Industri Furnitur Tingkatkan Investasi di Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Pameran komponen dan aksesoris manufaktur furnitur di Indonesia, the International Furniture Manufacturing Components Exhibition (IFMAC) dan Woodworking Machinery Exhibition (WOODMAC) ke-6 resmi dibuka hari ini dan akan berlangsung selama 4 hari hingga 30 September 2017 di Hall B dan C, Jakarta International Expo (JIEXPO) Kemayoran.
Berbagai inovasi produk terbaik, mesin mutakhir, aksesoris dan komponen penting untuk memproduksi furnitur berkualitas tinggi akan dihadirkan sebagai sarana yang paling diminati bagi pelaku industri lokal dan internasional.
"Minat perusahaan luar negeri untuk berpartisipasi pada pameran IFMAC WOODMAC memperlihatkan tren yang terus meningkat. Hal ini seiring dengan meningkatnya permintaan dalam negeri akan furnitur berkualitas yang mencerminkan pertumbuhan properti di Indonesia," ujar Direktur PT Wahana Kemalaniaga Makmur (WAKENI) Rini Sumardi dalam siaran persnya, Rabu (27/8/2017).
Di lain sisi, pengusaha lokal terus berupaya untuk meningkatkan proses produksi mereka dengan memanfaatkan inovasi-inovasi canggih untuk memenuhi permintaan akan gaya dan tren, ekspektasi layanan yang lebih cepat dan produksi yang lebih baik.
Potensi industri mebel dan kerajinan indonesia saat ini terdiri dari 3.500 unit usaha terdaftar sebagai eksportir resmi yang tergabung di HIMKI yang tersebar di basis-basis industri di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi dengan realisasi ekspor nasional USD2,6 miliar yang terdiri dari USD1,6 miliar mebel dan USD800 juta kerajinan home decor.
Wakil Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur, berpendapat bahwa setidaknya ada 10 langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan daya saing industri furniture Indonesia.
"Salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah peremajaan alat dan teknologi produksi. Peralatan produksi dimaksud yaitu teknologi tepat guna terbaru yang dibutuhkan pelaku industri dengan spek yang sesuai kebutuhan dan canggih, agar bisa menopang terjadinya akselerasi dan efisiensi proses," katanya.
Diikuti oleh 298 peserta pameran, yang meliputi lebih dari 20 negara, IFMAC & WOODMAC 2017 kembali menarik perusahaan-perusahaan yang merupakan pemimpin di pasar pembuatan dan permesinan furnitur. Produsen dan penyedia solusi serta eksportir mesin pembuatan furnitur dan peralatan pemrosesan kerajinan kayu dari Jerman, Italia, China, Jepang, dan Amerika Serikat dari berbagai penjuru dunia akan hadir. Begitupun produsen-produsen dari negara-negara lain seperti, Taiwan, Austria, Spanyol, Korea Selatan dan Turki juga akan mengambil bagian pada pameran tersebut.
Industri furnitur dan kerajinan kayu Indonesia saat ini menyerap lebih dari 500.000 tenaga kerja langsung di pabrik-pabrik serta 2,5 juta tenaga kerja tidak langsung yang merupakan pekerja outsourcing dan tenaga tidak langsung dari pekerja supporting industri terkait yang menjadi tulang punggung dan menjadi salah satu bantalan ekonomi nasional yang teruji kuat.
Asumsi setiap pertumbuhan ekspor USD1 miliar berpotensi dapat menciptakan 400.000-500.000 lapangan kerja baru terutama yang bergender laki-laki.
Berbagai inovasi produk terbaik, mesin mutakhir, aksesoris dan komponen penting untuk memproduksi furnitur berkualitas tinggi akan dihadirkan sebagai sarana yang paling diminati bagi pelaku industri lokal dan internasional.
"Minat perusahaan luar negeri untuk berpartisipasi pada pameran IFMAC WOODMAC memperlihatkan tren yang terus meningkat. Hal ini seiring dengan meningkatnya permintaan dalam negeri akan furnitur berkualitas yang mencerminkan pertumbuhan properti di Indonesia," ujar Direktur PT Wahana Kemalaniaga Makmur (WAKENI) Rini Sumardi dalam siaran persnya, Rabu (27/8/2017).
Di lain sisi, pengusaha lokal terus berupaya untuk meningkatkan proses produksi mereka dengan memanfaatkan inovasi-inovasi canggih untuk memenuhi permintaan akan gaya dan tren, ekspektasi layanan yang lebih cepat dan produksi yang lebih baik.
Potensi industri mebel dan kerajinan indonesia saat ini terdiri dari 3.500 unit usaha terdaftar sebagai eksportir resmi yang tergabung di HIMKI yang tersebar di basis-basis industri di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi dengan realisasi ekspor nasional USD2,6 miliar yang terdiri dari USD1,6 miliar mebel dan USD800 juta kerajinan home decor.
Wakil Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur, berpendapat bahwa setidaknya ada 10 langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan daya saing industri furniture Indonesia.
"Salah satu langkah yang perlu dilakukan adalah peremajaan alat dan teknologi produksi. Peralatan produksi dimaksud yaitu teknologi tepat guna terbaru yang dibutuhkan pelaku industri dengan spek yang sesuai kebutuhan dan canggih, agar bisa menopang terjadinya akselerasi dan efisiensi proses," katanya.
Diikuti oleh 298 peserta pameran, yang meliputi lebih dari 20 negara, IFMAC & WOODMAC 2017 kembali menarik perusahaan-perusahaan yang merupakan pemimpin di pasar pembuatan dan permesinan furnitur. Produsen dan penyedia solusi serta eksportir mesin pembuatan furnitur dan peralatan pemrosesan kerajinan kayu dari Jerman, Italia, China, Jepang, dan Amerika Serikat dari berbagai penjuru dunia akan hadir. Begitupun produsen-produsen dari negara-negara lain seperti, Taiwan, Austria, Spanyol, Korea Selatan dan Turki juga akan mengambil bagian pada pameran tersebut.
Industri furnitur dan kerajinan kayu Indonesia saat ini menyerap lebih dari 500.000 tenaga kerja langsung di pabrik-pabrik serta 2,5 juta tenaga kerja tidak langsung yang merupakan pekerja outsourcing dan tenaga tidak langsung dari pekerja supporting industri terkait yang menjadi tulang punggung dan menjadi salah satu bantalan ekonomi nasional yang teruji kuat.
Asumsi setiap pertumbuhan ekspor USD1 miliar berpotensi dapat menciptakan 400.000-500.000 lapangan kerja baru terutama yang bergender laki-laki.
(ven)