Anak Usaha Adhi Karya Bakal IPO Semester II 2018
A
A
A
JAKARTA - Anak usaha PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yakni PT Adhi Persada Gedung (APG) akan melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada semester II 2018 di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur Keuangan ADHI, Haris Gunawan menyampaikan, saham APG yang akan dilepas ke publik melalui skema IPO di kisaran 30%-40% dengan target raihan dana hingga Rp1,5 triliun.
"Minimal 30%, kita lihat valuasi di market. Aset APG Rp3 triliun, IPO pakai buku Juni 2018, jadwalnya (IPO) November 2018" ujarnya di Jakarta, Jumat (9/3/2018).
Menurut Haris, dana IPO yang dihimpun APG akan digunakan untuk mengembangkan kegiatan bisnis, terutama di pembangunan transit of development atau TOD di sekitar wilayah stasiun.
"Untuk pengembangan bisnis dan modal kerja karena kan APG banyak kerjakan proyek TOD," katanya.
Haris menjelaskan, pertimbangan APG untuk dapat IPO pada semester II didasari kebijakan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkait BUMN yang ingin IPO.
"IPO anak (usaha BUMN) dikoordinir Kementerian BUMN supaya tidak terjadi IPO di industri yang sama. Sekarang diatur supaya BUMN ataupun anak usaha BUMN yang IPO di semester dibagi dan saya pilih semester kedua," pungkasnya.
Direktur Keuangan ADHI, Haris Gunawan menyampaikan, saham APG yang akan dilepas ke publik melalui skema IPO di kisaran 30%-40% dengan target raihan dana hingga Rp1,5 triliun.
"Minimal 30%, kita lihat valuasi di market. Aset APG Rp3 triliun, IPO pakai buku Juni 2018, jadwalnya (IPO) November 2018" ujarnya di Jakarta, Jumat (9/3/2018).
Menurut Haris, dana IPO yang dihimpun APG akan digunakan untuk mengembangkan kegiatan bisnis, terutama di pembangunan transit of development atau TOD di sekitar wilayah stasiun.
"Untuk pengembangan bisnis dan modal kerja karena kan APG banyak kerjakan proyek TOD," katanya.
Haris menjelaskan, pertimbangan APG untuk dapat IPO pada semester II didasari kebijakan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkait BUMN yang ingin IPO.
"IPO anak (usaha BUMN) dikoordinir Kementerian BUMN supaya tidak terjadi IPO di industri yang sama. Sekarang diatur supaya BUMN ataupun anak usaha BUMN yang IPO di semester dibagi dan saya pilih semester kedua," pungkasnya.
(ven)