Rupiah Rubuh ke Rp13.776, Gagal Manfaatkan Lemahnya USD
A
A
A
JAKARTA - Kekhawatiran perang dagang antara Amerika Serikat dengan Uni Eropa, telah membuat dolar AS (USD) tergelincir di pasar spot pada Selasa ini. Namun, rupiah belum mampu mengambil keuntungan dari momen ini.
Indeks Bloomberg mencatat, mata uang NKRI pada penutupan perdagangan Selasa (6/3/2018) terkapar 14 poin atau 0,10% menjadi Rp13.776 per USD, dibanding penutupan Senin di Rp13.762. Hari ini, rupiah diperdagangkan di Rp13.738-Rp13.790 per USD.
Hal senada juga terpantau di data Yahoo Finance. Rupiah pada petang ini rubuh 15 poin alias 0,11% ke level Rp13.773 per USD, dibanding penutupan Senin di Rp13.758. Selasa ini, rupiah berada di kisaran Rp13.738-Rp13.780 per USD.
Rencana kenaikan suku bunga acuan The Fed pada pekan ketiga Maret mendatang, membuat rupiah meriang belakangan ini. Ekspektasi itu membuat investor luar negeri menjual saham dan obligasi nasional dan membeli dolar. Alhasil dalam sepekan terakhir, rupiah merosot ke level terendah dua tahun.
Melansir Bloomberg, rupiah telah jatuh 1,6% dalam sebulan terakhir, membuatnya menjadi mata uang terburuk di Asia dan terburuk ketiga diantara 24 mata uang pasar negara berkembang di seluruh dunia.
Hal ini membuat rupiah gagal memanfaatkan melemahnya USD, yang imbas dari perang dagang yang dilontarkan Presiden AS, Donald Trump. Ia mendapat tekanan untuk menarik kembali rencananya terhadap sekutu politik, diplomatik, dan perusahaan AS. Namun, Trump bersikukuh bahwa tarif akan ditarik bila AS mendapat kesepakatan perdagangan yang adil.
Mengutip Reuters, dolar diperdagangkan lebih rendah 0,1% terhadap enam mata uang saingan utama. Dolar lantas turun terhadap safe haven yen, sebesar 0,2% menjadi di bawah 106 yen, tidak jauh dari level terendah 16 bulan.
Indeks Bloomberg mencatat, mata uang NKRI pada penutupan perdagangan Selasa (6/3/2018) terkapar 14 poin atau 0,10% menjadi Rp13.776 per USD, dibanding penutupan Senin di Rp13.762. Hari ini, rupiah diperdagangkan di Rp13.738-Rp13.790 per USD.
Hal senada juga terpantau di data Yahoo Finance. Rupiah pada petang ini rubuh 15 poin alias 0,11% ke level Rp13.773 per USD, dibanding penutupan Senin di Rp13.758. Selasa ini, rupiah berada di kisaran Rp13.738-Rp13.780 per USD.
Rencana kenaikan suku bunga acuan The Fed pada pekan ketiga Maret mendatang, membuat rupiah meriang belakangan ini. Ekspektasi itu membuat investor luar negeri menjual saham dan obligasi nasional dan membeli dolar. Alhasil dalam sepekan terakhir, rupiah merosot ke level terendah dua tahun.
Melansir Bloomberg, rupiah telah jatuh 1,6% dalam sebulan terakhir, membuatnya menjadi mata uang terburuk di Asia dan terburuk ketiga diantara 24 mata uang pasar negara berkembang di seluruh dunia.
Hal ini membuat rupiah gagal memanfaatkan melemahnya USD, yang imbas dari perang dagang yang dilontarkan Presiden AS, Donald Trump. Ia mendapat tekanan untuk menarik kembali rencananya terhadap sekutu politik, diplomatik, dan perusahaan AS. Namun, Trump bersikukuh bahwa tarif akan ditarik bila AS mendapat kesepakatan perdagangan yang adil.
Mengutip Reuters, dolar diperdagangkan lebih rendah 0,1% terhadap enam mata uang saingan utama. Dolar lantas turun terhadap safe haven yen, sebesar 0,2% menjadi di bawah 106 yen, tidak jauh dari level terendah 16 bulan.
(ven)