Jadi Pemain Penting, Dubes RI Diminta Berpikir Out of The Box

Jum'at, 16 Februari 2018 - 16:05 WIB
Jadi Pemain Penting,...
Jadi Pemain Penting, Dubes RI Diminta Berpikir Out of The Box
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menilai, Indonesia harus menjalankan politik luar negeri yang lebih ofensif, dengan tetap mengedepankan kepentingan negara (national interest) di atas segalanya.

Perwakilan Indonesia (para Duta Besar) yang sedang dan akan menjalankan tugasnya harus menjelaskan kepada dunia, bahwa Indonesia adalah pemain penting dalam percaturan global, khususnya di kawasan Asia Pasifik.

"Anda-anda sebagai wakil bangsa juga harus menjelaskan bahwa Indonesia pemain penting, kekuatan Indonesia di Asia Pasifik adalah middle power. Indonesia dipandang penting untuk menjaga kestabilan dunia. Di sinilah Indonesia harus memainkan peranan pentingnya sebagai kekuatan poros maritim yang sungguh-sungguh, apalagi posisi silang Indonesia merupakan suatu kekuatan tersendiri," terangnya di Jakarta, Jumat (16/2/2018).

Mantan Menkopolhukam ini menjelaskan, perkembangan dan perubahan dunia utamanya dalam bidang ekonomi dan teknologi, menuntut para perwakilan Indonesia di luar negeri tersebut harus berpikir out of the box.

Selain itu, menyikapinya dengan bergerak cepat dan terus melakukan langkah-langkah yang inovatif serta positif. Maka, mempromosikan dan mengemas menjadi sesuatu yang penting dan tidak boleh ragu.

"Kepercayaan diri itu harus dibangun. Kondisi Indonesia di mata dunia ini dinilai sangat baik, saya sendiri mengalaminya karena kemana pun saya pergi dan berbicara di mana pun mereka sangat apresiasi Indonesia, kemudian mereka juga masih banyak yang belum mengenal Indonesia secara jauh. Jadi, di sinilah peran Anda semua dalam memberikan penjelasan kepada mereka sangat penting," jelas dia.

Lebih jauh, purnawirawan TNI ini mengingatkan kepada seluruh Duta Besar yang hadir agar lebih menempatkan diri sebagai 'pelayan publik' dan bertugas membantu kepentingan warga negara Indonesia di seluruh dunia.

"Utamanya yang mengalami kesulitan dalam bidang apapun, termasuk di bidang perdagangan maupun perlindungan," imbuhnya.

Kemudian, atas nama national interest para diplomat Indonesia tidak boleh terbebani berbagai pertimbangan yang bertele-tele. Namun, justru dibebaskan untuk membina hubungan baik dan menerima investasi ekonomi dari negara manapun.

"Kita sering tidak menyadari, Indonesia adalah negara besar dan menjadi negara lima besar ekonominya di dunia pada 2030. Sekarang negara lain menganggap bahwa Indonesia satu-satunya kekuatan di kawasan yang mampu menjadi counterweight terhadap Tiongkok, tetapi sekaligus mitra ekonomi yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak," tutur Luhut.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8291 seconds (0.1#10.140)