Unilever Ancam Tarik Iklan dari Facebook dan Google
A
A
A
LONDON - Unilever mengancam akan menarik iklan dari platform seperti Google dan Facebook, jika mereka tidak melakukan cukup tindakan membatasi terhadap konten ekstremis dan ilegal. Unilever mengatakan bahwa kepercayaan konsumen terhadap media sosial sekarang sangat rendah
"Kami tidak dapat memiliki lingkungan di mana konsumen kami tidak mempercayai apa yang mereka lihat secara online," kata kepala pemasaran Unilever, Keith Weed seperti dilansir BBC.
Dia menambahkan, bahwa hal ini demi kepentingan perusahaan media digital untuk bertindak sebelum "pengiklan menghentikan periklanan". Weed menerangkan perusahaan tidak dapat terus mendukung industri periklanan online di mana materi ekstremis, berita palsu, eksploitasi anak, manipulasi politik, rasisme dan seksisme tersebar luas.
"Ini sangat jelas dari derasnya suara konsumen selama beberapa bulan terakhir bahwa orang menjadi semakin khawatir tentang dampak digital terhadap kesejahteraan, pada demokrasi dan pada kebenaran itu sendiri. Ini bukan sesuatu yang bisa disingkirkan atau diabaikan," paparnya.
Unilever telah berjanji untuk tidak berinvestasi di platform yang tidak melindungi anak atau menciptakan perpecahan di masyarakat. Mereka juga menekankan investasi hanya dilakukan pada platform yang memberi kontribusi positif bagi masyarakat
Tidak ketinggalan Unilever juga menekankan stereotip gender dalam periklanan harus ditangani. Ditambah hanya bermitra dengan perusahaan yang menciptakan infrastruktur digital yang bertanggung jawab
Menurut firma riset Pivotal, Facebook dan Google menyumbang 73% dari semua iklan digital di AS pada 2017. Selama 2017, Google menghasilkan pendapatan sebesar 4,4 miliar pounds dari iklan online, sementara Facebook mengumpulkan 1,8 miliar pounds, menurut eMarketer.
"Kami tidak dapat memiliki lingkungan di mana konsumen kami tidak mempercayai apa yang mereka lihat secara online," kata kepala pemasaran Unilever, Keith Weed seperti dilansir BBC.
Dia menambahkan, bahwa hal ini demi kepentingan perusahaan media digital untuk bertindak sebelum "pengiklan menghentikan periklanan". Weed menerangkan perusahaan tidak dapat terus mendukung industri periklanan online di mana materi ekstremis, berita palsu, eksploitasi anak, manipulasi politik, rasisme dan seksisme tersebar luas.
"Ini sangat jelas dari derasnya suara konsumen selama beberapa bulan terakhir bahwa orang menjadi semakin khawatir tentang dampak digital terhadap kesejahteraan, pada demokrasi dan pada kebenaran itu sendiri. Ini bukan sesuatu yang bisa disingkirkan atau diabaikan," paparnya.
Unilever telah berjanji untuk tidak berinvestasi di platform yang tidak melindungi anak atau menciptakan perpecahan di masyarakat. Mereka juga menekankan investasi hanya dilakukan pada platform yang memberi kontribusi positif bagi masyarakat
Tidak ketinggalan Unilever juga menekankan stereotip gender dalam periklanan harus ditangani. Ditambah hanya bermitra dengan perusahaan yang menciptakan infrastruktur digital yang bertanggung jawab
Menurut firma riset Pivotal, Facebook dan Google menyumbang 73% dari semua iklan digital di AS pada 2017. Selama 2017, Google menghasilkan pendapatan sebesar 4,4 miliar pounds dari iklan online, sementara Facebook mengumpulkan 1,8 miliar pounds, menurut eMarketer.
(akr)