Pegadaian Akan Terbitkan Obligasi Lagi di Akhir Tahun
A
A
A
JAKARTA - PT Pegadaian (Persero) siap menerbitkan surat utang atau obligasi dengan target perolehan dana maksimum sebesar Rp2,5 triliun dalam rangka memperkuat modal kerja. Plt. Direktur Utama Pegadaian, Harianto Widodo mengatakan bahwa dana yang diperoleh dari emisi obligasi itu sekitar 42% untuk memperkuat modal kerja, sisanya 58 % untuk pelunasan atau penurunan pinjaman sebagian utang bank.
"Strategi ini menjadi salah satu pilihan perseroan memperkuat modal kerja untuk mendukung pembiayaan jangka panjang," ujar Harianto dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (29/8/2017).
Dia mengatakan bahwa penerbitan obligasi sebesar Rp 2,5 triliun itu merupakan bagian dari penawaran umum obligasi berkelanjutan (PUB) III dengan target perolehan dana sebesar Rp6 triliun. "Nanti jika pasarnya bagus maka terbuka kemungkinan untuk kembali menerbitkan obligasi lagi pada akhir tahun ini atau tahun berikutnya," katanya.
Sementara Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Pegadaian, Teguh Wahyono mengatakan obligasi yang diterbitkan perseroan itu merupakan tahap I, yang terbagi dalam tiga seri, yakni seri A dengan kisaran kupon ditawarkan 6,45-6,95 % bertenor 370 hari, seri B di kisaran 7,25-7,75 % dengan tenor 3 tahun, dan seri C di kisaran 7,45-7,95 % bertenor 5 tahun.
"Obligasi Pegadaian Tahap I itu memiliki peringkat triple A (idAAA) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Dengan peringkat itu berarti Pegadaian mempunyai kemampuan lebih baik untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang dibandingkan obligor lainnya," kata Teguh dalam kesempatan sama.
Lebih lanjut dia mengatakan penilaian itu berdasarkan data dan informasi perusahaan serta laporan keuangan audit tahun buku 2016. Tercatat, Pegadaian membukukan pendapatan sebesar Rp 6,69 triliun, dengan laba bersih sebesar Rp 2,21 triliun pada 2016. Sementara laporan keuangan per Juni 2017, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 5,09 triliun, dan laba bersih sebesar Rp 1,16 triliun.
Dalam aksi korporasi itu, Pegadaian menunjuk Bahana Sekuritas, BNI Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Proses book building dilakukan pada 29 Agustus 2017 dan persero menargetkan mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 20 September 2017.
Sementara itu, penawaran umum dari obligasi ini akan dilakukan pada 25-28 September 2017 dan ditargetkan pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 4 Oktober 2017 mendatang. Sambung dia menambahkan, Peringkat tripel A merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Pefindo. Dengan peringkat tersebut berarti Pegadaian mempunyai kemampuan lebih baik (superior) untuk memenuhi keuangan jangka panjang dibandingkan obligor lainnya.
“Dengan struktur modal yang kuat dan biaya modal yang lebih efisien diharapkan kedepan Pegadaian dapat memberikan layanan yang lebih baik. Selain itu juga dapat memperluas jangkauan pelayanan kepada masyarakat yang lebih luas, sebab biaya ekspansi juga cukup tinggi,” pungkasnya.
"Strategi ini menjadi salah satu pilihan perseroan memperkuat modal kerja untuk mendukung pembiayaan jangka panjang," ujar Harianto dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (29/8/2017).
Dia mengatakan bahwa penerbitan obligasi sebesar Rp 2,5 triliun itu merupakan bagian dari penawaran umum obligasi berkelanjutan (PUB) III dengan target perolehan dana sebesar Rp6 triliun. "Nanti jika pasarnya bagus maka terbuka kemungkinan untuk kembali menerbitkan obligasi lagi pada akhir tahun ini atau tahun berikutnya," katanya.
Sementara Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Pegadaian, Teguh Wahyono mengatakan obligasi yang diterbitkan perseroan itu merupakan tahap I, yang terbagi dalam tiga seri, yakni seri A dengan kisaran kupon ditawarkan 6,45-6,95 % bertenor 370 hari, seri B di kisaran 7,25-7,75 % dengan tenor 3 tahun, dan seri C di kisaran 7,45-7,95 % bertenor 5 tahun.
"Obligasi Pegadaian Tahap I itu memiliki peringkat triple A (idAAA) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Dengan peringkat itu berarti Pegadaian mempunyai kemampuan lebih baik untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang dibandingkan obligor lainnya," kata Teguh dalam kesempatan sama.
Lebih lanjut dia mengatakan penilaian itu berdasarkan data dan informasi perusahaan serta laporan keuangan audit tahun buku 2016. Tercatat, Pegadaian membukukan pendapatan sebesar Rp 6,69 triliun, dengan laba bersih sebesar Rp 2,21 triliun pada 2016. Sementara laporan keuangan per Juni 2017, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 5,09 triliun, dan laba bersih sebesar Rp 1,16 triliun.
Dalam aksi korporasi itu, Pegadaian menunjuk Bahana Sekuritas, BNI Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Proses book building dilakukan pada 29 Agustus 2017 dan persero menargetkan mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 20 September 2017.
Sementara itu, penawaran umum dari obligasi ini akan dilakukan pada 25-28 September 2017 dan ditargetkan pencatatan di Bursa Efek Indonesia pada 4 Oktober 2017 mendatang. Sambung dia menambahkan, Peringkat tripel A merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Pefindo. Dengan peringkat tersebut berarti Pegadaian mempunyai kemampuan lebih baik (superior) untuk memenuhi keuangan jangka panjang dibandingkan obligor lainnya.
“Dengan struktur modal yang kuat dan biaya modal yang lebih efisien diharapkan kedepan Pegadaian dapat memberikan layanan yang lebih baik. Selain itu juga dapat memperluas jangkauan pelayanan kepada masyarakat yang lebih luas, sebab biaya ekspansi juga cukup tinggi,” pungkasnya.
(akr)