Pelaku UMKM Diajak Peka Teknologi di Tengah Hambatan Modal

Selasa, 12 Desember 2017 - 21:10 WIB
Pelaku UMKM Diajak Peka...
Pelaku UMKM Diajak Peka Teknologi di Tengah Hambatan Modal
A A A
SURABAYA - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur (Jatim) terus menggeber sejumlah program yang mengajak para pengusaha muda yang kebanyakan adalah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk peka terhadap pendekatan teknologi dan digitalisasi dalam dunia usaha. Langkah ini dinilai penting untuk menghadapi situasi ekonomi yang kian cepat berubah.

”Saat ini dunia usaha bergerak super cepat lewat digitalisasi di hampir seluruh sendi kehidupan. Fenomena disrupsi ini memunculkan peluang baru bagi banyak orang, tapi di sisi lain juga menghasilkan kenyataan pahit berupa limbungnya entitas usaha yang tak adaptif terhadap perubahan," kata Ketua Umum HIPMI Jatim Giri Bayu Kusumah di sela-sela pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) HIPMI Jatim, Selasa (12/12/2017).

Lantaran hal itu, menurutnya UMKM harus sadar bahwa bisnis tak lagi sama seperti dulu, dimana UMKM harus benar-benar berubah. Giri merinci sejumlah program yang telah dijalankan HIPMI untuk membawa UMKM Jatim bisa eksis di era disrupsi ekonomi. Pertama, mengatasi masalah pendanaan. Untuk itu, HIPMI telah menjalin kerja sama dengan salah satu bank swasta nasional sejak 6 bulan lalu.

”Bisnis-bisnis zaman now yang mengandalkan ide dan kekayaan pikiran selama ini tidak cukup kuantitatif untuk dihitung perbankan sebagai bisnis yang layak dibiayai. Pengusaha muda juga dinilai tidak bankable karena ketiadaan agunan atau lamanya berbisnis yang baru seumur jagung. Kami memfasilitasi itu lewat kerja sama dengan bank,” ujarnya.

Dalam program kerja sama dengan perbankan ini, sudah ada lebih dari 200 anak muda yang memanfaatkannya dengan plafon pembiayaan Rp25 juta hingga Rp 500 juta. Program kedua, sambung dia, mendorong pendekatan teknologi dalam bisnis UMKM, salah satunya dengan konsep penerapan teknologi tepat guna.

HIPMI rutin menggelar workshop teknologi tepat guna dengan melibatkan para praktisi terbaik di bidangnya. Total telah digelar 12 kali workshop terkait itu, dan diikuti 91 UMKM. ”Mengapa pendekatan teknologi ini penting? Karena UMKM kita belum mempunyai tingkat efisiensi yang optimal. Kebanyakan dari UMKM belum mampu menciptakan skala ekonomi, antara lain karena problem teknologi,” jelas Giri.

Berdasarkan Tingkat Produktivitas Total (TPT), UMKM jauh tertinggal karena makin tak efisien. TPT adalah cara ukur kinerja usaha dengan menghitung nilai tambah per kesempatan kerja yang diciptakan. Pada usaha besar padat modal dan teknologi, TPT-nya mencapai 170 kali dari usaha kecil.

Sedangkan usaha menengah mempunyai 3 kali TPT usaha kecil. ”Ini menunjukkan betapa UMKM hanya besar dari jumlah unit usaha, namun dalam skala bisnis, kalah jauh dibanding perusahaan padat modal dan teknologi,” kata Giri.

Ia menambahkan, momen Musda HIPMI Jatim ini sekaligus menjadi sarana untuk memperkuat komitmen guna memenangkan anak muda di tengah persaingan bisnis nasional.

”Hari ini kami menggelar musyawarah daerah. Dihadiri 38 perwakilan kabupaten/kota. Momen ini menjadi penguat komitmen HIPMI untuk terus berdiri bersama UMKM-UMKM agar semua potensi eonomi Jatim bisa menang di tengah persaingan global,” pungkasnya.‎

Sementara itu, Wakil Gubernur Jatim, Saifullah Yusuf usai membuka acara Musda HIPMI Jatim ini mengatakan, jumlah pengusaha di Indonesia masih sangat sedikit jika dibanding dengan negara lain. Di Indonesia jumlah pengusaha hanya 3,1% dari total penduduk.

Bila dibandingkan negara tetangga, Singapura dan Malaysia sudah lebih dari 6%. Maka pihaknya berharap agar HIMPI Jatim mampu lebih banyak lagi melahirkan pengusaha-pengusaha baru. “Yang terpenting itu inovasi. Ini harus terus dilakukan agar bisa berdaya saing. Salah satu yang bisa digarap adalah bisnis online. Ini bisnis masa depan,” ujarnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2903 seconds (0.1#10.140)