Bisnis E-Commerce Dinilai Sulit Bergerak di Daerah
A
A
A
JAKARTA - Bisnis e-commerce boleh saja berjaya di kota besar seperti DKI Jakarta tapi tidak di daerah. Konsep mereka dinilai belum cocok untuk dapat menjangkau hingga pelosok, sehingga tidak bisa banyak bergerak.
(Baca Juga: Pengusaha Ritel Akui Konsumen Lebih Pilih Toko Online)
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia Susanto mengatakan, beralihnya tren belanja dari ritel konvensional ke e-commerce sedang terjadi di beberapa negara. Khusus di Indonesia, peralihan ini masih terbilang lambat.
"Kalau kita lihat dari tren konsumer beli online memang terjadi, tapi di Indonesia agak lambat terjadinya," ujar dia di Jakarta, Rabu (1/11/2017).
Lambatnya peralihan tersebut karena masalah infrastruktur internet. Di daerah, fasilitas ini belum bisa dimanfaatkan secara maksimal seperti di kota besar.
"Di desa ada problem, bisnis online akan maju tapi enggak secepat yang dikira. Saya ke Gunung Tangkuban Perahu, sinyal saja enggak ada," imbuhnya.
Susanto menambahkan, perubahan pola belanja ke online akan berlangsung sangat lama. Bayangkan saja, di Indonesia ada 17 ribu pulau yang semuanya sulit dijangkau oleh perusahaan sehebat apapun.
"Peralihan ke online jangka panjang, kita ada 17.000 pulau. Sinyal internet lemah," katanya.
(Baca Juga: Pengusaha Ritel Akui Konsumen Lebih Pilih Toko Online)
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia Susanto mengatakan, beralihnya tren belanja dari ritel konvensional ke e-commerce sedang terjadi di beberapa negara. Khusus di Indonesia, peralihan ini masih terbilang lambat.
"Kalau kita lihat dari tren konsumer beli online memang terjadi, tapi di Indonesia agak lambat terjadinya," ujar dia di Jakarta, Rabu (1/11/2017).
Lambatnya peralihan tersebut karena masalah infrastruktur internet. Di daerah, fasilitas ini belum bisa dimanfaatkan secara maksimal seperti di kota besar.
"Di desa ada problem, bisnis online akan maju tapi enggak secepat yang dikira. Saya ke Gunung Tangkuban Perahu, sinyal saja enggak ada," imbuhnya.
Susanto menambahkan, perubahan pola belanja ke online akan berlangsung sangat lama. Bayangkan saja, di Indonesia ada 17 ribu pulau yang semuanya sulit dijangkau oleh perusahaan sehebat apapun.
"Peralihan ke online jangka panjang, kita ada 17.000 pulau. Sinyal internet lemah," katanya.
(izz)