Kompak Mendalami Dunia Kopi Bersama Anak
A
A
A
SEBAGAI pimpinan perusahaan dengan pencapaian kinerja tinggi, Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Legowo Kusumonegoro tetap berkomitmen memprioritaskan waktu untuk keluarga. Dia tidak setuju kalau urusan seorang CEO hanya melulu soal kerjaan kantor.
Banyak kegiatan dan hobi yang dilakukannya bersama keluarga. Saat bersama dengan istri, keduanya sangat kompak sebagai pecinta seni yang serius. "Saya suka berbagai genre musik dan istri saya adalah penari tradisional Solo. Selalu banyak kegiatan bersama keluarga. Bahkan berangkat kerja bareng anak-anak karena kantor kami berdekatan," ujar ayah dari sepasang putra-putri ini.
Legowo bercerita tentang hobinya mulai dari musik, otak-atik program komputer, hingga bermain game. Banyak program komputer yang unik dikuasainya dan berbagai permainan game disukainya. Baginya, hal itu membantu untuk mengerti bagaimana generasi sekarang berpikir. "Saya perlu tahu cara orang berpikir lewat game," katanya.
Salah satu kegiatan favoritnya kini adalah menggeluti dunia kopi. Legowo mengaku menggemari espresso karena cita rasanya lebih kuat di lidah. Berbagai kopi asli Nusantara pun digemarinya, istilahnya single origin atau murni dari sumber pertama kopi itu berasal. Pria yang lahir di Roma, Italia, itu lebih menyukai kopi robusta dibandingkan arabika yang asam demi alasan kesehatan lambung.
"Masih tahap belajar menemukan kenikmatannya. Saya cocok dengan kopi robusta Sidikalang yang khas Sumatera dengan cita rasanya mild atau sedang," ujarnya.
Hobi kopi ini semakin seru saat kumpul dengan anak-anaknya yang juga penikmat kopi. Lantaran bersekolah di Australia, selera kopi dari buah hatinya mengikuti kopi yang umum di Negeri Kanguru. Namun, itu tidak menghalangi keseruan mereka ketika saling kolaborasi, diskusi, hingga mengolah dan mencicipi kopi. "Mereka lebih tertarik soal sentuhan seni di kopi. Kami saling belajar bersama mencoba berbagai kopi," ujarnya.
Bersama istri, berdua mereka mengelola sanggar tari, Sanggar Widyarini. Sanggar ini merupakan milik almarhum ibu mertuanya yang dibangun kembali sejak 2008. Di sana dia memiliki proyek mengumpulkan pelatih tari dan memberikan semacam tantangan menciptakan karya yang nanti didanai. Dia dan istri akan menjadi semacam kuratornya. Bahkan karya tersebut bisa dimiliki sepenuhnya oleh seniman tari itu. "Kami berikan tantangan kepada pelatih tari untuk terus berkarya," ujarnya.
Hobi lainnya adalah mengamati kebiasaan orang di berbagai kota. Karena itu, setiap berkunjung ke suatu kota biasanya dia akan mengunjungi mal atau pasar setempat. Dirinya akan sibuk mengawasi orang berbelanja apa, apa yang dipakai, dan handphone apa yang sedang ramai. Semuanya demi mendapatkan chemistry mengenai calon konsumennya.
Banyak kegiatan dan hobi yang dilakukannya bersama keluarga. Saat bersama dengan istri, keduanya sangat kompak sebagai pecinta seni yang serius. "Saya suka berbagai genre musik dan istri saya adalah penari tradisional Solo. Selalu banyak kegiatan bersama keluarga. Bahkan berangkat kerja bareng anak-anak karena kantor kami berdekatan," ujar ayah dari sepasang putra-putri ini.
Legowo bercerita tentang hobinya mulai dari musik, otak-atik program komputer, hingga bermain game. Banyak program komputer yang unik dikuasainya dan berbagai permainan game disukainya. Baginya, hal itu membantu untuk mengerti bagaimana generasi sekarang berpikir. "Saya perlu tahu cara orang berpikir lewat game," katanya.
Salah satu kegiatan favoritnya kini adalah menggeluti dunia kopi. Legowo mengaku menggemari espresso karena cita rasanya lebih kuat di lidah. Berbagai kopi asli Nusantara pun digemarinya, istilahnya single origin atau murni dari sumber pertama kopi itu berasal. Pria yang lahir di Roma, Italia, itu lebih menyukai kopi robusta dibandingkan arabika yang asam demi alasan kesehatan lambung.
"Masih tahap belajar menemukan kenikmatannya. Saya cocok dengan kopi robusta Sidikalang yang khas Sumatera dengan cita rasanya mild atau sedang," ujarnya.
Hobi kopi ini semakin seru saat kumpul dengan anak-anaknya yang juga penikmat kopi. Lantaran bersekolah di Australia, selera kopi dari buah hatinya mengikuti kopi yang umum di Negeri Kanguru. Namun, itu tidak menghalangi keseruan mereka ketika saling kolaborasi, diskusi, hingga mengolah dan mencicipi kopi. "Mereka lebih tertarik soal sentuhan seni di kopi. Kami saling belajar bersama mencoba berbagai kopi," ujarnya.
Bersama istri, berdua mereka mengelola sanggar tari, Sanggar Widyarini. Sanggar ini merupakan milik almarhum ibu mertuanya yang dibangun kembali sejak 2008. Di sana dia memiliki proyek mengumpulkan pelatih tari dan memberikan semacam tantangan menciptakan karya yang nanti didanai. Dia dan istri akan menjadi semacam kuratornya. Bahkan karya tersebut bisa dimiliki sepenuhnya oleh seniman tari itu. "Kami berikan tantangan kepada pelatih tari untuk terus berkarya," ujarnya.
Hobi lainnya adalah mengamati kebiasaan orang di berbagai kota. Karena itu, setiap berkunjung ke suatu kota biasanya dia akan mengunjungi mal atau pasar setempat. Dirinya akan sibuk mengawasi orang berbelanja apa, apa yang dipakai, dan handphone apa yang sedang ramai. Semuanya demi mendapatkan chemistry mengenai calon konsumennya.
(amm)