Delisting, Lamicitra Tetap Fokus Sektor Properti

Jum'at, 15 Desember 2017 - 21:11 WIB
Delisting, Lamicitra...
Delisting, Lamicitra Tetap Fokus Sektor Properti
A A A
SURABAYA - PT Lamicitra Nusantara Tbk (LAMI) akan tetap fokus menggarap pasar properti dan kawasan berikat guna menunjang kinerja perseroan. Bahkan, tahun depan, perusahaan sudah menyiapkan produk apartemen terbarunya, Darmo Hill.

Sebelumnya, pada Juni lalu LAMI mengumumkan rencana go private atau delisting. Hal ini akan berakibat pada rencana penghapusan saham LAMI di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan rencana tersebut, LAMI akan menjadi perusahaan tertutup.

Go private dilakukan karena emiten ini tidak pernah melakukan aksi korporasi seperti melakukan right issue, maupun pemecahan saham (stock split) ejak awal kali diperdagangkan pada 2001.

"Meski nanti menjadi perusahaan tertutup, itu tidak akan mengganggu strategi perseroan," kata Direktur PT Lamicitra Nusantara Tbk Priyo Setyo Budi, Jumat (14/12/2017).

Alasan go private, lanjut dia, lantaran volume perdagangan atau transaksi saham emiten relatif kecil dan tidak signifikan selama diperdagangkan di BEI. Perusahaan juga tidak bisa memenuhi aturan pemerintah tentang pencatatan saham dan efek bersifat ekuitas, selain saham yang diterbitkan oleh perusahaan tercatat.

Kepemilikan dominan saham LAMI dipegang oleh PT Laksana Citra Nusantara dengan saham sebesar 92,88%. Sementara, sisanya dipegang oleh publik sebesar 7,12%. LAMI awal kali diperdagangkan di BEI pada 18 Juli 2001.

"Kami sudah menunjuk konsultan audit untuk mengecek apakah ada yang salah dalam delisting ini. Hasilnya akan kami sampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," imbuh dia.

Sementara terkait rencana pembangunan apartemen, sambung Direktur PT Lamicitra Nusantara Tbk Robin Wijaya Gejali, perseroan sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp500 miliar. Dana itu untuk membangun satu dari tujuh tower yang akan dibangun.

Untuk satu tower terdiri dari 40 lantai dengan 330 unit kamar. Pembangunan high rise building ini akan dilakukan secara bertahap. "Kami juga akan bangun area lifestyle di apartemen ini," katanya.

Sementara kinerja perseroan, hingga September 2017, LAMI membukukan laba bersih sebesar Rp9,7 miliar. Sedangkan per Desember 2016, laba bersih yang berhasil diperoleh mencapai Rp18,6 miliar.

Penurunan laba yang signifikan ini akibat beban biaya operasional yang terus mengalami kenaikan. Sejumlah usaha di bawah bendera LAMI antara lain, kawasan industri berikat di Tanjung Emas, Semarang, Pusat Grosir Surabaya (PGS) dan Jembatan Merah Plaza (JMP) Surabaya.
Perseoran juga memiliki usaha bidang perhotelan seperti Hotel Tunjungan di Surabaya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0990 seconds (0.1#10.140)