Tokyo Metro Menangkap Peluang dari Banjir Wisatawan
A
A
A
MOMENTUM melonjaknya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Jepang hingga 20 juta wisman terus dipertahankan oleh pemangku kepentingan pariwisata di Jepang. Salah satunya Tokyo Metro yang menawarkan kemudahan dan kenyamanan bagi wisman untuk menjelajah Tokyo.
Indonesia merupakan salah satu pasar wisman paling potensial bagi Jepang. Pada 2017 angka kunjungan wisatawan Indonesia ke Negeri Sakura mencapai sekitar 350.000 orang atau naik 30% dibandingkan tahun sebelumnya. Beragam deregulasi, seperti relaksasi kebijakan visa, depresiasi mata uang yen, dan program penerbangan berbiaya rendah atau LCC, berhasil melipatgandakan kunjungan wisman ke Jepang dari 10 juta pada 2013 menjadi 20 juta pada tahun lalu.
Sejalan dengan itu, stakeholders pariwisata di Jepang terus berbenah. Selain mengembangkan destinasi, atraksi, dan paket wisata menarik, transportasi juga berperan krusial. Peran inilah yang dimainkan Tokyo Metro. Selain cepat, mudah, dan nyaman, tiket yang ditawarkan pun terjangkau. Bagi turis asal Indonesia, saat berada di ibu kota Jepang, hanya perlu merogoh kocek 800 yen atau setara Rp103.000 untuk bisa berkeliling sepuasnya selama seharian dengan menggunakan kereta Tokyo Metro.
Tiket terusan itu dikenal dengan nama tiket Tokyo Subway. Pengunjung juga dapat membeli paket lainnya yang lebih murah dan bertempo lebih panjang seharga 1.200 yen (Rp154.000) untuk 48 jam dan 1.500 yen (Rp192.000) untuk 72 jam. Pengunjung bebas keluar masuk stasiun tanpa ribet membeli tiket baru.
Yuuta Muroyama dari Tokyo Metro untuk bagian Demand Creation & Marketing Department berharap para turis Indonesia bisa lebih bebas dan nyaman dalam menjelajahi keindahan, kemodernan, dan keunikan budaya Tokyo. Anak-anak juga hanya perlu membayar separuh harga dari total tarif.
"Kami merasa bangga dapat memperkenalkan tiket naik kereta sepuasnya ini kepada masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka yang ingin berkunjung ke Jepang. Dengan Tokyo Metro, Anda dapat mengakses beragam tempat fotogenik, unik, dan yang sedang hangat diperbincangkan," ujar Muroyama di Jakarta beberapa waktu lalu.
Dengan tiket itu, pengunjung bisa meluncur, menapakkan kaki, dan berpindah antara Ginza, Shibuya, Harajuku, Shinjuku, Asakua, Ueno, dan lainnya. Tokyo Metro memiliki sembilan rute strategis. Tiket terusan itu juga tersedia di Bandara Internasional Haneda dan Bandara Internasional Narita.
Turis Indonesia juga tidak perlu cemas akan tersesat. Sebab selain setiap petunjuk tertulis dalam bahasa Inggris, China, dan Korea, para pemandu lokal yang berjaga di setiap stasiun juga akan siap memberikan bantuan. Mereka rata-rata sudah bisa menggunakan bahasa Inggris dan memahami dengan baik area di sana.
Announcer di setiap stasiun akan menyampaikan pengumuman dalam bahasa Jepang dan Inggris mengenai posisi kereta api. Bahasa mesin tiket juga bisa diubah dari bahasa Jepang menjadi Inggris di user interfaces-nya. Setiap stasiun juga memiliki kode. Stasiun Shinjuku misalnya yang memiliki kode M-08 dengan lingkaran berwarna merah.
Sekalipun berada di bawah tanah, pengunjung juga tetap bisa terhubung dengan internet dan membuka situs-situs favorit. Pasalnya, Tokyo Metro menyediakan wifi gratis di setiap stasiun yang bisa diakses bebas. Jaringannya terbilang stabil dan memiliki kecepatan bandwidth yang baik.
Tokyo Metro memiliki 2.766 gerbong dan rata-rata beroperasi mulai dari pukul 05.00-00.00 waktu setempat. Dengan kecepatan maksimum 100 kilometer per jam, penumpang dapat tiba di tempat tujuan hanya dalam hitungan menit.
Pengguna Tokyo Metro rata-rata mencapai 7,24 juta orang dalam 5.644 perjalanan per hari. Nilai aset Tokyo Metro ditaksir mencapai hingga 58,1 miliar yen (Rp7,4 triliun). Peranannya dalam menopang pertumbuhan ekonomi Tokyo sangat penting dan signifikan.
