Jelang Ramadan, APEGTI Siap Stabilkan Harga Gula
A
A
A
JAKARTA - Menjelang Ramadan, harga sejumlah kebutuhan pokok, seperti gula perlahan merangkak naik. Hal ini mengundang perhatian sejumlah pihak. Menaggapi hal tersebut, Asosiasi Pengusaha Gula dan terigu Indonesia (APEGTI) menyatakan siap membantu pemerintah menstabilkan harga.
"Bulan Ramadan dan Lebaran kebutuhannya tidak sama dengan bulan bulan lain. Masyarakat bikin kue atau buat minuman yang manis akan pakai gula. Tapi kalau soal stok pemerintah dan APEGTI sudah siap mengamankan," ujar Ketua Umum Apegti, Sy Usman Almuthahar di keterangan persnya, Jumat (30/3/2018).
Sayang, soal harga yang ditetapkan pemerintah yakni Rp12.500 per kilogram, Usman tidak bisa menjamin hal itu. Sebab, banyak ‘pemain’ gula yang membuat harga gula menjadi mahal. "Kalau anggota kami sepakat harga sesuai yang ditetapkan pemerintah. Tapi sekarang saja di supermarket masih banyak yang menjual di atas Rp12.500 per kilogram. Itu pengusaha yang nakal," katanya lagi.
Namun ia yakin pemerintah sudah paham dengan 'permainan' segilintir pengusaha gula namun punya kemampuan memainkan harga. "Pemerintah pasti sudah menyiapkan berbagai cara untuk mengatasi hal ini. Dari pembentukan Satgas dan operasi pasar," katanya.
Usman mengatakan, APEGTI selalu berkomitmen membantu pemerintah dalam mengawasi dan menjaga stabilitas harga gula.
"Salah satu program utama APEGTI adalah membantu pemerintah dalam hal mengawasi dan menjaga stabilitas harga gula. Untuk itu kami bertekad mengawasi dan menjaga stabilitas harga gula nasional," katanya.
Ditegaskan Usman, ketersediaan gula masih tergolong cukup untuk stok di Indonesia. Pemerintah, kata dia, telah menjaga ketersedian gula karena gula menjadi ketahanan pangan nasional.
"Masih cukup, tidak ada sejarahnya tidak cukup. Hanya saja ada yang 'main' dari spekulan seakan-akan barang tidak ada," jelasnya.
"Bulan Ramadan dan Lebaran kebutuhannya tidak sama dengan bulan bulan lain. Masyarakat bikin kue atau buat minuman yang manis akan pakai gula. Tapi kalau soal stok pemerintah dan APEGTI sudah siap mengamankan," ujar Ketua Umum Apegti, Sy Usman Almuthahar di keterangan persnya, Jumat (30/3/2018).
Sayang, soal harga yang ditetapkan pemerintah yakni Rp12.500 per kilogram, Usman tidak bisa menjamin hal itu. Sebab, banyak ‘pemain’ gula yang membuat harga gula menjadi mahal. "Kalau anggota kami sepakat harga sesuai yang ditetapkan pemerintah. Tapi sekarang saja di supermarket masih banyak yang menjual di atas Rp12.500 per kilogram. Itu pengusaha yang nakal," katanya lagi.
Namun ia yakin pemerintah sudah paham dengan 'permainan' segilintir pengusaha gula namun punya kemampuan memainkan harga. "Pemerintah pasti sudah menyiapkan berbagai cara untuk mengatasi hal ini. Dari pembentukan Satgas dan operasi pasar," katanya.
Usman mengatakan, APEGTI selalu berkomitmen membantu pemerintah dalam mengawasi dan menjaga stabilitas harga gula.
"Salah satu program utama APEGTI adalah membantu pemerintah dalam hal mengawasi dan menjaga stabilitas harga gula. Untuk itu kami bertekad mengawasi dan menjaga stabilitas harga gula nasional," katanya.
Ditegaskan Usman, ketersediaan gula masih tergolong cukup untuk stok di Indonesia. Pemerintah, kata dia, telah menjaga ketersedian gula karena gula menjadi ketahanan pangan nasional.
"Masih cukup, tidak ada sejarahnya tidak cukup. Hanya saja ada yang 'main' dari spekulan seakan-akan barang tidak ada," jelasnya.
(ven)