Garuda Indonesia Angkut 17,2 Juta Penumpang Selama Semester I
A
A
A
JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) selama semester I/2017 berhasil mengangkut penumpang sebanyak 17,2 juta penumpang atau tumbuh 3,9%.
Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansury mengatakan, tingkat keterisian penumpang (SLF) pada semester I/2017 tercatat sebesar 73,3% secara keseluruhan, meningkat dari semester I/2016 sebesar 70,8%.
"Sementara untuk SLF internasional saja semester I/2017 mencapai 74,7%," ujarnya di Jakarta, Kamis (27/7/2017). (Baca Juga: Pendapatan Operasional Garuda Indonesia Semester I USD1,9 Miliar)
Indikator lain yang meningkat antara lain aircraft utilization meningkat menjadi 9,32 jam pada kuartal II/2017 dibanding kuartal I/2016 yang sebesar 9,19 jam. Kemudian, market share Garuda Indonesia pada market internasional sebesar 28% dan market domestik sebesar 39,5%.
Sejalan dengan pertumbuhan bisnis Garuda dan operating revenue yang meningkat, perusahaan masih terbebani harga bahan bakar yang meningkat 36,5% dibanding periode sama 2016, sehingga berdampak catatan net loss Garuda Indonesia pada semester I/2017 sebesar USD138 juta di luar non recurring expense sebesar USD145,8 juta (antara lain dampak tax amnesty).
"Adapun net loss secara keseluruhan pada semester I/2017 sebesar USD283,8 juta," kata Pahala.
Sejalan dengan upaya peningkatan kinerja perusahaan, Garuda Indonesia melaksanakan sejumlah strategi kinerja operasional melalui optimalisasi armada antara.
Antara lain melalui rekonfigurasi seat serta peningkatan konektivitas jaringan penerbangan, upaya renegosiasi kontrak dengan lessor dan produsen pesawat, hingga optimalisasi pendapatan melalui lini bisnis digital dan e-commerce.
Pada semester I/2017, Cargo Revenue Garuda Indonesia meningkat 12,3% menjadi USD115,6 juta dan Ancillary Revenue mencapai USD36,3 juta tumbuh 20,6%. "Sementara itu, Garuda Indonesia juga berhasil mempertahankan kinerja On Time Performance (OTP) mencapai 85%," tutur dia.
Pahala menambahkan, hingga semester I/2017, Garuda Indonesia melaksanakan serangkaian program pengembangan jaringan penerbangan baik domestic maupun internasional.
"Pengembangan ini seperti rute Surabaya-Ambon Sorong (pp), Manado-Gorontalo (pp), Ambon-Kaimana (pp), Kaimana-Manokwari (pp), Kaimana-Nabire (pp), dan Denpasar-Chengdu DD," ujarnya.
Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansury mengatakan, tingkat keterisian penumpang (SLF) pada semester I/2017 tercatat sebesar 73,3% secara keseluruhan, meningkat dari semester I/2016 sebesar 70,8%.
"Sementara untuk SLF internasional saja semester I/2017 mencapai 74,7%," ujarnya di Jakarta, Kamis (27/7/2017). (Baca Juga: Pendapatan Operasional Garuda Indonesia Semester I USD1,9 Miliar)
Indikator lain yang meningkat antara lain aircraft utilization meningkat menjadi 9,32 jam pada kuartal II/2017 dibanding kuartal I/2016 yang sebesar 9,19 jam. Kemudian, market share Garuda Indonesia pada market internasional sebesar 28% dan market domestik sebesar 39,5%.
Sejalan dengan pertumbuhan bisnis Garuda dan operating revenue yang meningkat, perusahaan masih terbebani harga bahan bakar yang meningkat 36,5% dibanding periode sama 2016, sehingga berdampak catatan net loss Garuda Indonesia pada semester I/2017 sebesar USD138 juta di luar non recurring expense sebesar USD145,8 juta (antara lain dampak tax amnesty).
"Adapun net loss secara keseluruhan pada semester I/2017 sebesar USD283,8 juta," kata Pahala.
Sejalan dengan upaya peningkatan kinerja perusahaan, Garuda Indonesia melaksanakan sejumlah strategi kinerja operasional melalui optimalisasi armada antara.
Antara lain melalui rekonfigurasi seat serta peningkatan konektivitas jaringan penerbangan, upaya renegosiasi kontrak dengan lessor dan produsen pesawat, hingga optimalisasi pendapatan melalui lini bisnis digital dan e-commerce.
Pada semester I/2017, Cargo Revenue Garuda Indonesia meningkat 12,3% menjadi USD115,6 juta dan Ancillary Revenue mencapai USD36,3 juta tumbuh 20,6%. "Sementara itu, Garuda Indonesia juga berhasil mempertahankan kinerja On Time Performance (OTP) mencapai 85%," tutur dia.
Pahala menambahkan, hingga semester I/2017, Garuda Indonesia melaksanakan serangkaian program pengembangan jaringan penerbangan baik domestic maupun internasional.
"Pengembangan ini seperti rute Surabaya-Ambon Sorong (pp), Manado-Gorontalo (pp), Ambon-Kaimana (pp), Kaimana-Manokwari (pp), Kaimana-Nabire (pp), dan Denpasar-Chengdu DD," ujarnya.
(izz)