ASEAN Sepakati Kekuatan Manufaktur Bersama Hadapi Industry 4.0

Senin, 29 Januari 2018 - 17:01 WIB
ASEAN Sepakati Kekuatan...
ASEAN Sepakati Kekuatan Manufaktur Bersama Hadapi Industry 4.0
A A A
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengungkapkan, negara-negara ASEAN sepakat melakukan kerja sama ekonomi yang komprehensif dalam menghadapi revolusi industri keempat atau Industry 4.0.

Sektor-sektor manufaktur yang tengah dikembangkan guna menjadi kekuatan unggul di tingkat regional Asia Tenggara, antara lain industri automotif, elektronika, makanan dan minuman, serta textile clothes footwear (TCF).

"Di Indonesia, kelompok manufaktur tersebut telah menjalankan sistem Industry 4.0," kata Menperin melalui siaran pers, Senin (29/1/2018).

Pada era Industry 4.0, sektor industri mengimplementasikan otomasi dalam proses produksinya, yaitu melalui pemanfaatan tenaga robotik yang terhubung dengan internet dalam pengoperasiannya.

Menperin juga meyakini, pada empat sektor yang sedang dipacu bareng negara-negara ASEAN, daya saing industri Indonesia cukup kompetitif. Misalnya sektor automotif, selain punya pasar domestik yang besar, Indonesia juga menjadi basis produksi dari beberapa perusahaan automotif dunia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan industri alat angkutan mencapai 5,63% atau di atas pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,06% pada kuartal III/2017. Selain itu, sektor ini juga salah satu kontributor terbesar pada pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) sektor industri pengolahan nonmigas yang mencapai 10,11%.

Selanjutnya, industri elektronika dalam negeri, menunjukkan kinerja yang cukup positif. Hingga tahun 2016, terdapat 23 electronics manufacturing service (EMS), 42 merek dan 37 pemilik merek baik global maupun nasional, dengan total nilai investasi sebesar Rp7 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 13.000 orang.

Sementara itu, industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor yang strategis dan masih mempunyai prospek cerah untuk tumbuh di Indonesia. BPS mencatat, pertumbuhan industri ini sebesar 9,46% pada kuartal III/2017 atau naik dari capaian kuartal II/2017 sekitar 7,19%.

Sektor ini mampu menyumbangkan PDB industri nonmigas pada triwulan III/2017 sebesar 34,95%, tertinggi dibandingkan sektor lainnya. Selain iu, kontribusi tenaga kerja industri didominasi oleh sektor ini sebanyak 3,3 juta orang atau sebesar 21,34%.

Sedangkan, untuk kelompok industri pakaian, tekstil, dan sepatu, Menperin mengatakan bahwa sektor ini pun telah mampu menguasai pasar global. "Khusus untuk industri shoes and apparel sport, kita sudah melewati China. Bahkan, di Brasil, kita sudah menguasai pasar di sana hingga 80%," ungkapnya.

Oleh karena itu, kata dia, Kemenperin terus mendorong agar industri-industri andalan Indonesia tersebut bisa terintegrasi pada rantai pasok di tingkat ASEAN. Pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN menurutnya menjadi momentum penting bagi negara-negara di Asia Tenggara untuk semakin meningkatkan kerja sama ekonomi khususnya sektor industri agar bisa saling melengkapi satu sama lain.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1125 seconds (0.1#10.140)