Perjanjian Dagang TPP Diteken Bersama Kanada Minus AS
A
A
A
DAVOS - Perjanjian dagang Asia Pasifik setelah Amerika Serikat (AS) memilih hengkang seiring keputusan Presiden Donald Trump tahun lalu diperkirakan bakal kembali diteken pada bulan Maret, mendatang. Sebelas negara bakal menggelar pertemuan di Chile dua bulan ke depan guna kembali meneruskan kesepakatan yang dikenal sebagai Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) dan diterus diperjuangkan oleh Jepang.
Namun seperti dilansir BBC, Rabu (24/1/2018) salah satu perjanjian perdagangan terbesar di dunia tersebut didorong mencapai kesepakatan ketika Kanada mengatakan bakal tetap bergabung. Negara tersebut sempat menolak untuk menandatangani versi sebelumnya karena kekhawatiran tentang perlindungan lingkungan dan perburuhan. TPP baru ini juga mencakup Australia, Brunei, Cile, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura dan Vietnam.
China tidak termasuk dalam perjanjian tersebut, yang dianggap oleh sebagian sebagai cara untuk melawan kekuatan negara yang melonjak di Asia. Menteri Perekonomian Jepang Toshimitsu Motegi mengungkapkan, bahwa kesepakatan tersebut akan menjadi "mesin untuk mengatasi proteksionisme" yang muncul di belahan dunia. Ditambahkan olehnya Jepang bakal menjelaskan pentingnya kesepakatan ke Washington dengan harapan bisa meyakinkan AS untuk bergabung.
Seperti diketahui sepeninggal AS, negara-negara yang tersisa dalam TPP terus bekerja keras untuk menghidupkan kembali kesepakatan tersebut. Sebelumnya Kanada dianggap sebagai pengganjal utama ketika Perdana Menteri Justin Trudeau tidak hadir dalam pertemuan kepemimpinan pada bulan November selama KTT Ekonomi Asia Pasifik, dimana diharapkan dapat disepekati beberapa hal prinsip.
Kanada dalam beberapa kesempatan mengaku khawatir tentang perlindungan kekayaan intelektual, hak bahasa dan ketenagakerjaan dan perlindungan lingkungan dalam kesepakatan tersebut. "Kami semua mengerti bahwa kami perlu berbuat lebih banyak mengenai budaya, saya katakan bahwa Kanada tidak akan puas dengan hal itu. Sangat penting bagi saya untuk memperjuangkan budaya Kanada," kata Menteri Perdagangan Internasional Francois-Philippe Champagne saat itu.
Pada pekan yang sama, Kanada juga turut menegaskan komitmen bersama Meksiko dan AS untuk memasuki putaran keenam perundingan mengenai Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara. Putaran sebelumnya telah berlangsung menegangkan, meningkatkan kekhawatiran bahwa Presiden Trump akan memanfaatkan ancamannya untuk menarik diri dari kesepakatan tersebut, yang sangat penting bagi ekonomi Kanada.
Namun seperti dilansir BBC, Rabu (24/1/2018) salah satu perjanjian perdagangan terbesar di dunia tersebut didorong mencapai kesepakatan ketika Kanada mengatakan bakal tetap bergabung. Negara tersebut sempat menolak untuk menandatangani versi sebelumnya karena kekhawatiran tentang perlindungan lingkungan dan perburuhan. TPP baru ini juga mencakup Australia, Brunei, Cile, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura dan Vietnam.
China tidak termasuk dalam perjanjian tersebut, yang dianggap oleh sebagian sebagai cara untuk melawan kekuatan negara yang melonjak di Asia. Menteri Perekonomian Jepang Toshimitsu Motegi mengungkapkan, bahwa kesepakatan tersebut akan menjadi "mesin untuk mengatasi proteksionisme" yang muncul di belahan dunia. Ditambahkan olehnya Jepang bakal menjelaskan pentingnya kesepakatan ke Washington dengan harapan bisa meyakinkan AS untuk bergabung.
Seperti diketahui sepeninggal AS, negara-negara yang tersisa dalam TPP terus bekerja keras untuk menghidupkan kembali kesepakatan tersebut. Sebelumnya Kanada dianggap sebagai pengganjal utama ketika Perdana Menteri Justin Trudeau tidak hadir dalam pertemuan kepemimpinan pada bulan November selama KTT Ekonomi Asia Pasifik, dimana diharapkan dapat disepekati beberapa hal prinsip.
Kanada dalam beberapa kesempatan mengaku khawatir tentang perlindungan kekayaan intelektual, hak bahasa dan ketenagakerjaan dan perlindungan lingkungan dalam kesepakatan tersebut. "Kami semua mengerti bahwa kami perlu berbuat lebih banyak mengenai budaya, saya katakan bahwa Kanada tidak akan puas dengan hal itu. Sangat penting bagi saya untuk memperjuangkan budaya Kanada," kata Menteri Perdagangan Internasional Francois-Philippe Champagne saat itu.
Pada pekan yang sama, Kanada juga turut menegaskan komitmen bersama Meksiko dan AS untuk memasuki putaran keenam perundingan mengenai Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara. Putaran sebelumnya telah berlangsung menegangkan, meningkatkan kekhawatiran bahwa Presiden Trump akan memanfaatkan ancamannya untuk menarik diri dari kesepakatan tersebut, yang sangat penting bagi ekonomi Kanada.
(akr)