Rupiah Diprediksi Masih Bergerak Melemah
A
A
A
JAKARTA - Pergerakan rupiah diperkirakan masih cenderung melemah seiring belum adanya sentimen positif yang dapat menahan pelemahan tersebut.
Adapun pergerakan rupiah masih berada di area supportnya, namun belum terlihat adanya indikasi arah menguat. Diharapakan pelemahan yang terjadi dapat lebih terbatas.
"Tetap cermati dan waspada masih adanya pelemahan lanjutan," ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (7/3/2018).
Rupiah diestimasikan Reza akan bergerak dengan kisaran di level support Rp13.796/USD dan resisten Rp13.757/USD.
Sementara, pergerakan rupiah kemarin kembali melanjutkan pelemahannya meskipun laju USD sedikit tertekan terhadap JPY.
Tertekannya USD seiring kekhawatiran pelaku pasar terhadap imbas dari kebijakan proteksionisme Presiden Trump terhadap pertumbuhan ekonomi AS.
"Di sisi lain, laju JPY terapresiasi setelah BoJ mengatakan akan merubah kebijakan moneternya, dari pelonggaran moneter yang selama ini dijalankan ke kebijakan moneter yang lebih ketat jika inflasi dapat sesuai dengan target. Di sisi lain, adanya rilis penurunan keyakinan konsumen dari BI turut menambah sentimen negatif pada rupiah," pungkasnya.
Adapun pergerakan rupiah masih berada di area supportnya, namun belum terlihat adanya indikasi arah menguat. Diharapakan pelemahan yang terjadi dapat lebih terbatas.
"Tetap cermati dan waspada masih adanya pelemahan lanjutan," ujar Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Rabu (7/3/2018).
Rupiah diestimasikan Reza akan bergerak dengan kisaran di level support Rp13.796/USD dan resisten Rp13.757/USD.
Sementara, pergerakan rupiah kemarin kembali melanjutkan pelemahannya meskipun laju USD sedikit tertekan terhadap JPY.
Tertekannya USD seiring kekhawatiran pelaku pasar terhadap imbas dari kebijakan proteksionisme Presiden Trump terhadap pertumbuhan ekonomi AS.
"Di sisi lain, laju JPY terapresiasi setelah BoJ mengatakan akan merubah kebijakan moneternya, dari pelonggaran moneter yang selama ini dijalankan ke kebijakan moneter yang lebih ketat jika inflasi dapat sesuai dengan target. Di sisi lain, adanya rilis penurunan keyakinan konsumen dari BI turut menambah sentimen negatif pada rupiah," pungkasnya.
(ven)