Penyaluran Kredit Bank Sampoerna Kuartal III Naik 10%
A
A
A
JAKARTA - Bank Sampoerna mencatatkan penyaluran kredit pada kuartal III/2017 mencapai Rp6,1 triliun atau meningkat 10% dibanding kuartal III/2016. Peningkatan ini lebih cepat dari pertumbuhan kredit di industri perbankan yang secara tahunan tercatat sebesar 7% hingga akhir Agustus 2017.
"Strategi yang dilakukan Manajemen Bank Sampoerna untuk mendorong pertumbuhan kredit di atas industri dengan tetap berfokus pada segmen UMKM sebagai pengejawantahan visi Bank Sampoerna untuk memajukan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UKM)," kata CFO Bank Sampoerna Henky Suryaputra dalam rilis di Jakarta, Jumat (3/11/2017).
Hal ini terlihat dari total kredit yang disalurkan sebesar 79% di antaranya ke usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebesar 46% dan 33% berturut-turut disalurkan ke usaha mikro dan kecil (UMK) serta usaha menengah (UM).
Penyaluran kredit ke UMK dan usaha menengah ini juga yang menjadi pendorong pertumbuhan kredit. Jumlah keseluruhan kredit UMKM mencapai Rp4,8 triliun atau tumbuh 23% dibanding jumlah pada akhir kuartal III/2016.
Selain itu, total dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh 19% dari Rp5,74 triliun pada kuartal III/2016 menjadi Rp6,8 triliun pada kuartal III/2017. Dari segi pencatatan laba, pada kuartal III ini Bank Sampoerna mencatat laba bersih sebesar Rp29 miliar atau tumbuh 4% dibanding periode sama 2016.
Menurutnya, kenaikan laba bersih ini ditopang antara lain oleh kinerja penyaluran kredit Bank Sampoerna yang tumbuh secara stabil sejak kuartal I, sehingga mendorong pertumbuhan pendapatan bunga bersih menjadi Rp393 miliar.
"Pendapatan bunga bersih untuk sembilan bulan pertama tahun ini meningkat 39% dibanding pendapatan bunga bersih periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp284 miliar," paparnya.
Pencatatan laba yang cukup kuat tersebut terbentuk di tengah kondisi perekonomian yang belum sepenuhnya stabil, dimana Pendapatan Domestik Bruto hingga Juli 2017 hanya bertumbuh sebesar 5,01%. Laba ini juga diperoleh berkat pencapaian margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang tercatat di level 6,3%.
Tidak lepas dari pertumbuhan kredit yang disalurkan, kualitas aset tetap terkelola dengan sehat. Terdapat perbaikan dalam rasio kredit bermasalah terhadap keseluruhan kredit (non-performing loan ratio/NPL) baik secara neto (net) maupun bruto (gross).
Gross dan net NPL tercatat berturut-turut sebesar 3,75% dan 3,02%, turun dari angka pada periode sama 2016 yang sebesar 3,78% dan 3,36%. Rasio keuangan lainnya juga menunjukkan pencapaian cukup baik. ROA sebesar 0,69%, dan ROE sebesar 3,49%.
"Strategi yang dilakukan Manajemen Bank Sampoerna untuk mendorong pertumbuhan kredit di atas industri dengan tetap berfokus pada segmen UMKM sebagai pengejawantahan visi Bank Sampoerna untuk memajukan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UKM)," kata CFO Bank Sampoerna Henky Suryaputra dalam rilis di Jakarta, Jumat (3/11/2017).
Hal ini terlihat dari total kredit yang disalurkan sebesar 79% di antaranya ke usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebesar 46% dan 33% berturut-turut disalurkan ke usaha mikro dan kecil (UMK) serta usaha menengah (UM).
Penyaluran kredit ke UMK dan usaha menengah ini juga yang menjadi pendorong pertumbuhan kredit. Jumlah keseluruhan kredit UMKM mencapai Rp4,8 triliun atau tumbuh 23% dibanding jumlah pada akhir kuartal III/2016.
Selain itu, total dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh 19% dari Rp5,74 triliun pada kuartal III/2016 menjadi Rp6,8 triliun pada kuartal III/2017. Dari segi pencatatan laba, pada kuartal III ini Bank Sampoerna mencatat laba bersih sebesar Rp29 miliar atau tumbuh 4% dibanding periode sama 2016.
Menurutnya, kenaikan laba bersih ini ditopang antara lain oleh kinerja penyaluran kredit Bank Sampoerna yang tumbuh secara stabil sejak kuartal I, sehingga mendorong pertumbuhan pendapatan bunga bersih menjadi Rp393 miliar.
"Pendapatan bunga bersih untuk sembilan bulan pertama tahun ini meningkat 39% dibanding pendapatan bunga bersih periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp284 miliar," paparnya.
Pencatatan laba yang cukup kuat tersebut terbentuk di tengah kondisi perekonomian yang belum sepenuhnya stabil, dimana Pendapatan Domestik Bruto hingga Juli 2017 hanya bertumbuh sebesar 5,01%. Laba ini juga diperoleh berkat pencapaian margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang tercatat di level 6,3%.
Tidak lepas dari pertumbuhan kredit yang disalurkan, kualitas aset tetap terkelola dengan sehat. Terdapat perbaikan dalam rasio kredit bermasalah terhadap keseluruhan kredit (non-performing loan ratio/NPL) baik secara neto (net) maupun bruto (gross).
Gross dan net NPL tercatat berturut-turut sebesar 3,75% dan 3,02%, turun dari angka pada periode sama 2016 yang sebesar 3,78% dan 3,36%. Rasio keuangan lainnya juga menunjukkan pencapaian cukup baik. ROA sebesar 0,69%, dan ROE sebesar 3,49%.
(izz)