Wall Street Mixed di Tengah Kinerja Terkuat Indeks S&P 500
A
A
A
NEW YORK - Wall Street bergerak mixed di tengah kinerja mingguan terbesar indeks S & P 500 dalam lima tahun, meski keuntungan di awal perdagangan sempat menguap. Koreksi pasar dipicu oleh kekhawatiran inflasi Februari, namun harga konsumen dan penjualan eceran sedikit meredakan investor.
Pergerakan bursa terjadi di tengah tudingan 13 warga negara Rusia dan tiga perusahaan memiliki campur tangan dalam pemilihan umum Amerika Serikat (AS) dalam upaya mendukung Donald Trump. Indeks S & P 500 telah kehilangan lebih dari setengah persen setelah pengumuman dakwaan.
"Pasar sedang mencari alasan untuk bergelombang dan Rusia menjadi alasan utama. Anda sudah melihat rally dalam beberapa pekan terakhir dan orang-orang telah mencari alasan untuk mengambil keuntungan menjelang akhir pekan," kata Dennis Dick, trader Bright Trading LLC di Las Vegas.
Investor tersentak dengan kenaikan saham Johnson & Johnson (JNJ. N), Abbvie (ABBV. N) dan Pfizer (Lestari. N), dimaba kesemuannya bertambah lebih dari 1,4% dan mendukung indeks S & P 500 lebih daripada yang lain. Musim laporan kuartal keempat yang kuat dan pemotongan pajak dalam perusahaan yang diperkenalkan tahun ini telah membuat analis memperkirakan bakal menghasilkan pertumbuhan 19% pada awal Januari.
Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 0,08% untuk mengakhiri pada level 25.219,38, sementara S & P 500 memperoleh tambahan 0,04% menjadi 2.732,22. Sedangkan komposit Nasdaq turun 0,23% di posisi 7.239,47. Tercatat selama sepekan Dow telah meningkat 4,25% untuk menjadi kenaikan mingguan terkuat sejak November 2016. Serta Nasdaq naik 5,31% selama satu pekan, dan jadi mingguan terbaik sejak Desember 2011.
Di sisi lain S & P 500 meraih keuntungan 4,3% dan jadi kinerja mingguan terbesar sejak Januari 2013. Tapi tetap turun hampir 5% dari rekor tinggi pada 26 Januari. Pasar saham pada awal pekan besok akan libur. Sementara pada perdagangan akhir pekan beberapa saham yang meningkat yakni Coca-Cola (KO. N) naik 0,45% saat volume perdagangan yang mencapai 7,1 miliar saham, di bawah rata-rata USD8,5 miliar dalam 20 sesi perdagangan.
Pergerakan bursa terjadi di tengah tudingan 13 warga negara Rusia dan tiga perusahaan memiliki campur tangan dalam pemilihan umum Amerika Serikat (AS) dalam upaya mendukung Donald Trump. Indeks S & P 500 telah kehilangan lebih dari setengah persen setelah pengumuman dakwaan.
"Pasar sedang mencari alasan untuk bergelombang dan Rusia menjadi alasan utama. Anda sudah melihat rally dalam beberapa pekan terakhir dan orang-orang telah mencari alasan untuk mengambil keuntungan menjelang akhir pekan," kata Dennis Dick, trader Bright Trading LLC di Las Vegas.
Investor tersentak dengan kenaikan saham Johnson & Johnson (JNJ. N), Abbvie (ABBV. N) dan Pfizer (Lestari. N), dimaba kesemuannya bertambah lebih dari 1,4% dan mendukung indeks S & P 500 lebih daripada yang lain. Musim laporan kuartal keempat yang kuat dan pemotongan pajak dalam perusahaan yang diperkenalkan tahun ini telah membuat analis memperkirakan bakal menghasilkan pertumbuhan 19% pada awal Januari.
Dow Jones Industrial Average (DJI) naik 0,08% untuk mengakhiri pada level 25.219,38, sementara S & P 500 memperoleh tambahan 0,04% menjadi 2.732,22. Sedangkan komposit Nasdaq turun 0,23% di posisi 7.239,47. Tercatat selama sepekan Dow telah meningkat 4,25% untuk menjadi kenaikan mingguan terkuat sejak November 2016. Serta Nasdaq naik 5,31% selama satu pekan, dan jadi mingguan terbaik sejak Desember 2011.
Di sisi lain S & P 500 meraih keuntungan 4,3% dan jadi kinerja mingguan terbesar sejak Januari 2013. Tapi tetap turun hampir 5% dari rekor tinggi pada 26 Januari. Pasar saham pada awal pekan besok akan libur. Sementara pada perdagangan akhir pekan beberapa saham yang meningkat yakni Coca-Cola (KO. N) naik 0,45% saat volume perdagangan yang mencapai 7,1 miliar saham, di bawah rata-rata USD8,5 miliar dalam 20 sesi perdagangan.
(akr)