Anak Usaha Sinar Mas Targetkan Bangun 500 DMPA hingga 2020
A
A
A
JAKARTA - Anak usaha Sinar Mas, Asia Pulp & Paper (APP) menargetkan bisa membangun 500 Desa Makmur Peduli Api (DMPA) pada 2020. Kesejahteraan petani ditargetkan bisa meningkat.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur APP Sinar Mas Suhendra Wiriadinata saat menemani kunjungan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) yang dipimpin Muliaman D Hadad ke desa binaan APP di Kabupaten Siak, Riau.
Suhendra mengatakan, program DMPA tidak hanya fokus pada pemberian bantuan. Menurutnya, program inu juga memberikan pendampingan untuk penguatan kelembagaan masyarakat di sekitar area kerja perusahaan serta pemasaran produk.
Menurutnya, program yang dimulai pada 2015 ini sudah memberikan manfaat berupa meningkatnya pendapatan dan kecukupan pangan masyarakat di desa. Selain itu, hubungan antara perusahaan dan masyarakat meningkat.
"Yang paling penting adalah meningkatnya keikutanserta masyarakat desa dalam pengamanan serta pelestarian hutan," kata dia dalam rilisnya, Jakarta, Selasa (1/8/2017).
Karena itu, pihaknya menargetkan pada 2020 jumlah desa yang ikut program DMPA mencapai 500 desa di lima provinsi, yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.
Ketua ISEI Muliaman D Hadad mengatakan, kunjungan ke DMPA merupakan rangkaian seminar nasional untuk mencari model kerja sama untuk mengentaskan kemiskinan dan mewujudkan pemerataan ekonomi yang berkeadilan. Dia takjub dengan keberhasilan petani dalam program DMPA dan diharapkan bisa menjadi contoh untuk dikembangkan di Indonesia.
"Tanpa kolaborasi, kita akan sulit untuk tumbuh. Jadi kita harus sama-sama saling bangun interaksi satu sama lain. Semoga DMPA ini bisa menjadi salah satu model untuk mendorong kemitraan perusahaan dengan masyarakat," kata bekas Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan itu.
Petani hortikultura binaaan APP Sinar Mas, Suryono (45) mengatakan, dengan adanya program DMPA, petani bisa meningkatkan produksi pertanian dan lepas dari tengkulak dan pendapatannya naik sampai 100%.
Menurutnya, sejak 2010 hingga 2013, menjual langsung hasil pertanian mereka ke Pasar Pagi Perawang, Siak. "Sebelumnya kita selalu ditipu tengkulak, katanya sayuran ini lagi bagus harganya tapi ketika panen mereka bilang harga jatuh. Padahal, harga di pasar tidak jatuh, tapi mereka ingin untung sebanyak-banyaknya saja dari petani," tuturnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur APP Sinar Mas Suhendra Wiriadinata saat menemani kunjungan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) yang dipimpin Muliaman D Hadad ke desa binaan APP di Kabupaten Siak, Riau.
Suhendra mengatakan, program DMPA tidak hanya fokus pada pemberian bantuan. Menurutnya, program inu juga memberikan pendampingan untuk penguatan kelembagaan masyarakat di sekitar area kerja perusahaan serta pemasaran produk.
Menurutnya, program yang dimulai pada 2015 ini sudah memberikan manfaat berupa meningkatnya pendapatan dan kecukupan pangan masyarakat di desa. Selain itu, hubungan antara perusahaan dan masyarakat meningkat.
"Yang paling penting adalah meningkatnya keikutanserta masyarakat desa dalam pengamanan serta pelestarian hutan," kata dia dalam rilisnya, Jakarta, Selasa (1/8/2017).
Karena itu, pihaknya menargetkan pada 2020 jumlah desa yang ikut program DMPA mencapai 500 desa di lima provinsi, yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.
Ketua ISEI Muliaman D Hadad mengatakan, kunjungan ke DMPA merupakan rangkaian seminar nasional untuk mencari model kerja sama untuk mengentaskan kemiskinan dan mewujudkan pemerataan ekonomi yang berkeadilan. Dia takjub dengan keberhasilan petani dalam program DMPA dan diharapkan bisa menjadi contoh untuk dikembangkan di Indonesia.
"Tanpa kolaborasi, kita akan sulit untuk tumbuh. Jadi kita harus sama-sama saling bangun interaksi satu sama lain. Semoga DMPA ini bisa menjadi salah satu model untuk mendorong kemitraan perusahaan dengan masyarakat," kata bekas Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan itu.
Petani hortikultura binaaan APP Sinar Mas, Suryono (45) mengatakan, dengan adanya program DMPA, petani bisa meningkatkan produksi pertanian dan lepas dari tengkulak dan pendapatannya naik sampai 100%.
Menurutnya, sejak 2010 hingga 2013, menjual langsung hasil pertanian mereka ke Pasar Pagi Perawang, Siak. "Sebelumnya kita selalu ditipu tengkulak, katanya sayuran ini lagi bagus harganya tapi ketika panen mereka bilang harga jatuh. Padahal, harga di pasar tidak jatuh, tapi mereka ingin untung sebanyak-banyaknya saja dari petani," tuturnya.
(izz)