Aset Dana Pensiun Masuk 3 Besar Industri Keuangan Non Bank
A
A
A
JAKARTA - Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ihsanuddin menyatakan, aset dana pensiun masuk tiga besar industri keuangan non bank. Menurut Ihsanuddin, sektor asuransi merupakan yang dominan. Aset asuransi mencapai lebih dari Rp1.000 triliun. Kemudian perusahaan pembiayaan atau multifinance yang rata-rata per tahunnya mencapai di atas Rp500 triliun.
"Sedangkan untuk dana pensiun sekitar Rp250 triliun. Jadi aset dana pensiun masuk tiga besar di industri keuangan non bank," ungkapnya di Jakarta, Rabu (20/9/2017).
Menariknya, aset dana pensiun lebih di atas dari industri pegadaian. Selanjutnya lembaga keuangan khusus yang melakukan misi pemerintah, seperti Lembaga Keuangan Mikro, Penjaminan Indonesia Ekspor, Penjaminan Kredit, perusahaan penjaminan infrastruktur, dan lain-lain.
Dengan masuknya aset dana pensiun dalam tiga besar industri keuangan non bank, OJK mengharapkan aset dapen bisa lebih meningkat lagi di masa depan. Namun untuk meningkatkan aset pensiun tidaklah mudah.
"Untuk meningkatkan aset mau tidak mau, tergantung pemberi kerja dana pensiun. Contohnya perusahaan A yang pendiri. Maka untuk menaikkan asetnya, ya memberikan suntikan dana," kata dia.
Sedangkan bank, masih kata Ihsanunddin, asetnya bertambah cepet, karena ada dana masyarakat. Semakin banyak dana masyarakat maka asetnya langsung melejit. Begitu juga pembiayaan, kalau banyak pembiayaan maka asetnya besar.
"Kalau dana pensiun tidak seperti itu dan tidak melakukan bisnis pembiayaan. Sehingga ivestasi itu tidak bisa ditambah tanpa adanya tambahan iuran dari peserta dan lain-lain. Jadi kalau tambah peserta maka investasi meningkat," terangnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Dana Pensiun Indoensia (ADPI), Suheri berharap para pengelola maupun peserta dapen lebih profesional untuk memacu performa, agar mereka bisa selalu menghasilkan yang terbaik untuk dana pensiunnya.
"Kami harapakan setiap anggota kita termotivasi untuk terus meningkatkan kemampuan penggunaan dana pensiunnya. Kami juga ingin mereka kian profesional. Sehingga cara mengelola dana pensiunnya juga bagus," pungkas dia.
"Sedangkan untuk dana pensiun sekitar Rp250 triliun. Jadi aset dana pensiun masuk tiga besar di industri keuangan non bank," ungkapnya di Jakarta, Rabu (20/9/2017).
Menariknya, aset dana pensiun lebih di atas dari industri pegadaian. Selanjutnya lembaga keuangan khusus yang melakukan misi pemerintah, seperti Lembaga Keuangan Mikro, Penjaminan Indonesia Ekspor, Penjaminan Kredit, perusahaan penjaminan infrastruktur, dan lain-lain.
Dengan masuknya aset dana pensiun dalam tiga besar industri keuangan non bank, OJK mengharapkan aset dapen bisa lebih meningkat lagi di masa depan. Namun untuk meningkatkan aset pensiun tidaklah mudah.
"Untuk meningkatkan aset mau tidak mau, tergantung pemberi kerja dana pensiun. Contohnya perusahaan A yang pendiri. Maka untuk menaikkan asetnya, ya memberikan suntikan dana," kata dia.
Sedangkan bank, masih kata Ihsanunddin, asetnya bertambah cepet, karena ada dana masyarakat. Semakin banyak dana masyarakat maka asetnya langsung melejit. Begitu juga pembiayaan, kalau banyak pembiayaan maka asetnya besar.
"Kalau dana pensiun tidak seperti itu dan tidak melakukan bisnis pembiayaan. Sehingga ivestasi itu tidak bisa ditambah tanpa adanya tambahan iuran dari peserta dan lain-lain. Jadi kalau tambah peserta maka investasi meningkat," terangnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Dana Pensiun Indoensia (ADPI), Suheri berharap para pengelola maupun peserta dapen lebih profesional untuk memacu performa, agar mereka bisa selalu menghasilkan yang terbaik untuk dana pensiunnya.
"Kami harapakan setiap anggota kita termotivasi untuk terus meningkatkan kemampuan penggunaan dana pensiunnya. Kami juga ingin mereka kian profesional. Sehingga cara mengelola dana pensiunnya juga bagus," pungkas dia.
(ven)