Bank Sentral Inggris Antisipasi Eksodus 75.000 Pekerja Keuangan
A
A
A
LONDON - Bank of England (BoE) meyakini bahwa keputusan Inggris keluar dari keanggotaan Uni Eropa (UE) alias Brexit, akan membuat 75.000 pekerja di sektor keuangan hengkang dari Negeri Ratu Elizabeth -julukan Inggris- tersebut. Tokoh senior perbankan menerangkan angka itu, menjadi skenario yang masuk akal terutama hingga saat ini belum ada kesepakatan spesifik terkait jasa keuangan Inggris dan UE.
Seperti dilansir BBC, Selasa (31/10/2017) angka tersebut bisa berubah terganting dengan hubungan perdagangan Inggris dengan UE selepas negosiasi Brexit. Namun pihak perbahkan masih tetap mengantisipasi kehilangan pekerja dalam jumlah besar. Diterangkan banyak pekerja yang memilih keluar dari Inggris Raya, lantaran belum adanya kepastian soal aturan tenaga kerja.
Bank of England telah meminta bank dan lembaga keuangan lainnya, seperti hedge fund untuk menyiapkan rencana kontingensi apabila perdagangan Inggris dengan Uni Eropa akan mengikuti aturan organisasi perdagangan dunia. Hal tersebut berarti bank-bank yang berbasis di Inggris, bakal kehilangan hak-hak khusus passporting untuk beroperasi di Uni Eropa.
Uni Eropa juga bisa memaksakan peraturan "lokasi spesifik" lainnya seperti perdagangan dengan menggunakan mata uang euro dibandingkan poundsterling, hal ini bisa berarti banyak pekerjaan pindah ke Paris atau Frankfurt. Ada sejumlah studi yang mengungkapkan dampak dari keputusan Brexit terhadap sektor ketenagakerjaan. Salah satunya jejak pendapat yang dilakukan oleh Reuters, dimana lebih dari 100 perusahaan keuangan menjadi koresponden.
Dalam survei tersebut, diperkirakan Inggris bakal kehilangan 10.000 pekerja dalam beberapa tahun mengiringi keputusan Brexit. Bahkan beberapa menyatakan telah ada gerakan perpindahan sekitar 30.000 pekerja untuk membuat sektor keuangan di London terancam menyusut. Sementara Kepala Eksekutif London Stock Exchange Xavier Rolet meramalkan pekerja yang hilang bisa tembus hingga 200.000 pekerja.
Bank menyakini angka tersebut terlalu tinggi dan dengan skenario selama tiga sampai lima tahun lebih sebuah studi oleh Oliver Wyman, sebuah konsultan manajemen pada 2016 menyatakan pekerja yang bisa kehilangan pekerjaan mencapai 65.000 hingga 75.000 orang. Belum lama ini Kepala Eksekutif Goldman Sachs Lloyd Blankfein berkicau lewat Twitter, bahwa Ia akan lebih banyak menghabiskan waktu di Frankfurt meskipun bank Amerika itu baru membangun gedung besar di London.
Seperti dilansir BBC, Selasa (31/10/2017) angka tersebut bisa berubah terganting dengan hubungan perdagangan Inggris dengan UE selepas negosiasi Brexit. Namun pihak perbahkan masih tetap mengantisipasi kehilangan pekerja dalam jumlah besar. Diterangkan banyak pekerja yang memilih keluar dari Inggris Raya, lantaran belum adanya kepastian soal aturan tenaga kerja.
Bank of England telah meminta bank dan lembaga keuangan lainnya, seperti hedge fund untuk menyiapkan rencana kontingensi apabila perdagangan Inggris dengan Uni Eropa akan mengikuti aturan organisasi perdagangan dunia. Hal tersebut berarti bank-bank yang berbasis di Inggris, bakal kehilangan hak-hak khusus passporting untuk beroperasi di Uni Eropa.
Uni Eropa juga bisa memaksakan peraturan "lokasi spesifik" lainnya seperti perdagangan dengan menggunakan mata uang euro dibandingkan poundsterling, hal ini bisa berarti banyak pekerjaan pindah ke Paris atau Frankfurt. Ada sejumlah studi yang mengungkapkan dampak dari keputusan Brexit terhadap sektor ketenagakerjaan. Salah satunya jejak pendapat yang dilakukan oleh Reuters, dimana lebih dari 100 perusahaan keuangan menjadi koresponden.
Dalam survei tersebut, diperkirakan Inggris bakal kehilangan 10.000 pekerja dalam beberapa tahun mengiringi keputusan Brexit. Bahkan beberapa menyatakan telah ada gerakan perpindahan sekitar 30.000 pekerja untuk membuat sektor keuangan di London terancam menyusut. Sementara Kepala Eksekutif London Stock Exchange Xavier Rolet meramalkan pekerja yang hilang bisa tembus hingga 200.000 pekerja.
Bank menyakini angka tersebut terlalu tinggi dan dengan skenario selama tiga sampai lima tahun lebih sebuah studi oleh Oliver Wyman, sebuah konsultan manajemen pada 2016 menyatakan pekerja yang bisa kehilangan pekerjaan mencapai 65.000 hingga 75.000 orang. Belum lama ini Kepala Eksekutif Goldman Sachs Lloyd Blankfein berkicau lewat Twitter, bahwa Ia akan lebih banyak menghabiskan waktu di Frankfurt meskipun bank Amerika itu baru membangun gedung besar di London.
(akr)