Rupiah Sukses Melibas Dolar Usai Pernyataan Gubernur The Fed
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini. Mata Uang Garuda berada di level Rp14.085 per dolar AS, menguat 0,05% dibanding perdagangan Selasa (23/2) sore di level Rp14.092 per dolar AS.
Melemahnya dolar pada hari ini dipicu oleh pernyataan Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) , Jerome Powell, yang menyatakan komitmen pihaknya untuk mempertahankan suku bunga rendah dan pembelian obligasi untuk mendukung pemulihan ekonomi AS.
( )
"Dukungan The Fed menjadi faktor negatif jangka panjang bagi greenback. Secara bersamaan, investor beralih ke mata uang yang akan memperoleh keuntungan dari perdagangan global yang meningkat, serta negara-negara yang membuat kemajuan dalam pemulihan Covid-19," Kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam riset harinya, Rabu (24/2/2021).
Sementara itu, sentimen positif dari dalam negeri berasal dari penurunan suku bunga yang dilakukan Bank Indonesia (BI). Namun, sayangnya penurunan suku bunga dari BI tidak dibarengi dengan penurunan suku bunga kredit perbankan. Akibatnya, jika perbankan tidak menurunkan suku bunga kredit, maka masyarakat atau pengusaha akan terbebani dengan bunga yang tinggi.
( )
“Sinyal positif data eksternal kurang didukung dengan data internal membuat penguatan rupiah tertahan,” ujarnya. Sementara itu, untuk perdagangan besok, rupiah diprediksi kembali ditutup menguat pada rentang Rp14.050 hingga Rp14.100.
Melemahnya dolar pada hari ini dipicu oleh pernyataan Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) , Jerome Powell, yang menyatakan komitmen pihaknya untuk mempertahankan suku bunga rendah dan pembelian obligasi untuk mendukung pemulihan ekonomi AS.
( )
"Dukungan The Fed menjadi faktor negatif jangka panjang bagi greenback. Secara bersamaan, investor beralih ke mata uang yang akan memperoleh keuntungan dari perdagangan global yang meningkat, serta negara-negara yang membuat kemajuan dalam pemulihan Covid-19," Kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam riset harinya, Rabu (24/2/2021).
Sementara itu, sentimen positif dari dalam negeri berasal dari penurunan suku bunga yang dilakukan Bank Indonesia (BI). Namun, sayangnya penurunan suku bunga dari BI tidak dibarengi dengan penurunan suku bunga kredit perbankan. Akibatnya, jika perbankan tidak menurunkan suku bunga kredit, maka masyarakat atau pengusaha akan terbebani dengan bunga yang tinggi.
( )
“Sinyal positif data eksternal kurang didukung dengan data internal membuat penguatan rupiah tertahan,” ujarnya. Sementara itu, untuk perdagangan besok, rupiah diprediksi kembali ditutup menguat pada rentang Rp14.050 hingga Rp14.100.
(ind)