC bekerja dengan berbagai konsultan dari berbagai negara. Laporan kajian pelayanan akan diserangkan ke Kementerian Perkeretaapian akhir tahun ini.
India Railways telah membentuk sebuah perusahaan, yakni National High Speed Corporation untuk proyek Mumbai-Ahmedabad. Proyek Delhi-Kolkota sepanjang 1.474 km mencakup 11 stasiun. Jarak tersebut bisa ditempuh selama 5,54 jam.
Menurut perhitungan HSRC, proyek ini bisa selesai awal 2021. Kemudian, proyek Delhi-Mumbai merupakan perpanjangan dari koridor Mumbai-Ahmedabad. Koridor Mumbai-Chennai dan Mumbai-Nagpur juga sedang dikaji. Khusus untuk koridor Delhi-Amritsar merupakan proyek sepanjang 458 km dan bisa ditempuh selama 2 jam 30 menit.
China juga tertarik untuk menggarap rute Delhi-Chennai. Namun, Beijing sepertinya kecewa setelah proyek tersebut dikabarkan dimenangkan oleh Jepang yang saat ini mengerjakan proyek Mumbai-Ahmedabad dengan kereta Shinkansen.
Untuk diketahui, China telah mengembangkan jaringan kereta cepat yang menghubungkan antarkota di negara tersebut. Mereka memiliki jaringan kereta terpanjang di dunia mencapai 22.000 km akhir 2016.
China juga berkontribusi pada proyek kereta cepat Jakarta- Bandung. Peletakan batu pertama dilakukan Presiden Joko Widodo pada Januari 2016. Namun, setelahnya mandek akibat belum keluarnya perizinan dari Kementerian Perhubungan.
Setelah perizinan kelar, konstruksi sempat terkendala belum cairnya dana pinjaman dari China. Namun, persoalan itu telah rampung.
Pada 14 Mei 2017, PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) mendapatkan komitmen pinjaman dari China Development Bank senilai USD4,5 miliar untuk mendanai proyek ini. Penandatanganan dilakukan antara Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China Hanggoro Budi Wiryawan dan Direktur Utama China Development Bank Hu Huaibang.
(poe)