"Sebagai perusahaan moda transportasi, kontribusi kami terhadap ekonomi setempat merupakan terbesar dibanding yang lain," kata Muroyama.
Muroyama meyakini jumlah wisatawan Indonesia ke Jepang akan kembali naik pada tahun ini. "Dalam satu dekade terakhir, jumlahnya meningkat lima kali lipat," ujarnya.
Duta Persahabatan 60 Tahun RI-Jepang, Haruka Nakagawa mengatakan, Tokyo Metro merupakan alat transportasi yang nyaman dan aman. "Dengan Tokyo Metro, kita bisa mengunjungi banyak tempat sepuasnya. Misalnya ke Harajuku yang sering menjadi tempat favorit wisatawan Indonesia untuk berbelanja atau berswafoto," katanya.
Haruka juga mengakui tiket terusan Tokyo Metro bermanfaat dan membantunya pergi ke semua tempat dalam satu hari. "Tiket ini ada juga yang dijual dengan diskon menarik dan istimewa bagi para wisatawan asing. Kalau punya tiket ini, kita bisa lebih lega dan berwisata tanpa perlu terburu-buru," katanya.
Senada dengan Haruka, pemimpin girlband Silent Siren, Hinanchu, juga mengatakan tiket terusan Tokyo Metro membuat perjalanan di sekitar Tokyo menjadi lebih efisien. "Saya hanya perlu berjalan tiga menit dari Stasiun Harajuku ke pusat kuliner dan fashion atau pergi ke taman bermain untuk berfoto-foto," katanya.
Tokyo Metro dioperasikan Tokyo Metro Co., Ltd. (Tokyo Chikaketsu Kabushiki-gaisha), perusahaan yang dimiliki Pemerintah Jepang dan Tokyo. Tokyo Metro Co., Ltd. menggantikan Teito Rapid Transit Authority atau TRTA pada 1 April 2004.
TRTA berdiri sejak 1941, meski rel tertuanya dapat dilacak sudah ada sejak 1927. Kereta Tokyo Metro sangat tepat waktu dan biasanya datang dalam rentang waktu kurang dari lima menit, baik siang ataupun malam. Namun, Tokyo Metro tidak beroperasi 24 jam penuh. Kereta akan mengakhiri layanan pada pukul 01.00 dan kembali beroperasi pada pukul 05.00. Waktu itu digunakan untuk pemeliharaan/perawatan.
Indonesia merupakan salah satu pasar wisman paling potensial bagi Jepang. Pada 2017 angka kunjungan wisatawan Indonesia ke Negeri Sakura mencapai sekitar 350.000 orang atau naik 30% dibandingkan tahun sebelumnya. Beragam deregulasi, seperti relaksasi kebijakan visa, depresiasi mata uang yen, dan program penerbangan berbiaya rendah atau LCC, berhasil melipatgandakan kunjungan wisman ke Jepang dari 10 juta pada 2013 menjadi 20 juta pada tahun lalu.
Sejalan dengan itu, stakeholders pariwisata di Jepang terus berbenah. Selain mengembangkan destinasi, atraksi, dan paket wisata menarik, transportasi juga berperan krusial. Peran inilah yang dimainkan Tokyo Metro. Selain cepat, mudah, dan nyaman, tiket yang ditawarkan pun terjangkau. Bagi turis asal Indonesia, saat berada di ibu kota Jepang, hanya perlu merogoh kocek 800 yen atau setara Rp103.000 untuk bisa berkeliling sepuasnya selama seharian dengan menggunakan kereta Tokyo Metro.
Tiket terusan itu dikenal dengan nama tiket Tokyo Subway. Pengunjung juga dapat membeli paket lainnya yang lebih murah dan bertempo lebih panjang seharga 1.200 yen (Rp154.000) untuk 48 jam dan 1.500 yen (Rp192.000) untuk 72 jam. Pengunjung bebas keluar masuk stasiun tanpa ribet membeli tiket baru.
Yuuta Muroyama dari Tokyo Metro untuk bagian Demand Creation & Marketing Department berharap para turis Indonesia bisa lebih bebas dan nyaman dalam menjelajahi keindahan, kemodernan, dan keunikan budaya Tokyo. Anak-anak juga hanya perlu membayar separuh harga dari total tarif.
"Kami merasa bangga dapat memperkenalkan tiket naik kereta sepuasnya ini kepada masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka yang ingin berkunjung ke Jepang. Dengan Tokyo Metro, Anda dapat mengakses beragam tempat fotogenik, unik, dan yang sedang hangat diperbincangkan," ujar Muroyama di Jakarta beberapa waktu lalu.
