Kolaborasi Jadi Kunci Suksesnya Visit Wonderful Indonesia 2018
A
A
A
JAKARTA - Kolaborasi antara pemerintah dan stakeholder pariwisata di Indonesia kian solid dan membuahkan program Visit Wonderful Indonesia 2018.
Program Visit Wonderful Indonesia (ViWI) 2018 yang digagas industri pariwisata sejak awal tahun ini semula ditujukan untuk memacu kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) saat musim sepi wisata atau low season. Paralel dengan itu, dalam enam bulan terakhir Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama stakeholder juga menyiapkan 100 event pariwisata unggulan berskala internasional yang lantas dikemas dalam Calendar of Event Wonderful Indonesia (CoE WI) 2018.
Kedua program tersebut lantas disinkronkan dengan tujuan memacu kunjungan wisman pada tahun depan yang ditargetkan sebanyak 17 juta wisman. “Kita menyiapkan CoE WI dan paket tur ViWI 2018 yang ada di 18 destinasi unggulan yang paling siap dalam mendatangkan wisman ke Indonesia,” ujar Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.
Menpar mengatakan, penyiapan pelaksanaan CoE WI dan paket tur ViWI 2018 melibatkan dukungan semua stakehoder pariwisata dalam semangat Indonesia Incorporated. CoE WI 2018 juga antara lain mempersiapkan 100 premier event, di antaranya dua event besar, yaitu Asian Games dan pertemuan tahunan IMF-WB yang akan menjadi momentum untuk mendulang banyak wisman.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) yang juga Ketua ViWI 2018 Hariyadi Sukamdani mengatakan, ViWI 2018 melibatkan 16 asosiasi pariwisata dan 14 perwakilan Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) di luar negeri. ViWI 2018 ditargetkan bisa menjaring 2,5 juta wisman ke Indonesia.
Hariyadi mengharapkan dukungan pemerintah daerah dan komitmen dari penyelenggaraan event guna menyukseskan program yang akan dipasarkan juga secara digital dengan pintu masuk di situs www.indonesia.travel.
Hariyadi menegaskan, jika pariwisata ingin melaju kencang, stakeholder jangan hanya melakukan business as usual dan harus bersinergi. “Koordinasi ini menambah optimisme kami bahwa tahun depan akan lebih cerah. Belum pernah kejadiannya pariwisata bersatu begini. Dengan kita bergerak, hal itu bisa menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.
Terpisah, Direktur Hubungan Industri dan Pemerintah World Travel and Tourism Council (WTTC) Helen Marano menilai Pemerintah Indonesia sudah berada pada jalur yang benar dalam mengembangkan pariwisata. Kampanye Wonderful Indonesia (WI) yang masif di luar menjadi daya tarik, apalagi Indonesia kaya akan kebinekaan yang bisa ditawarkan kepada wisatawan global. Helen menyarankan promosi WI juga disertai kesiapan destinasi dan harus ada kolaborasi yang baik antara pemerintah dengan industri atau swasta.
“Kolaborasi adalah mantra yang ampuh. Pemerintah harus bermitra dengan sektor swasta,” ujarnya pada acara Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2018 di Jakarta.
Mengenai kolaborasi, pemerintah juga berupaya menggandeng swasta untuk berinvestasi di sektor pariwisata, khususnya membangun amenitas. Tahun ini pemerintah menargetkan investasi pariwisata sebesar USD1,7 miliar, baik investasi dari dalam negeri (PMDN) maupun dari luar negeri (PMA). Lokasi yang banyak diminati investor adalah DKI Jakarta, Bali, Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Barat.
Pada tahun depan, investasi pariwisata baik asing maupun domestik ditargetkan mencapai USD2 miliar. Selain itu hingga 2019, target investasi juga ditujukan untuk pengembangan 10 destinasi pariwisata prioritas (DPP) yang membutuhkan total investasi USD20 miliar
Sementara itu ekonom Faisal Basri mengingatkan pemerintah untuk tidak hanya fokus pada target mendatangkan wisman, melainkan juga pada upaya menjadikan masyarakat Indonesia nyaman berwisata di dalam negeri. Dia menyebut saat ini terdapat 78 juta orang Indonesia yang siap untuk berwisata. Dengan gencarnya promosi wisata dari negara asing ditambah ajang travel fair yang banyak menawarkan diskon menarik, jumlah orang Indonesia yang berwisata ke luar negeri (outbound) bisa jadi lebih banyak daripada kunjungan wisman ke Indonesia (inbound).
“Saat ini pertumbuhan inbound masih lebih cepat ketimbang outbound. Pada 2018–2019 boleh jadi pertumbuhan outbound lebih tinggi,” ucapnya.
