Langkah-langkah BI dalam Salurkan Kredit untuk Masyarakat
A
A
A
JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Wardjio mengungkapkan, Bank Indonesia telah menyiapkan langkah-langkah untuk dapat mendorong kredit. Hal ini karena suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate telah turun 25 bps menjadi 4,5%.
Perry mengungkapkan, memang tahun ini pertumbuhan kredit tidak besar. Namun di tahun 2018, diharapkan bisa lebih tinggi dengan memperhatikan beberapa faktor.
"Pertama penurunan suku bunga. Ini diharapkan bisa menurunkan suku bunga di bank baik deposito ataupun kredit," kata dia di Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (22/8/2017).
Kedua, BI sudah putuskan tidak hanya BI overnight saja tapi juga instrumen yang lain akan menurun. Struktur suku bunga bahkan yang dalam bentuk jangka panjang, penurunannya bisa lebih besar. "Maka akan memaksa perbankan salurkan kredit dengan likuiditas yang ada," imbuhnya.
Ketiga, kebijakan makroprudensial yang lebih difokuskan, yakni terus berkoordinasi dengan pihak terkait mengenai, misalnya kebijakan LTV spesial. Selain itu, pihaknya juga akan mendorong bagaimana bank membiayai perekonomian bukan hanya kredit juga sekuritas dari sisi pembiayaan ekonomi.
"Kemungkinan perlu kami kaji loan to value, bisa saja kami masukkan tidak hanya loan tapi juga financing dalam bentuk koordinasi," katanya.
Kemudian yang keempat, tetap melakukan koordinasi dengan pemerintah untuk konsultasi perbankan sehingga bank lebih siap untuk bisa menyalurkan kredit.
"Dengan demikian kami yakin pertumbuhan ekonomi bisa 5%-5,4% dan 5,1%-5,5% di 2018 dengan policy yang ada," pungkasnya.
Perry mengungkapkan, memang tahun ini pertumbuhan kredit tidak besar. Namun di tahun 2018, diharapkan bisa lebih tinggi dengan memperhatikan beberapa faktor.
"Pertama penurunan suku bunga. Ini diharapkan bisa menurunkan suku bunga di bank baik deposito ataupun kredit," kata dia di Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (22/8/2017).
Kedua, BI sudah putuskan tidak hanya BI overnight saja tapi juga instrumen yang lain akan menurun. Struktur suku bunga bahkan yang dalam bentuk jangka panjang, penurunannya bisa lebih besar. "Maka akan memaksa perbankan salurkan kredit dengan likuiditas yang ada," imbuhnya.
Ketiga, kebijakan makroprudensial yang lebih difokuskan, yakni terus berkoordinasi dengan pihak terkait mengenai, misalnya kebijakan LTV spesial. Selain itu, pihaknya juga akan mendorong bagaimana bank membiayai perekonomian bukan hanya kredit juga sekuritas dari sisi pembiayaan ekonomi.
"Kemungkinan perlu kami kaji loan to value, bisa saja kami masukkan tidak hanya loan tapi juga financing dalam bentuk koordinasi," katanya.
Kemudian yang keempat, tetap melakukan koordinasi dengan pemerintah untuk konsultasi perbankan sehingga bank lebih siap untuk bisa menyalurkan kredit.
"Dengan demikian kami yakin pertumbuhan ekonomi bisa 5%-5,4% dan 5,1%-5,5% di 2018 dengan policy yang ada," pungkasnya.
(ven)