Infrastruktur Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Digarap 2018
Senin, 25 September 2017 - 20:25 WIB
Infrastruktur Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Digarap 2018
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan pembangunan infrastruktur kereta api cepat Jakarta-Surabaya dimulai tahun 2018. Rencananya pembangunan kereta ini berada di jalur eksisting alias jalur yang sudah ada.
"Kita maunya 2018 sudah mulai pembangunan infrastrukturnya. Artinya intensif menyelesaikan lintasan ganda," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Jakarta, Senin (25/9/2017).
Budi Karya menyatakan, nantinya yang staging area alias strategis yang digarap lebih dulu adalah area Jakarta-Semarang. Pasalnya, diantara jalur Jakarta-Surabaya, permasalahan paling banyak berada di Jakarta-Semarang.
"Harapan kita bersama bahwa Semarang tidak semerawut lagi. Juga Bekasi tidak crossing lagi yang akhirnya termasuk Surabaya tidak ada crossing juga," tandasnya.
Budi Karya menjelaskan, beberapa masalah yang dihadapi dalam pembangunan kereta cepat ini, selain biaya juga terkait pada dua pilihan: antara membangun lintasan baru atau lintasan eksisting alias yang sudah ada.
Budi Karya mengatakan, bila memilih jalur eksisting memang lebih hemat, hanya saja perlu menyelesaikan beberapa kendala. Diantaranya masalah elevated dan lintasan di beberapa kota.
Hanya, kata Budi Karya, kalau pun memilih eksisting yang ada lebih hemat. Hanya perlu menyelesaikan beberapa masalah. Diantaranya, masalah elevated dan lintasan di beberapa kota.
"Jadi alternatif satu saja, elevatednya sekira 130 kilometer. Setiap kota, ada sedikitnya satu elevated dan akan kita selesaikan. Kita sedang memikirkan jalur Jakarta-Semarang karena ini biayanya separuh dari total investasi," pungkas dia.
"Kita maunya 2018 sudah mulai pembangunan infrastrukturnya. Artinya intensif menyelesaikan lintasan ganda," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Jakarta, Senin (25/9/2017).
Budi Karya menyatakan, nantinya yang staging area alias strategis yang digarap lebih dulu adalah area Jakarta-Semarang. Pasalnya, diantara jalur Jakarta-Surabaya, permasalahan paling banyak berada di Jakarta-Semarang.
"Harapan kita bersama bahwa Semarang tidak semerawut lagi. Juga Bekasi tidak crossing lagi yang akhirnya termasuk Surabaya tidak ada crossing juga," tandasnya.
Budi Karya menjelaskan, beberapa masalah yang dihadapi dalam pembangunan kereta cepat ini, selain biaya juga terkait pada dua pilihan: antara membangun lintasan baru atau lintasan eksisting alias yang sudah ada.
Budi Karya mengatakan, bila memilih jalur eksisting memang lebih hemat, hanya saja perlu menyelesaikan beberapa kendala. Diantaranya masalah elevated dan lintasan di beberapa kota.
Hanya, kata Budi Karya, kalau pun memilih eksisting yang ada lebih hemat. Hanya perlu menyelesaikan beberapa masalah. Diantaranya, masalah elevated dan lintasan di beberapa kota.
"Jadi alternatif satu saja, elevatednya sekira 130 kilometer. Setiap kota, ada sedikitnya satu elevated dan akan kita selesaikan. Kita sedang memikirkan jalur Jakarta-Semarang karena ini biayanya separuh dari total investasi," pungkas dia.
(ven)