Tahun ini pemerintah menargetkan 265 pergerakan wisatawan Nusantara (wisnus) dan 15 juta wisman. Pada 2018 target dinaikkan menjadi 17 juta wisman dan 270 juta wisnus. (Inda susanti)
Program Visit Wonderful Indonesia (ViWI) 2018 yang digagas industri pariwisata sejak awal tahun ini semula ditujukan untuk memacu kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) saat musim sepi wisata atau low season. Paralel dengan itu, dalam enam bulan terakhir Kementerian Pariwisata (Kemenpar) bersama stakeholder juga menyiapkan 100 event pariwisata unggulan berskala internasional yang lantas dikemas dalam Calendar of Event Wonderful Indonesia (CoE WI) 2018.
Kedua program tersebut lantas disinkronkan dengan tujuan memacu kunjungan wisman pada tahun depan yang ditargetkan sebanyak 17 juta wisman. “Kita menyiapkan CoE WI dan paket tur ViWI 2018 yang ada di 18 destinasi unggulan yang paling siap dalam mendatangkan wisman ke Indonesia,” ujar Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.
Menpar mengatakan, penyiapan pelaksanaan CoE WI dan paket tur ViWI 2018 melibatkan dukungan semua stakehoder pariwisata dalam semangat Indonesia Incorporated. CoE WI 2018 juga antara lain mempersiapkan 100 premier event, di antaranya dua event besar, yaitu Asian Games dan pertemuan tahunan IMF-WB yang akan menjadi momentum untuk mendulang banyak wisman.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) yang juga Ketua ViWI 2018 Hariyadi Sukamdani mengatakan, ViWI 2018 melibatkan 16 asosiasi pariwisata dan 14 perwakilan Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) di luar negeri. ViWI 2018 ditargetkan bisa menjaring 2,5 juta wisman ke Indonesia.
Hariyadi mengharapkan dukungan pemerintah daerah dan komitmen dari penyelenggaraan event guna menyukseskan program yang akan dipasarkan juga secara digital dengan pintu masuk di situs www.indonesia.travel.
Hariyadi menegaskan, jika pariwisata ingin melaju kencang, stakeholder jangan hanya melakukan business as usual dan harus bersinergi. “Koordinasi ini menambah optimisme kami bahwa tahun depan akan lebih cerah. Belum pernah kejadiannya pariwisata bersatu begini. Dengan kita bergerak, hal itu bisa menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.
Terpisah, Direktur Hubungan Industri dan Pemerintah World Travel and Tourism Council (WTTC) Helen Marano menilai Pemerintah Indonesia sudah berada pada jalur yang benar dalam mengembangkan pariwisata. Kampanye Wonderful Indonesia (WI) yang masif di luar menjadi daya tarik, apalagi Indonesia kaya akan kebinekaan yang bisa ditawarkan kepada wisatawan global. Helen menyarankan promosi WI juga disertai kesiapan destinasi dan harus ada kolaborasi yang baik antara pemerintah dengan industri atau swasta.
“Kolaborasi adalah mantra yang ampuh. Pemerintah harus bermitra dengan sektor swasta,” ujarnya pada acara Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2018 di Jakarta.
Mengenai kolaborasi, pemerintah juga berupaya menggandeng swasta untuk berinvestasi di sektor pariwisata, khususnya membangun amenitas. Tahun ini pemerintah menargetkan investasi pariwisata sebesar USD1,7 miliar, baik investasi dari dalam negeri (PMDN) maupun dari luar negeri (PMA). Lokasi yang banyak diminati investor adalah DKI Jakarta, Bali, Jawa Barat, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Barat.
Pada tahun depan, investasi pariwisata baik asing maupun domestik ditargetkan mencapai USD2 miliar. Selain itu hingga 2019, target investasi juga ditujukan untuk pengembangan 10 destinasi pariwisata prioritas (DPP) yang membutuhkan total investasi USD20 miliar
Sementara itu ekonom Faisal Basri mengingatkan pemerintah untuk tidak hanya fokus pada target mendatangkan wisman, melainkan juga pada upaya menjadikan masyarakat Indonesia nyaman berwisata di dalam negeri. Dia menyebut saat ini terdapat 78 juta orang Indonesia yang siap untuk berwisata. Dengan gencarnya promosi wisata dari negara asing ditambah ajang travel fair yang banyak menawarkan diskon menarik, jumlah orang Indonesia yang berwisata ke luar negeri (outbound) bisa jadi lebih banyak daripada kunjungan wisman ke Indonesia (inbound).
“Saat ini pertumbuhan inbound masih lebih cepat ketimbang outbound. Pada 2018–2019 boleh jadi pertumbuhan outbound lebih tinggi,” ucapnya.
Tahun ini pemerintah menargetkan 265 pergerakan wisatawan Nusantara (wisnus) dan 15 juta wisman. Pada 2018 target dinaikkan menjadi 17 juta wisman dan 270 juta wisnus. (Inda susanti)
(nfl)