Negara Tak Mungkin Bebas Utang, RI Dinilai Masih Aman

Kamis, 22 Maret 2018 - 19:07 WIB
Negara Tak Mungkin Bebas...
Negara Tak Mungkin Bebas Utang, RI Dinilai Masih Aman
A A A
JAKARTA - Setiap negara dinilai tidak bisa terlepas dari utang begitupun dengan Indonesia, hal itu menjadi sangat wajar asalkan digunakan untuk kegiatan produktif. Seperti diketahui bahwa utang pemerintah per Februari 2018 telah tembus mencapai Rp4.034,8 triliun.

"Tidak ada satu negara pun di dunia yang tidak berutang. Selama untuk kegiatan yang produktif sebenarnya utang bukan hal yang dilarang. Di dalam UU Keuangan Negara No.13 Tahun 2003 pun batasan antara utang Pemerintah yang aman sudah dipatok maksimal 60% terhadap PDB," ujar Ketum PPP Romahurmuziy di Jakarta, Kamis (22/3/2018).

Lebih lanjut Ia menambahkan, saat ini total utang Pemerintah per Februari berjumlah Rp4.034 triliun atau masih 29,2% terhadap PDB. Karena jauh di bawah batas maksimum, menurut pria yang akrab disapa Rommy ini seharusnya perdebatan soal utang tidak perlu dibuat gaduh.

"Selama era Pemerintahan Jokowi-JK pun utang digunakan untuk pembangunan ekonomi. Hal ini terlihat dari kenaikan belanja infrastruktur dari Rp290 triliun di tahun 2015 menjadi Rp410 triliun di 2018. Dampak dari pembangunan infrastruktur yang masif ternyata berkorelasi positif dengan naiknya daya saing Indonesia," sambungnya.

Bahkan terang dia, berdasarkan Indeks Daya Saing Global yang dikeluarkan oleh World Economic Forum, ranking daya saing Indonesia naik 5 peringkat dari 41 di tahun 2016 menjadi 36 di tahun 2017. Menurutnya loncatan daya saing ini tak mungkin terjadi kalau bukan karena suntikan utang untuk bangun infrastruktur.

Terang dia, ada kritik yang menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tak sejalan dengan naiknya utang. Utang luar negeri Pemerintah meningkat hingga 14% di tahun 2017, tapi ekonomi hanya tumbuh 5,07%. Kemudian perbandingannya adalah Negara seperti Malaysia, dan Vietnam yang masing-masing tumbuh 5,8% dan 6,8%.

"Ini merupakan perbandingan yang tidak apple-to-apple alias tak sama. Skala ekonomi Indonesia yang begitu besar seharusnya dibandingkan dengan Negara G20. Dibanding Negara G20, Indonesia ada peringkat no.3 pertumbuhan yang paling tinggi, dibawah China 6,9% dan India 6,7% tahun 2017. Kita patut bangga bisa tumbuh 5% meskipun belum optimal," ungkap Rommy.

Kemudian, masih dijelaskan olehnya soal perbandingan utang antara Indonesia dan Jepang. Rasio utang Jepang yang mencapai 230% terhadap PDB, sementara Indonesia baru 29,2%. Artinya secara rasio utang Indonesia masih sangat aman.

Ada pertanyaan, bagaimana risiko hutang LN pemerintah dalam valas? Sedangkan Jepang dan USA dalam mata uang domestiknya? Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia nomor 12/PMK.08/2013 Tentang Transaksi Lindung Nilai Dalam Pengelolaan Utang Pemerintah.

Ada juga Keputusan Menteri Keuangan Nomor 113/KMK.08/2014 tentang Strategi Pengelolaan Utang Negara Tahun 2014-2017 yang menyebutkan tentang penerapan kebijakan hedging sebagai salah satu strategi pengelolaan hutang pemerintah dalam bentuk valas. Sehingga, ujarnya utang dalam SBN valas relatif lebih aman dibanding utang valas swasta.

"Bicara soal bunga surat utang Indonesia yang ada di angka 6,62%, jauh lebih tinggi dibanding Jepang yang hanya 0,03%, ini juga tak bisa disamakan. Bunga Indonesia mahal karena inflasi tinggi yakni 3,6% di 2017, sementara Jepang inflasinya sempat negatif (deflasi) atau di bawah 0%. Perhitungan inflasi tentu menentukan return atau imbal hasil riil yang diterima investor, makin tinggi inflasinya makin tinggi permintaan bunga dari investor pembeli surat utang," paparnya.

Jadi kesimpulannya, tegas dia Pemerintah masih on the track menggunakan utang untuk pembangunan infrastruktur. Utang di era Presiden Jokowi, ujar dia dikelola secara profesional dan hati-hati.

"Tantangan kedepannya adalah menurunkan laju inflasi sehingga bunga utang makin murah. Langkah yang penting lainnya yakni meningkatkan fundamental ekonomi agar rating utang bisa melesat menjadi AAA dari saat ini BBB-. Jika rating utang semakin baik, dan dampak pembangunan infrastruktur kedepannya dirasakan oleh masyarakat luas, kegaduhan soal utang ini akan ditinggalkan," ungkapnya.
(akr)
Berita Terkait
Duh, Beban Utang Pemerintah...
Duh, Beban Utang Pemerintah Sudah Sangat Mengkhawatirkan!
Utang RI Menumpuk Akibat...
Utang RI Menumpuk Akibat Pandemi, Rekomendasi Ini Bisa Diambil Pemerintah
Catet Nih! Utang Indonesia...
Catet Nih! Utang Indonesia Turun ke Rp5.662 Triliun
Utang Luar Negeri RI...
Utang Luar Negeri RI Terus Membesar, Simak Catatan 5 Tahun Terakhir
Waspada! Utang Pemerintah...
Waspada! Utang Pemerintah Capai Rp5.910,1 Triliun, Perhatikan 5 Hal Ini
BI Lapor Utang Luar...
BI Lapor Utang Luar Negeri RI Turun Jadi USD424,8 Miliar per Kuartal IV 2024
Berita Terkini
Prabowo Janjikan Bangun...
Prabowo Janjikan Bangun 30 Proyek Besar, Buka 8 Juta Lapangan Kerja
16 menit yang lalu
PLN IP Catatkan Penjualan...
PLN IP Catatkan Penjualan Listrik 83.082 GWh di 2024, Tertinggi dalam 5 Tahun
34 menit yang lalu
Prabowo Undang Jokowi...
Prabowo Undang Jokowi Resmikan Pabrik Emas Freeport, tapi Tidak Datang
51 menit yang lalu
Resmikan Pabrik Emas...
Resmikan Pabrik Emas Freeport, Prabowo Ceritakan Makna Angka 08 dalam Hidupnya
1 jam yang lalu
Prabowo Resmikan Smelter...
Prabowo Resmikan Smelter Emas Freeport Senilai Rp10 Triliun di Gresik
1 jam yang lalu
Kemantapan Jalan Nasional...
Kemantapan Jalan Nasional Jateng-Yogya Capai 92,31%, Siap Gas Mudik Lebaran
1 jam yang lalu
Infografis
10 Negara dengan Utang...
10 Negara dengan Utang China Terbesar, Indonesia Urutan Berapa?
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved