Kemenperin Bangkitkan Lagi Sentra IKM Logam Bugangan

Sabtu, 07 April 2018 - 16:01 WIB
Kemenperin Bangkitkan Lagi Sentra IKM Logam Bugangan
Kemenperin Bangkitkan Lagi Sentra IKM Logam Bugangan
A A A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berupaya membangkitkan kembali kejayaan sentra industri kecil dan menengah (IKM) penghasil produk logam di Semarang, Jawa Tengah, khususnya yang berlokasi di Kelurahan Bugangan. Sejak tahun 1970-an, pusat perajin logam di Kota Semarang itu memberikan kontribusi signfikan pada kemajuan IKM logam dalam negeri dan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

"Di sentra logam Bugangan ini terdapat 56 IKM yang memproduksi mesin pengolahan pangan dan peralatan rumah tangga, bahkan sudah ada yang mampu membuat mesin cuci dan ekskavator mini," kata Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih dalam siaran pers, Sabtu (7/4/2018).

Dirjen IKM mengungkapkan, terdapat sebanyak 390-an sentra IKM logam di seluruh Indonesia, dengan total penyerapan tenaga kerja lebih dari 13.000 perajin. Sedangkan, saat ini di Jawa Tengah terdapat sekitar 20 sentra IKM logam yang tersebar di beberapa wilayah seperti Klaten, Ceper, Boyolali, Purbalingga, Pati, Tegal dan Kudus.

Produk-produk unggulan dari sentra-sentra IKM logam tersebut sudah ada yang dipasok untuk memenuhi kebutuhan komponen bagi perusahaan manufaktur besar di Indonesia, seperti sektor industri automotif.

Dulu, kata Gati, Bugangan lebih terkenal sebagai daerah industri kalengan, karena sentra tersebut menghasikan produk ember seng, kompor minyak, panci, dandang, hingga oven. Namun, seiring perkembangan zaman, perajin di daerah itu berinovasi hingga mampu membuat mesin cuci berukuran besar. "Harga mesin cucinya lebih murah dari produksi industri besar, juga hemat listrik," kata Gati.

Di Bugangan, antara lain terdapat CV Mutiara Cemerlang, IKM logam milik Muchamad Nashirin yang menghasilkan mesin cuci dengan omzet penjualan sampai Rp200 juta per bulan, dengan jumlah tenaga kerja sembilan orang. IKM ini memenuhi pesanan sebanyak 817 pelanggannya yang berasal dari seluruh Indonesia.

Selain itu, ada pula Alberindo atau Alat Berat Indonesia, IKM logam milik Kasmin Riyadi yang memproduksi ekskavator mini. Dengan mempekerjakan lima orang karyawan, Kasmin mampu membuat ekskavator berbobot 500 kg yang dijual seharga Rp250 juta per unit, atau 50% lebih murah ketimbang produk sejenis yang diimpor dari negara lain.

Ekskavator mini tersebut memiliki komponen bahan baku utama seperti motor hidrolik dan perangkat kabel dari Polandia dan Italia, sedangkan besi kerangkanya asli Indonesia.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5991 seconds (0.1#10.140)