Harga Minyak Turun Akibat Meningkatnya Persediaan Minyak AS
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mereda pada hari Kamis (12/10/2017) karena persediaan bahan bakar Amerika Serikat terus meningkat meski ada upaya OPEC untuk mengurangi produksi dan memperketat pasar.
Mengutip dari Reuters, harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan turun 22 sen atau 0,4% pada level USD51,08 per barel pada pukul 00:14 GMT. Begitu pula harga minyak mentah berjangka Brent International yang turun 29 sen atau 0,5% pada level USD56,65 per USD.
Sejak tahun 2017 ini, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya, Rusia telah tarik menarik dengan Amerika Serikat soal pemangkasan produksi sebesar 1,8 juta barel per hari (bpd) untuk menopang harga.
Sejauh ini, ksepakatan yang dipimpin OPEC telah membantu mengangkat minyak dari kisaran USD30-USD40 per barel pada akhir 2016 dan awal 2017, menjadi sekitar USD50 per barel.
Namun para analis meminta OPEC tidak gembira dulu karena pasokan minyak selama dua tahun terakhir sangat besar. Apalagi Amerika Serikat terus menerus meningkatkan produksi minyaknya sehingga cukup untuk mengantisipasi pemotongan produksi oleh OPEC.
Data inventaris American Petroleum Institute (API) melansir stok minyak mentah AS pada Kamis ini naik 3,1 juta barel menjadi 468,5 juta barel. Dengan persediaan tinggi yang sedang berlangsung, para analis memperkirakan OPEC akan memperpanjang pemotongannya hingga 2018.
Jeff Brown, presiden konsultan energi minyak FGE mengatakan pada Reuters bahwa harga minyak kemungkinan akan tetap terikat pada 2018 dan 2019 karena produksi dan persediaan bahan bakar masih sedang berlangsung.
"Saya tidak melihat alasan dengan memangkas produksi maka harga tinggi seperti sekarang. Karena kita tidak bisa memastikan apakah harga minyak tahun 2018 akan naik atau turun, begitu pula di tahun 2019," kata Brown di Singapura.
Mengutip dari Reuters, harga minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan turun 22 sen atau 0,4% pada level USD51,08 per barel pada pukul 00:14 GMT. Begitu pula harga minyak mentah berjangka Brent International yang turun 29 sen atau 0,5% pada level USD56,65 per USD.
Sejak tahun 2017 ini, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen lainnya, Rusia telah tarik menarik dengan Amerika Serikat soal pemangkasan produksi sebesar 1,8 juta barel per hari (bpd) untuk menopang harga.
Sejauh ini, ksepakatan yang dipimpin OPEC telah membantu mengangkat minyak dari kisaran USD30-USD40 per barel pada akhir 2016 dan awal 2017, menjadi sekitar USD50 per barel.
Namun para analis meminta OPEC tidak gembira dulu karena pasokan minyak selama dua tahun terakhir sangat besar. Apalagi Amerika Serikat terus menerus meningkatkan produksi minyaknya sehingga cukup untuk mengantisipasi pemotongan produksi oleh OPEC.
Data inventaris American Petroleum Institute (API) melansir stok minyak mentah AS pada Kamis ini naik 3,1 juta barel menjadi 468,5 juta barel. Dengan persediaan tinggi yang sedang berlangsung, para analis memperkirakan OPEC akan memperpanjang pemotongannya hingga 2018.
Jeff Brown, presiden konsultan energi minyak FGE mengatakan pada Reuters bahwa harga minyak kemungkinan akan tetap terikat pada 2018 dan 2019 karena produksi dan persediaan bahan bakar masih sedang berlangsung.
"Saya tidak melihat alasan dengan memangkas produksi maka harga tinggi seperti sekarang. Karena kita tidak bisa memastikan apakah harga minyak tahun 2018 akan naik atau turun, begitu pula di tahun 2019," kata Brown di Singapura.
(ven)