Dengan tiket itu, pengunjung bisa meluncur, menapakkan kaki, dan berpindah antara Ginza, Shibuya, Harajuku, Shinjuku, Asakua, Ueno, dan lainnya. Tokyo Metro memiliki sembilan rute strategis. Tiket terusan itu juga tersedia di Bandara Internasional Haneda dan Bandara Internasional Narita.
Turis Indonesia juga tidak perlu cemas akan tersesat. Sebab selain setiap petunjuk tertulis dalam bahasa Inggris, China, dan Korea, para pemandu lokal yang berjaga di setiap stasiun juga akan siap memberikan bantuan. Mereka rata-rata sudah bisa menggunakan bahasa Inggris dan memahami dengan baik area di sana.
Announcer di setiap stasiun akan menyampaikan pengumuman dalam bahasa Jepang dan Inggris mengenai posisi kereta api. Bahasa mesin tiket juga bisa diubah dari bahasa Jepang menjadi Inggris di user interfaces-nya. Setiap stasiun juga memiliki kode. Stasiun Shinjuku misalnya yang memiliki kode M-08 dengan lingkaran berwarna merah.
Sekalipun berada di bawah tanah, pengunjung juga tetap bisa terhubung dengan internet dan membuka situs-situs favorit. Pasalnya, Tokyo Metro menyediakan wifi gratis di setiap stasiun yang bisa diakses bebas. Jaringannya terbilang stabil dan memiliki kecepatan bandwidth yang baik.
Tokyo Metro memiliki 2.766 gerbong dan rata-rata beroperasi mulai dari pukul 05.00-00.00 waktu setempat. Dengan kecepatan maksimum 100 kilometer per jam, penumpang dapat tiba di tempat tujuan hanya dalam hitungan menit.
Pengguna Tokyo Metro rata-rata mencapai 7,24 juta orang dalam 5.644 perjalanan per hari. Nilai aset Tokyo Metro ditaksir mencapai hingga 58,1 miliar yen (Rp7,4 triliun). Peranannya dalam menopang pertumbuhan ekonomi Tokyo sangat penting dan signifikan.
"Sebagai perusahaan moda transportasi, kontribusi kami terhadap ekonomi setempat merupakan terbesar dibanding yang lain," kata Muroyama.
Muroyama meyakini jumlah wisatawan Indonesia ke Jepang akan kembali naik pada tahun ini. "Dalam satu dekade terakhir, jumlahnya meningkat lima kali lipat," ujarnya.
Duta Persahabatan 60 Tahun RI-Jepang, Haruka Nakagawa mengatakan, Tokyo Metro merupakan alat transportasi yang nyaman dan aman. "Dengan Tokyo Metro, kita bisa mengunjungi banyak tempat sepuasnya. Misalnya ke Harajuku yang sering menjadi tempat favorit wisatawan Indonesia untuk berbelanja atau berswafoto," katanya.
Haruka juga mengakui tiket terusan Tokyo Metro bermanfaat dan membantunya pergi ke semua tempat dalam satu hari. "Tiket ini ada juga yang dijual dengan diskon menarik dan istimewa bagi para wisatawan asing. Kalau punya tiket ini, kita bisa lebih lega dan berwisata tanpa perlu terburu-buru," katanya.
Senada dengan Haruka, pemimpin girlband Silent Siren, Hinanchu, juga mengatakan tiket terusan Tokyo Metro membuat perjalanan di sekitar Tokyo menjadi lebih efisien. "Saya hanya perlu berjalan tiga menit dari Stasiun Harajuku ke pusat kuliner dan fashion atau pergi ke taman bermain untuk berfoto-foto," katanya.
Tokyo Metro dioperasikan Tokyo Metro Co., Ltd. (Tokyo Chikaketsu Kabushiki-gaisha), perusahaan yang dimiliki Pemerintah Jepang dan Tokyo. Tokyo Metro Co., Ltd. menggantikan Teito Rapid Transit Authority atau TRTA pada 1 April 2004.
TRTA berdiri sejak 1941, meski rel tertuanya dapat dilacak sudah ada sejak 1927. Kereta Tokyo Metro sangat tepat waktu dan biasanya datang dalam rentang waktu kurang dari lima menit, baik siang ataupun malam. Namun, Tokyo Metro tidak beroperasi 24 jam penuh. Kereta akan mengakhiri layanan pada pukul 01.00 dan kembali beroperasi pada pukul 05.00. Waktu itu digunakan untuk pemeliharaan/perawatan.
(amm)