KSLL Dinilai Cocok untuk Properti dan Infrastruktur
A
A
A
JAKARTA - Konstruksi sarang laba-laba (KSLL) yang patennya dipegang PT Katama Suryabumi, kini banyak digunakan di proyek konstruksi dan properti. KSLL merupakan pondasi bawah konvensional hasil kombinasi antara sistem pondasi pelat beton pipih menerus dan sistem perbaikan tanah. Konstruksi tersebut dinamakan sarang laba-laba karena memang pembesian pelat pondasi di daerah kolom seperti jaring laba-laba dan di atas pondasi dipasang pelat yang siap dibangun.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, khususnya Ditjen Bina Marga, mestinya memberikan peluang bagi inovasi ini untuk diaplikasikan dalam pembangunan infrastruktur.
Saat ini, KSLL digunakan sebagai obyek penelitian untuk mengetahui kekuatan konstruksi ini. "Kami tertarik untuk meneliti kekuatan konstruksi ini di yang mampu menahan bangunan di atasnya saat terjadi gempa di Kota Padang beberapa waktu lalu," kata Sularso kandidat doktor di Universite de Technologie de Compiegne (UTC) Prancis, dalam keterangan kepada SINDOnews di Jakarta, Jumat (24/11/2017).
Dia menambahkan, pihaknya tertarik untuk meneliti lebih jauh KSLL karena konstruksi ini juga digunakan untuk pembangunan kampus baru Universitas Negeri Tirtayasa di Kota Serang, Banten.
Diharapkan akan ada banyak hal baru dari riset konstruksi sarang laba-laba yang akan dikerjakan di UTC nantinya. Salah satu fokus penelitian nantinya adalah optimasi pada konstruksi sarang laba-laba. "Kami akan fokus kepada optimasi konstruksi sarang laba-laba sebagai pondasi dangkal," jelas pengajar di Universitas Negeri Tirtayasa itu.
Menurut Sularso, di UTC nantinya, pihaknya akan mendapat bimbingan dari Profesor Jean Louis Batoz yang kebetulan juga berkunjung ke Indonesia dalam rangka acara World Class Profesor Visit di Universitas Indonesia.
Pakar teknik sipil, Profesor Herman Wahyudi menambahkan, dijadikannya konstruksi sarang laba-laba sebagai bahan penelitian di luar negeri akan menjadi peluang bagi konstruksi ini untuk dimanfaatkan di berbagai negara. "Kuncinya konstruksi sarang laba-laba ini terbuka untuk dipelajari bagi ilmuwan, maka akan berpeluang dipergunakan di luar negeri," ujar Herman.
Herman mengatakan, konstruksi sarang laba-laba dikenal sebagai pondasi dangkal berupa slab menerus dan struktur bersifat kaku (rigid) sehingga tidak mudah mengalami penurunan apabila dilewati kendaraan berat. Untuk itu, ada baiknya pemerintah memberi kesempatan agar karya anak bangsa tersebut dapat disertakan dengan rencana pemerintah membangun jalan tol.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, khususnya Ditjen Bina Marga, mestinya memberikan peluang bagi inovasi ini untuk diaplikasikan dalam pembangunan infrastruktur.
Saat ini, KSLL digunakan sebagai obyek penelitian untuk mengetahui kekuatan konstruksi ini. "Kami tertarik untuk meneliti kekuatan konstruksi ini di yang mampu menahan bangunan di atasnya saat terjadi gempa di Kota Padang beberapa waktu lalu," kata Sularso kandidat doktor di Universite de Technologie de Compiegne (UTC) Prancis, dalam keterangan kepada SINDOnews di Jakarta, Jumat (24/11/2017).
Dia menambahkan, pihaknya tertarik untuk meneliti lebih jauh KSLL karena konstruksi ini juga digunakan untuk pembangunan kampus baru Universitas Negeri Tirtayasa di Kota Serang, Banten.
Diharapkan akan ada banyak hal baru dari riset konstruksi sarang laba-laba yang akan dikerjakan di UTC nantinya. Salah satu fokus penelitian nantinya adalah optimasi pada konstruksi sarang laba-laba. "Kami akan fokus kepada optimasi konstruksi sarang laba-laba sebagai pondasi dangkal," jelas pengajar di Universitas Negeri Tirtayasa itu.
Menurut Sularso, di UTC nantinya, pihaknya akan mendapat bimbingan dari Profesor Jean Louis Batoz yang kebetulan juga berkunjung ke Indonesia dalam rangka acara World Class Profesor Visit di Universitas Indonesia.
Pakar teknik sipil, Profesor Herman Wahyudi menambahkan, dijadikannya konstruksi sarang laba-laba sebagai bahan penelitian di luar negeri akan menjadi peluang bagi konstruksi ini untuk dimanfaatkan di berbagai negara. "Kuncinya konstruksi sarang laba-laba ini terbuka untuk dipelajari bagi ilmuwan, maka akan berpeluang dipergunakan di luar negeri," ujar Herman.
Herman mengatakan, konstruksi sarang laba-laba dikenal sebagai pondasi dangkal berupa slab menerus dan struktur bersifat kaku (rigid) sehingga tidak mudah mengalami penurunan apabila dilewati kendaraan berat. Untuk itu, ada baiknya pemerintah memberi kesempatan agar karya anak bangsa tersebut dapat disertakan dengan rencana pemerintah membangun jalan tol.
(ven)