Status Kawasan Industri PT IMIP Akan Dinaikkan
A
A
A
KENDARI - Kawasan Industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng), akan ditingkatkan menjadi kawasan berstatus obyek vital nasional. Hal ini dinyatakan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki di Morowali, Sulawesi Tengah, hari ini.
Menurutnya, saat ini kawasan industri berbasis nikel yang dikelola PT IMIP di Kabupaten Morowali, merupakan satu-satunya yang terbesar di Indonesia. Dengan fakta itu, peluang untuk menjadi kawasan industri berstatus obyek vital nasional terbuka lebar.
Teten mengatakan, berbagai regulasi dan kemudahan investasi juga telah dibuat pemerintah pusat untuk mendorong industri-industri khususnya yang berada di luar Pulau Jawa dan dibiayai investor luar negeri semakin berkembang.
"Sepanjang seluruh persyaratan terpenuhi, peningkatan status menjadi kawasan obyek vital nasional itu akan dapat diwujudkan dan PT IMIP dari pantauan saya sangat berpeluang mewujudkannya," kata dia.
Teten Masduki bersama rombongan berada di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, untuk menghadiri pencanangan Gerakan Menanam 50 Ribu Mangrove di Desa Labota yang dilakukan PT IMIP.
Selain ikut melakukan penanaman mangrove, Teten juga sempat memberikan kuliah umum kepada ratusan mahasiswa Politeknik Industri Logam Morowali. Siang harinya, Teten menyempatkan diri menghadiri peresmian masjid As Salam di kompleks perkantoran PT IMIP.
Sementara itu, terkait kegiatan penanaman mangrove, Presiden Komisaris PY IMIP, Halim Mina mengatakan, penanaman mangrove ini merupakan upaya dari perusahaan untuk mempertahankan dan melindungi ekosistem di kawasan pesisir khususnya yang berada di sekitar kawasan industri PT IMIP di Kabupaten Morowali.
"Jumlah 50 ribu bibit mangrove ini memang belum apa-apa. Tapi seiring dengan perkembangan dan kemajuan perusahaan, kami akan terus melaksanakan kegiatan semacam ini bahkan menjadikannya sebagai program utama untuk sektor lingkungan," katanya.
Teten mengatakan, hasil kunjungannya ke Kabupaten Morowali dan kawasan industri PT IMIP akan menjadi bahan laporannya kepada Presiden Joko Widodo khususnya terkait pengembangan industri-industri strategis dan unggulan di Indonesia.
Kehadiran PT IMIP merupakan bukti upaya dari pemerintah pusat untuk mendorong percepatan pembangunan industri di luar pulau Jawa. Selain itu juga untuk membuktikan bahwa kemampuan sumber daya manusia di kawasan Timur Indonesia tak kalah dengan saudara-saudaranya yang berada di wilayah Barat Indonesia.
"Tak hanya industri, keberadaan PT IMIP juga membuka mata bahwa SDM yang ada di Sulawesi juga tak kalah dengan yang ada di Pulau Jawa. Artinya, kemajuan bidang pendidikan di luar Pulau Jawa juga semakin membaik," imbuh dia.
Menurutnya, saat ini kawasan industri berbasis nikel yang dikelola PT IMIP di Kabupaten Morowali, merupakan satu-satunya yang terbesar di Indonesia. Dengan fakta itu, peluang untuk menjadi kawasan industri berstatus obyek vital nasional terbuka lebar.
Teten mengatakan, berbagai regulasi dan kemudahan investasi juga telah dibuat pemerintah pusat untuk mendorong industri-industri khususnya yang berada di luar Pulau Jawa dan dibiayai investor luar negeri semakin berkembang.
"Sepanjang seluruh persyaratan terpenuhi, peningkatan status menjadi kawasan obyek vital nasional itu akan dapat diwujudkan dan PT IMIP dari pantauan saya sangat berpeluang mewujudkannya," kata dia.
Teten Masduki bersama rombongan berada di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, untuk menghadiri pencanangan Gerakan Menanam 50 Ribu Mangrove di Desa Labota yang dilakukan PT IMIP.
Selain ikut melakukan penanaman mangrove, Teten juga sempat memberikan kuliah umum kepada ratusan mahasiswa Politeknik Industri Logam Morowali. Siang harinya, Teten menyempatkan diri menghadiri peresmian masjid As Salam di kompleks perkantoran PT IMIP.
Sementara itu, terkait kegiatan penanaman mangrove, Presiden Komisaris PY IMIP, Halim Mina mengatakan, penanaman mangrove ini merupakan upaya dari perusahaan untuk mempertahankan dan melindungi ekosistem di kawasan pesisir khususnya yang berada di sekitar kawasan industri PT IMIP di Kabupaten Morowali.
"Jumlah 50 ribu bibit mangrove ini memang belum apa-apa. Tapi seiring dengan perkembangan dan kemajuan perusahaan, kami akan terus melaksanakan kegiatan semacam ini bahkan menjadikannya sebagai program utama untuk sektor lingkungan," katanya.
Teten mengatakan, hasil kunjungannya ke Kabupaten Morowali dan kawasan industri PT IMIP akan menjadi bahan laporannya kepada Presiden Joko Widodo khususnya terkait pengembangan industri-industri strategis dan unggulan di Indonesia.
Kehadiran PT IMIP merupakan bukti upaya dari pemerintah pusat untuk mendorong percepatan pembangunan industri di luar pulau Jawa. Selain itu juga untuk membuktikan bahwa kemampuan sumber daya manusia di kawasan Timur Indonesia tak kalah dengan saudara-saudaranya yang berada di wilayah Barat Indonesia.
"Tak hanya industri, keberadaan PT IMIP juga membuka mata bahwa SDM yang ada di Sulawesi juga tak kalah dengan yang ada di Pulau Jawa. Artinya, kemajuan bidang pendidikan di luar Pulau Jawa juga semakin membaik," imbuh dia.
(izz)