Mengetahui Isi Kepala Perempuan dan Tas Belanjaan
A
A
A
MICHAEL Davis Kors selalu mengetahui isi kepala perempuan dan isi tas belanjaan. Itu yang mengantarkannya sebagai desainer berkelas dunia.
"Sebagai desainer, hal terpenting adalah mengetahui apa yang pelanggan inginkan," ujar Kors dilansir Elle. "Baju khusus untuk perempuan yang saya ciptakan selalu glamor dan menarik," ungkapnya.
Itulah menjadi kunci kesuksesan Kors dalam industri fashion yang digelutinya. Dia selalu membalut semua baju desainnya dengan kemewahan. "Saya juga membuat parfum yang terinspirasi dari desain baju dan dibuat khusus untuk pelanggan," papar Kors.
Kenapa mendesain tidak hanya pakaian? Menurut Kors, perempuan, kecantikan, dan parfum merupakan kesatuan. "Ketika perempuan tidak membeli tas atau jam, mereka biasa membeli parfum karena menjadi bagian dari brand," ucapnya.
(Baca juga: Michael Kors, Fokus Membuat Produk Bergengsi Tinggi )
Bagi Kors, sebagai seorang perancang busana, dirinya bukan hanya mendesain pakaian. Tapi, dirinya juga terlibat langsung dalam setiap peragaan busana. Dia bekerja sama dengan make up artist dan hairstylist untuk mencapai totalitas model yang cantik.
"Saya menyukai kecantikan dan rambut yang terlihat natural karena saya ingin perempuan mampu menggambarkan dirinya secara keseluruhan," katanya.
Tak mengherankan jika Kors menganggap catwalk adalah platform untuk perbedaan. "Saya tidak suka model terlihat sama," ujarnya kepada Vogue.
Dia menganggap model yang mengenakan baju bukan veteran Amerika yang selalu seragam. Kors menginginkan model bukan sekadar boneka pajangan. Dia juga mengembangkan model dengan berbagai usia, etnik, ukuran tubuh, dan berat badan. "Saya ingin model yang membawakan kepribadian mereka," ujarnya.
Michael David Kors memiliki nama lahir Karl Anderson Jr yang lahir pada 9 Agustus 1959 di Long Island, New York. Ibunya merupakan keturunan Yahudi dan ayahnya memiliki darah Swedia. Darah fashion melekat pada dirinya karena ibunya adalah Joan Hamburger, mantan model.
Semangatnya di dunia fashion dimulai sejak Kors masih sangat muda. Pengaruh dari ibunya yang bergelut di dunia fashion juga mengilhaminya. Pada usia lima tahun, dia mendesain ulang baju pernikahan ibunya yang akan menikah untuk kali kedua. Pada usia belasan tahun, dia mulai mendesain baju dan menjual di ruang bawah tanah milik orangnya dengan nama Iron Butterfly.
Meskipun pernah belajar akting, Kors memilih fokus menjadi perancang busana pada usia 14 tahun. Pada 1977, dia masuk ke The Fashion Institute of Technology di New York City. Meskipun harus keluar setelah belajar selama sembilan bulan, Kors akhirnya bekerja di butik Lothar’s sebagai penjual. Di sana, dia memiliki kesempatan menjadi desainer.
Hingga kemudian, Dawn Mello, pemimpin Bergdorf’s, menemukan Kors dan mengajaknya bekerja sama. Pada 1981, Kors meluncurkan label baju perempuan bertajuk Michael Kors di Bergdorf Goodman. Pada Oktober 2003, Kors berkonsentrasi pada brand-nya sendiri.
Hingga akhir 2016, Kors memiliki 770 toko di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, butiknya bertebaran di New York, Beverly Hills, Palm Beach, Chicago, Miami, dan Southampton. Tokonya juga tersebar di London, Paris, Cannes, Milan, Tokyo, Hong Kong, Shanghai, dan Seoul.
Beberapa selebritas yang mengenakan baju desain Kors adalah Oli via Wilde, Dakota Johnson, Blake Li vely, Kate Hudson, Jennifer Lawrence, Taylor Swift, Kate Middleton, Angelina Jolie, Jennifer Lopez, Hillary Clinton, Melania Trump, Ivanka Trump, Heidi Klum, dan Catherine Zeta-Jones.
Michelle Obama mengenakan baju desain Kors saat difoto sebagai Ibu Negara dan menghadiri State of the Union pada 2015. Pada Januari 2014, Forbes melaporkan Kors memiliki kekayaan lebih dari USD1 miliar. Dia juga dimasukkan dalam deretan desainer miliarder.
