Industri Makanan dan Minuman Perluas Pasar ke Eropa

Selasa, 22 Agustus 2017 - 20:41 WIB
Industri Makanan dan...
Industri Makanan dan Minuman Perluas Pasar ke Eropa
A A A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian berupaya mencarikan pasar baru bagi produk-produk makanan dan minuman di Eropa dalam pameran Anuga di Koelnmesse, Cologne, Jerman. Pameran yang diselenggarakan pada 7-11 Oktober 2017 mendatang, merupakan salah satu pameran makanan dan minuman internasional terbesar di dunia yang diadakan setiap dua tahun sekali.

"Kami berharap melalui partisipasi di pameran Anuga ini, produk makanan dan minuman Indonesia dapat lebih dikenal di dunia internasional dan dapat mengisi pasar ekspor khususnya ke Eropa," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Agro Kemenperin Enny Ratnaningtyas di Jakarta, Selasa (22/8/2017).

Enny melanjutkan, pihaknya pertama kali memfasilitasi untuk pameran Anuga pada tahun 2015, dengan membangun Paviliun Indonesia seluas 114,50 meter persegi. Saat itu, 15 perusahaan makanan dan minuman lokal mempromosikan berbagai produk seperti olahan ikan, makanan ringan, teh, kopi, minuman ringan, produk coklat olahan, tepung premix dan bahan makanan organik.

"Di Anuga 2017 ini, Paviliun Indonesia akan menempati hall 1 seluas 152 meter persegi dengan kategori Fine Food, yang diikuti sebanyak 17 perusahaan makanan dan minuman. Melihat besarnya peluang tahun lalu, target potential buyer tahun ini diharapkan dapat lebih dari USD3 juta dan transaksi on the spot mencapai USD12 juta," tuturnya.

Sementara pada Anuga 2015, Paviliun Indonesia dapat membukukan potensial transaksi sebesar USD2.444.700 dan transaksi on the spot sebesar USD11.642.000.

Enny menuturkan, dengan berkembang pesatnya pasar produk halal di Eropa, produk halal Indonesia mampu mendapat pasar tersendiri dan sanggup bersaing dengan produk dari Benua Biru.

"Untuk itu, pameran ini menjadi ajang membuka wawasan bahwa industri makanan di Indonesia telah memenuhi syarat terhadap mutu, keamanan pangan ataupun sertifikat yang harus dipenuhi di pasar internasional," jelasnya.

Sebagai pameran makanan dan minuman tingkat internasional yang akan dikunjungi 160.000 orang dari 190 negara berbagai penjuru dunia, diharapkan Anuga bisa membuka peluang pasar ekspor non tradisional seperti di negara-negara kawasan Amerika Utara, Tengah dan Selatan, Eropa Utara, Tengah dan Timur, Afrika, serta Timur Tengah.

Kepala Divisi Pameran di Kamar Dagang lndonesia-Jerman (EKOID) Prieta Perthantri mengatakan, manfaat keikutsertaan Indonesia dalam pameran Anuga adalah memperkenalkan produk Indonesia di Eropa dan dunia.

"Jerman dapat menjadi pintu gerbang untuk tujuan ekspor di Eropa sendiri. Kami mengharapkan pelaku industri dapat berkunjung ke Anuga karena selain dapat melihat produk produk terbaru yang ditawarkan para peserta pameran, pengunjung juga dapat mengikuti berbagai acara dan seminar yang dladakan pada pelaksanaan Anuga," ujarnya

Prieta melanjutkan, dalam kapasitasnya sebagai perwakilan penyelenggara Anuga di Indonesia, di tahun 2017 tingkat kepesertaan perusahaan Indonesia cukup memuaskan. "Ada peningkatan jumlah permintaan dari Indonesia untuk partisipasi di Anuga, meskipun ada beberapa perusahaan yang belum mendapatkan lokasi. Hal ini dikarenakan jumlah permintaan untuk partisipasi jauh Iebih besar dibandingkan jumlah lahan yang tersedia untuk pameran Anuga," ungkapnya.

Kemenperin mencatat, industri makanan dan minuman nasional tumbuh sebesar 7,19% pada triwulan II tahun 2017. Capaian tersebut turut beperan dalam kontribusi manufaktur andalan ini terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri non-migas yang mencapai 34,42% atau tertinggi dibandingkan sektor lainnya.

Nilai ekspor produk makanan dan minuman termasuk minyak kelapa sawit pada Januari-Juni 2017 mencapai USD15,4 miliar. Kinerja ini mengalami neraca perdagangan yang positif bila dibandingkan dengan impor produk makanan dan minuman pada periode yang sama sebesar USD4,8 miliar.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1050 seconds (0.1#10.140)