Sri Mulyani Lantik Dua Pejabat Eselon I di Kemenkeu

Jum'at, 28 Juli 2017 - 11:18 WIB
Sri Mulyani Lantik Dua Pejabat Eselon I di Kemenkeu
Sri Mulyani Lantik Dua Pejabat Eselon I di Kemenkeu
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati hari ini melantik dua pejabat eselon I di Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Dua eselon tersebut adalah Staf Ahli bidang Penerimaan Negara dan Staf Ahli bidang Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal.

Staf Ahli Penerimaan Negara sekarang dijabat Luki Alfirman menggantikan Astera Primanto Bhakti. Sementara, Staf Ahli Bidang Kebijakan dan Regulasi Jasa Keuangan dan Pasar Modal Arif Baharudin menggantikan Isa Rachmatarwata.

Dalam sambutannya, wanita yang akrab disapa Ani ini menyampaikan bahwa dua bidang tersebut sangat penting dan terus menjadi sorotan. Untuk bidang penerimaan, diketahui bahwa postur Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) terus disorot dari sisi kemampuan untuk melakukan tugas konstitusi dalam bentuk penerimaan perpajakan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

"Banyak hal yang perlu terus kami pikirkan bagaimana desain penerimaan negara yang lebih efektif, desain penerimaan yang di satu sisi memberi sumber daya penerimaan negara untuk menjalankan tugas fungsi distribusi dan alokasi. Serta di satu sisi perekonomian yang setiap hari mengalami dinamika seperti kondisi perekonomian dunia dan geopolitik, maupun yang berasal dari dalam," kata dia di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Jumat (28/7/2017).

Sebagai pengelola keuangan negara, kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, harus mampu berpikir bagaimana desain kebijakan penerimaan negara ke depan. "Saya yakin Pak Luki sudah belajar sampai Phd. Ini masa di mana Kemenkeu sebagai policy maker dan pengelola negara akan terus dapat tantangan yang perlu diimbangi kemampuan Kemenkeu yang saya sebut otak dan otot," imbuh dia.

Sementara untuk bidang jasa keuangan dan pasar modal, lanjut dia, diharapkan fungsi dan kemampuannya tidak tumpang tindih dengan instansi lain seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Bank Indonesia (BI), dan instansi lainnya.

"Selain itu, sektor keuangan kita jauh tertinggal. Kalau dilihat dari lending, kapitalisasi, kalau dilihat PDB kita rasionya dibanding negara tetangga lebih rendah," tandasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5847 seconds (0.1#10.140)