Ekspektasi Kenaikan Fed Rate Pemicu Lemahnya Rupiah

Selasa, 27 Februari 2018 - 20:11 WIB
Ekspektasi Kenaikan Fed Rate Pemicu Lemahnya Rupiah
Ekspektasi Kenaikan Fed Rate Pemicu Lemahnya Rupiah
A A A
JAKARTA - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Abra Talattov menuturkan, tren lemahnya rupiah dipicu oleh ekspektasi kenaikan Fed rate pada pekan ke-3 Maret mendatang.

Bahkan konsensus global memprediksi Fed rate bakal naik tiga kali tahun ini. "Juga akibat kenaikan yield US treasury bond tenor 10 tahun," katanya saat dihubungi, Selasa (27/2/2018).

Implikasinya bagi Indonesia terjadi capital outflow yang cukup signifikan, terutama di bursa saham dengan nilai jual bersih (net sell) investor asing mencapai Rp12,43 triliun sejak awal Januari (year to date). Begitupun di pasar SBN, kepemilikan asing dalam sebulan terakhir menyusut Rp8,23 triliun

Menurut Abra, meskipun volatilitas rupiah masih lebih rendah jika dibandingkan volatilitas mata uang negara-negara kawasan seperti dolar Singapura, ringgit Malaysia, peso Filipina, atau baht Thailand. Pemerintah dan Bank Indonesia tetap harus waspada terhadap liarnya pergerakan rupiah saat ini, apalagi nilainya sudah menjauh dari asumsi APBN (Rp13.400).

Harga minyak mentah dunia saat ini sudah mencapai kisaran USD69 per barel (jauh di atas asumsi APBN USD48 per barel), harga minyak mentah tersebut masih berpotensi naik lagi karena ada wacana pemangkasan produksi minyak oleh OPEC.

"Kenaikan harga minyak tersebut pasti makin menekan APBN berupa pembengkakan subsidi energi. Apalagi di tahun politik ini, pemerintah sudah berjanji tidak akan menaikkan harga BBM subsidi dan tarif listrik," urai dia.

Rupiah juga mendapat tekanan dari defisitnya neraca perdagangan dua bulan terakhir ini. Dengan simpanan Cadev sebesar USD131,9 miliar, dia perkirakan BI akan banyak melakukan intervensi pasca pengunguman rapat FOMC jika betul ada kenaikan Fed rate. "Prediksi saya, rupiah tahun ini akan dijaga pada kisaran Rp13.500-13.700," paparnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6256 seconds (0.1#10.140)