Benih Tembakau Potensi Ekspor Baru Indonesia

Jum'at, 08 September 2017 - 22:05 WIB
Benih Tembakau Potensi...
Benih Tembakau Potensi Ekspor Baru Indonesia
A A A
LOMBOK - Posisi Indonesia sebagai kantong tembakau dunia semakin diperhitungkan. Selain mampu memberikan suplai daun tembakau terbaik, para petani di Lombok, Nusa Tenggara Barat, sudah mampu menjadi produsen benih tembakau virginia hibrida pertama di tingkat ASEAN.

Pelatih Training Farm Virginia Lombok, Kuswanto menuturkan, produksi benih tembakau selama ini hanya ada di Amerika Serikat (AS). Setelah mengembangkan benih hibrida, Indonesia menjadi negara pertama di Asia yang mampu menciptakannya.

"Kemampuan produksi benih cukup untuk semua ladang tembakau di Indonesia. Bahkan kami sudah ekspor ke berbagai negara," ujar Kuswanto, Jumat (8/9/2017).

Jenis bibit ini, lanjutnya, memiliki produktifitas yang tinggi. Daun tembakau yang dihasilkan pun lebar dengan ukuran dan jumlah yang sama. Kondisi itu tentu menambah penghasilan petani tembakau di Indonesia.

"Total kebutuhan benih untuk semua ladang petani tembakau di Indonesia hanya 200 kilogram (kg). Jumlah itu bisa dipenuhi, bahkan produksi kami sudah lebih banyak," jelasnya.

Tahun lalu saja, katanya, benih tembakau yang diproduksi mencapai 150 kg. Dari jumlah tersebut, sekitar 40 kg benih diekspor ke berbagai negara di Afrika. Untuk tahun ini, produksi benih ditargetkan bisa menembus 400 kg. Pasalnya, skala keekonomian produksi benih sebenarnya baru tercapai jika produksi mencapai 400 kg.

"Untuk harganya per kg sekitar Rp50 juta. Harga itu jauh lebih murah daripada impor dari AS," ucapnya. Bagi petani, katanya, mereka juga tidak perlu merogoh kocek lebih dalam. Sebab, untuk menanam satu hektare lahan hanya butuh 7-8 gram saja atau sekitar Rp400 ribu.

Di daerah yang menjadi kantong tembakau memang tidak semuanya mengunakan benih hibrida. Penggunaan benih hibrida di Indonesia baru 70% saja.

"Di Lombok saja pemakaian benih virginia hibrida masih 69 kg, tapi tahun depan akan naik menjadi 105 kg dan tahun depannya lagi menjadi 160 kg," jelasnya.

Pembuatan bibit tembakau sendiri dilakukan PT Benih Mas Indonesia di Training Farm Virginia Lombok di Lombok Tengah. Training Farm tersebut dikelola oleh Benih Mas dan PT Sadhana Arifnusa. Sadhana merupakan salah satu pemasok tembakau HM Sampoerna Tbk yang menjalin kemitraan dengan para petani.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti menuturkan, jalur perdagangan tembakau sekarang sudah lebih baik. Kalau dulu banyak petani yang merugi, kini mulai untuk dengan adanya kemitraan serta tak menjual tembakau ke tengkulak.

Terkait dengan regulasi impor, katanya, semua ini sudah dibahas di tingkat kementerian. Semua ini merupakan suatu ketentuan termasuk nanti dalam pelarangan terbatas. "Kita juga tidak mau industri yang sudah ada ini akan mati. Dengan demikian kita akan kekurangan bahan baku," jelasnya.

Dengan pasokan tembakau yang cukup, ini membuat kebutuhan dalam negeri aman. Pihaknya juga mendukung kemitraaan yang terpadu. "Kami juga akan menjaga industri nasional ini agar tetap eksis," ucapnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0633 seconds (0.1#10.140)