"Sebagai desainer, hal terpenting adalah mengetahui apa yang pelanggan inginkan," ujar Kors dilansir Elle. "Baju khusus untuk perempuan yang saya ciptakan selalu glamor dan menarik," ungkapnya.
Itulah menjadi kunci kesuksesan Kors dalam industri fashion yang digelutinya. Dia selalu membalut semua baju desainnya dengan kemewahan. "Saya juga membuat parfum yang terinspirasi dari desain baju dan dibuat khusus untuk pelanggan," papar Kors.
Kenapa mendesain tidak hanya pakaian? Menurut Kors, perempuan, kecantikan, dan parfum merupakan kesatuan. "Ketika perempuan tidak membeli tas atau jam, mereka biasa membeli parfum karena menjadi bagian dari brand," ucapnya.
(Baca juga: Michael Kors, Fokus Membuat Produk Bergengsi Tinggi )
Bagi Kors, sebagai seorang perancang busana, dirinya bukan hanya mendesain pakaian. Tapi, dirinya juga terlibat langsung dalam setiap peragaan busana. Dia bekerja sama dengan make up artist dan hairstylist untuk mencapai totalitas model yang cantik.
"Saya menyukai kecantikan dan rambut yang terlihat natural karena saya ingin perempuan mampu menggambarkan dirinya secara keseluruhan," katanya.
Tak mengherankan jika Kors menganggap catwalk adalah platform untuk perbedaan. "Saya tidak suka model terlihat sama," ujarnya kepada Vogue.
Dia menganggap model yang mengenakan baju bukan veteran Amerika yang selalu seragam. Kors menginginkan model bukan sekadar boneka pajangan. Dia juga mengembangkan model dengan berbagai usia, etnik, ukuran tubuh, dan berat badan. "Saya ingin model yang membawakan kepribadian mereka," ujarnya.
Michael David Kors memiliki nama lahir Karl Anderson Jr yang lahir pada 9 Agustus 1959 di Long Island, New York. Ibunya merupakan keturunan Yahudi dan ayahnya memiliki darah Swedia. Darah fashion melekat pada dirinya karena ibunya adalah Joan Hamburger, mantan model.
Semangatnya di dunia fashion dimulai sejak Kors masih sangat muda. Pengaruh dari ibunya yang bergelut di dunia fashion juga mengilhaminya. Pada usia lima tahun, dia mendesain ulang baju pernikahan ibunya yang akan menikah untuk kali kedua. Pada usia belasan tahun, dia mulai mendesain baju dan menjual di ruang bawah tanah milik orangnya dengan nama Iron Butterfly.
Meskipun pernah belajar akting, Kors memilih fokus menjadi perancang busana pada usia 14 tahun. Pada 1977, dia masuk ke The Fashion Institute of Technology di New York City. Meskipun harus keluar setelah belajar selama sembilan bulan, Kors akhirnya bekerja di butik Lothar’s sebagai penjual. Di sana, dia memiliki kesempatan menjadi desainer.
Hingga kemudian, Dawn Mello, pemimpin Bergdorf’s, menemukan Kors dan mengajaknya bekerja sama. Pada 1981, Kors meluncurkan label baju perempuan bertajuk Michael Kors di Bergdorf Goodman. Pada Oktober 2003, Kors berkonsentrasi pada brand-nya sendiri.
Hingga akhir 2016, Kors memiliki 770 toko di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, butiknya bertebaran di New York, Beverly Hills, Palm Beach, Chicago, Miami, dan Southampton. Tokonya juga tersebar di London, Paris, Cannes, Milan, Tokyo, Hong Kong, Shanghai, dan Seoul.
Beberapa selebritas yang mengenakan baju desain Kors adalah Oli via Wilde, Dakota Johnson, Blake Li vely, Kate Hudson, Jennifer Lawrence, Taylor Swift, Kate Middleton, Angelina Jolie, Jennifer Lopez, Hillary Clinton, Melania Trump, Ivanka Trump, Heidi Klum, dan Catherine Zeta-Jones.
Michelle Obama mengenakan baju desain Kors saat difoto sebagai Ibu Negara dan menghadiri State of the Union pada 2015. Pada Januari 2014, Forbes melaporkan Kors memiliki kekayaan lebih dari USD1 miliar. Dia juga dimasukkan dalam deretan desainer miliarder.
(amm)