Impor Furnitur, Anomali di Pasar Domestik
A
A
A
IKEA sepertinya mulai menikmati gurihnya bisnis ritel furnitur di Tanah Air. Buktinya, mereka akan membangun kembali satu gerainya di kawasan, Cakung, Jakarta Timur. Jika itu terwujud, IKEA akan memiliki dua gerai. Satunya lagi berlokasi di daerah Alam Sutera, Tangerang Selatan, Banten.
Tidak cuma membangun gerai baru, ritel furnitur asal Swedia yang berada di bawah naungan PT Hero Supermarket Tbk. ini juga akan membuka distribution point di beberapa wilayah, yaitu Bogor, Bekasi, dan Surabaya. Pertimbangannya, selama ini banyak permintaan datang dari luar kota yang masuk ke gerai IKEA.
Bisnis ritel furnitur IKEA memang menjanjikan. Berkat IKEA, PT Hero bertahan dari terpaan kerugian yang lebih besar. Tahun lalu ketika Hero didera kerugian Rp191 miliar, IKEA bersama Guardian menyumbang pertumbuhan penjualan sebesar 10% menjadi Rp2,17 triliun. Bayangkan kalau tak ada kontribusi dari IKEA, bisa-bisa Hero tenggelam dalam kerugian yang lebih besar lagi.
Daya tarik IKEA memang luar biasa. Semenjak berdiri pada Oktober 2014, tercatat IKEA sudah dikunjungi oleh 7,9 juta orang. Sementara, jumlah pengunjung laman IKEA sendiri hingga akhir September 2017 mencapai 5,4 juta orang.
Gerai IKEA yang berkonsep one building membuat langkahnya agak lamban bila dibandingkan dengan para kompetitor asingnya yang mengusung konsep store. JYSK, ritel furnitur asal Denmark —yang sama-sama hadir pada 2014— telah memiliki sebelas gerai. Tahun ini, mereka terus melakukan ekspansi dengan menambah jumlah gerainya hingga menjadi 22 unit.
Bertumbuhnya gerai ritel furnitur asing cepat atau lamban mengancam eksistensi produk furnitur lokal. Bagaimana langkah untuk melindungi produk dalam negeri? Simak laporan selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 03-07 Tahun 2018 yang terbit Senin (19/3/2018) hari ini.
Tidak cuma membangun gerai baru, ritel furnitur asal Swedia yang berada di bawah naungan PT Hero Supermarket Tbk. ini juga akan membuka distribution point di beberapa wilayah, yaitu Bogor, Bekasi, dan Surabaya. Pertimbangannya, selama ini banyak permintaan datang dari luar kota yang masuk ke gerai IKEA.
Bisnis ritel furnitur IKEA memang menjanjikan. Berkat IKEA, PT Hero bertahan dari terpaan kerugian yang lebih besar. Tahun lalu ketika Hero didera kerugian Rp191 miliar, IKEA bersama Guardian menyumbang pertumbuhan penjualan sebesar 10% menjadi Rp2,17 triliun. Bayangkan kalau tak ada kontribusi dari IKEA, bisa-bisa Hero tenggelam dalam kerugian yang lebih besar lagi.
Daya tarik IKEA memang luar biasa. Semenjak berdiri pada Oktober 2014, tercatat IKEA sudah dikunjungi oleh 7,9 juta orang. Sementara, jumlah pengunjung laman IKEA sendiri hingga akhir September 2017 mencapai 5,4 juta orang.
Gerai IKEA yang berkonsep one building membuat langkahnya agak lamban bila dibandingkan dengan para kompetitor asingnya yang mengusung konsep store. JYSK, ritel furnitur asal Denmark —yang sama-sama hadir pada 2014— telah memiliki sebelas gerai. Tahun ini, mereka terus melakukan ekspansi dengan menambah jumlah gerainya hingga menjadi 22 unit.
Bertumbuhnya gerai ritel furnitur asing cepat atau lamban mengancam eksistensi produk furnitur lokal. Bagaimana langkah untuk melindungi produk dalam negeri? Simak laporan selengkapnya di Majalah SINDO Weekly Edisi 03-07 Tahun 2018 yang terbit Senin (19/3/2018) hari ini.
(amm)