Konsumen di Palembang Ketagihan Pertalite

Senin, 21 Agustus 2017 - 22:38 WIB
Konsumen di Palembang Ketagihan Pertalite
Konsumen di Palembang Ketagihan Pertalite
A A A
PALEMBANG - Meningkatnya konsumsi Pertalite di Sumatra Selatan, disebabkan banyaknya pengguna Premium, termasuk pemilik kendaraan roda dua yang beralih menggunakan Pertalite. Karena merasakan keunggulan bahan bakar minyak (BBM) yang memiliki kadar oktan lebih tinggi tersebut, mereka pun ketagihan menggunakan Pertalite.

"Saya tak mau kembali ke Premium. Ternyata Pertalite banyak keunggulannya. Sepeda motor saya menjadi lebih bertenaga dan halus," kata Sofyan Fadli, warga Talang Semut, Bukit Kecil, Palembang, Senin (21/8/2017).

Menurut Sofyan, harga Pertalite sama sekali tidak memberatkan kantongnya sebagai karyawan rumah makan. Bahkan dirinya justru merasa Pertalite ternyata jauh lebih irit dibandingkan Premium. Dengan harga hanya sedikit di atas Premium, lanjutnya, Pertalite ternyata lebih hemat. "Biasanya saya mengisi Rp25 ribu untuk 3-4 hari. Sekarang baru mengisi lagi pada hari kelima," kata dia.

Sofyan menambahkan, banyak temannya yang juga beralih dari Premium ke Pertalite. Dan seperti Sofyan, teman-temannya juga tak mau kembali lagi mempergunakan Premium. Alasannya sama, karena sudah merasakan sendiri keunggulan, termasuk keiritan Pertalite.

"Saya ini banyak teman. Ketika ngobrol, ternyata banyak juga di antara mereka yang lebih suka memakai Pertalite. Mungkin kalau dihitung, lebih dari setengah teman saya sudah beralih ke Pertalite. Mereka juga tidak mau kembali ke Premium," kata dia.

Desi, pengguna sepeda motor juga mengaku senang mempergunakan Pertalite. Dia memakai Pertalite sejak diluncurkan Pertamina sekitar dua tahun lalu. Selama ini, menurut mantan pengguna Premium tersebut, tidak ada masalah dengan kendaraan yang digunakannya.

"Secara pembakarannya cukup baik bagi kendaraan. Memang harganya sedikit lebih tinggi, tetapi itu jika dibandingkan Premium justru terlihat lebih hemat. Selain itu, juga baik untuk daya tahan kendaraan," jelas Desi.

Menyikapi pergeseran konsumsi BBM dari Premium ke Pertalite di Sumsel, pengamat ekonomi Universitas Sriwijaya (Unsri) Profesor Bernadette Robaini, mengatakan bahwa hal itu tidak berdampak pada ekonomi masyarakat, termasuk pengguna kendaraan roda dua. Bahkan sebaliknya, penggunaan Pertalite memiliki nilai positif, karena bisa mengedukasi konsumen agar hemat BBM.

"Tidak akan berdampak pada perekonomian masyarakat, terutama untuk jangka menengah dan panjang. Bahkan, ini menjadi edukasi bagi masyarakat, agar selalu berhemat dalam penggunaan bahan bakar," ujar Bernadette di Palembang, Senin (21/8).

Di sisi lain, pergeseran konsumsi dari Premium ke Pertalite, seharusnya bisa memacu pemerintah daerah untuk terus memperbaiki transportasi publik. Misalnya pembangunan light rail transport (LRT) yang sudah berjalan di Palembang. Jika transportasi publik terus dikembangkan, maka masyarakat tidak terlalu tergantung pada kendaraan pribadi yang berdampak pada penggunaan BBM secara berlebihan.

Tidak hanya dari sisi ekonomi. Bernadette juga tidak menampik, bahwa pergeseran konsumsi dari Premium ke Pertalite juga memiliki dampak positif terhadap lingkungan, termasuk kualitas udara di Sumsel. "Pertalite itu memiliki oktan tinggi. Sehingga, kalau digunakan tentu baik juga untuk lingkungan. Selain itu, dengan oktan tinggi, (kondisi) kendaraan juga akan lebih baik," lanjutnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5289 seconds (0.1#10.140)