Penyaluran Kredit UKM Bank BRI Terus Melonjak
A
A
A
SOLO - Jumlah serapan kredit usaha kecil dan menengah (UKM) melalui Bank BRI Cabang Solo Sudirman sangat menggembirakan. Hingga September 2017 lalu, jumlah kredit UKM mencapai Rp680 miliar.
Pimpinan Cabang BRI Solo Sudirman A. Andy Sulistyo mengatakan, sesuai kebijakan kredit dari Bank BRI sesuai portofolio sebanyak 80% di antaranya diperuntukkan bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Penyaluran kredit sangat menggembirakan karena telah mencapai 90%.
Sampai September lalu nilainya telah mencapai Rp680 miliar. Nilai sebesar itu terserap oleh 1.284 UKM. Sedangkan di periode yang sama tahun lalu, penyaluran tercatat hanya 358 UKM. “Kami sampai kewalahan karena meningkatannya luar biasa,” ungkap Andy Sulistyo di Solo, Jawa Tengah, Selasa (10/10).
Dengan permintaan kredit yang melonjak tajam, menunjukkan sektor UKM sangat bergeliat di tengah tudingan melambatnya kondisi ekonomi. Hal itu diakui tak lepas dari konsen pemerintah terhadap sektor UMKM yang secara periodik terus terangkat.
Dari total kredit yang disalurkan sejauh ini, serapan terbesar dari sektor perdagangan. Terlebih non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah hanya 2,8% atau di level terkendali. Pihaknya terus melakukan monitoring setiap saat agar NPL dapat ditekan.
Kredit UKM yang disediakan plafonnya mulai Rp50 juta hingga 3,5 miliar. Melalui pendekatan di rumah kreatif BUMN (RKB), pihaknya telah mendapatkan 71.000 member UMKM. Sehingga untuk penyaluran kredit, pihaknya dapat melalui komunitas komunitas yang ada di RKB. Jika UKM yang bersangkutan belum berbankir, maka dapat ditindaklanjuti.
Pihaknya juga menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) ritel dengan plafon Rp25-500 juta. Sedangkan KUR mikro plafonnya kredit maksimal hanya sampai Rp25 juta. Kredit yang disalurkan melalui KUR ritel tercatat telah mencapai Rp33,5 miliar. Bagi UMK yang belum bankable, KUR lebih menguntungkan karena bunganya lebih ringan dan persyaratannya lebih mudah. UKM yang telah menjalankan usaha minimal enam bulan bisa mengajukan kredit KUR.
Pimpinan Cabang BRI Solo Sudirman A. Andy Sulistyo mengatakan, sesuai kebijakan kredit dari Bank BRI sesuai portofolio sebanyak 80% di antaranya diperuntukkan bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Penyaluran kredit sangat menggembirakan karena telah mencapai 90%.
Sampai September lalu nilainya telah mencapai Rp680 miliar. Nilai sebesar itu terserap oleh 1.284 UKM. Sedangkan di periode yang sama tahun lalu, penyaluran tercatat hanya 358 UKM. “Kami sampai kewalahan karena meningkatannya luar biasa,” ungkap Andy Sulistyo di Solo, Jawa Tengah, Selasa (10/10).
Dengan permintaan kredit yang melonjak tajam, menunjukkan sektor UKM sangat bergeliat di tengah tudingan melambatnya kondisi ekonomi. Hal itu diakui tak lepas dari konsen pemerintah terhadap sektor UMKM yang secara periodik terus terangkat.
Dari total kredit yang disalurkan sejauh ini, serapan terbesar dari sektor perdagangan. Terlebih non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah hanya 2,8% atau di level terkendali. Pihaknya terus melakukan monitoring setiap saat agar NPL dapat ditekan.
Kredit UKM yang disediakan plafonnya mulai Rp50 juta hingga 3,5 miliar. Melalui pendekatan di rumah kreatif BUMN (RKB), pihaknya telah mendapatkan 71.000 member UMKM. Sehingga untuk penyaluran kredit, pihaknya dapat melalui komunitas komunitas yang ada di RKB. Jika UKM yang bersangkutan belum berbankir, maka dapat ditindaklanjuti.
Pihaknya juga menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) ritel dengan plafon Rp25-500 juta. Sedangkan KUR mikro plafonnya kredit maksimal hanya sampai Rp25 juta. Kredit yang disalurkan melalui KUR ritel tercatat telah mencapai Rp33,5 miliar. Bagi UMK yang belum bankable, KUR lebih menguntungkan karena bunganya lebih ringan dan persyaratannya lebih mudah. UKM yang telah menjalankan usaha minimal enam bulan bisa mengajukan kredit KUR.
(akr)