Pengusaha Keroyokan Bangun Minimarket di Pesantren

Senin, 09 April 2018 - 16:58 WIB
Pengusaha Keroyokan...
Pengusaha Keroyokan Bangun Minimarket di Pesantren
A A A
JAKARTA - Pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menjalin kerja sama dengan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) untuk meningkatkan ekonomi ummat melalui penguatan peran toko ritel di lingkungan pondok pesantren seluruh Indonesia. Gagasan ini pun didukung oleh pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, kerja sama antara dua perkumpulan pengusaha ini dilakukan melalui kegiatan ekonomi di pesantren dalam bentuk perdagangan ritel dengan sistem modern. Nantinya, Hipmi akan membangun minimarket di lingkungan pesantren.

"Pada intinya kerja sama antara Hipmi dengan Aprindo yang akan dijabarkan dalam bentuk perjanjian kerja sama anggota Aprindo, yang bekerja sama dengan Hipmi untuk melakukan kegiatan ekonomi di pesantren dalam bentuk perdagangan ritel, dengan sistem yang modern," katanya di Gedung Kemendag, Jakarta, Senin (9/4/2018).

Dia menjabarkan, toko ritel modern yang akan dibangun nantinya bisa warung atau koperasi pesantren yang direhabilitasi atau toko baru yang akan dibangun dari nol. Nantinya, Aprindo akan memasok barang dengan harga jual yang sama dengan harga jual di pasar ritel modern.

"Artinya, harga perolehannya juga sama. Karena asumsi harga jual sama, marginnya juga sama, kemudian perolehannya juga sama. Dengan pola ini maka timbul persaingan yang sehat, bahkan lebih sehat lagi karena yang satu ada batasan jam operasional, yang di pesantren 24 jam. Kalau Alfamart cuma 10 pagi sampai 10 malam," imbuh dia.

Enggar menambahkan, para pengusaha ini pun nantinya akan memberikan pendidikan vokasi kepada santri-santri di pesantren tersebut. Mereka akan diberikan pelajaran mengenai kewirausahaan dan kiat mengembangkan usaha dengan baik.

"Kurikulum akan disampaikan ke pesantren, agar itu juga bisa di adopt oleh pesantren dalam bentuk ekskul atau bentuk lain. Tapi sebelum beroperasi, mereka harus melalui satu proses pendidikan. Dan kesepakatan itu sudah dibicarakan antara Hipmi dan pesantren," tuturnya.

Meskipun di pesantren tersebut akan masuk minimarket sekelas Alfamart dan Indomaret, namun politisi Partai Nasdem ini memastikan bahwa pesantren tidak perlu membayar biaya franchise (franchise fee) kepada peritel. Bahkan, para peritel tersebut akan membantu mulai dari sistem hingga pasokan barangnya.

"Mereka tidak membayar franchise fee baik ke Alfamart atau Indomaret. Bahkan mereka membantu bukan hanya sistem, tapi semua hal. Benefitnya, memperluas pasar. Sebab, jangan pernah kita mengambil satu langkah yang hanya memeras tapi tidak ada keberlangsungan. Tidak boleh ada satu langkah yang membuat mereka rugi. Harus win win. Kalau gerainya Alfamart untung, Indomaret untung, yang artinya barang disuplai lancar maka ini pun harus begitu," pungkas Enggar.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2551 seconds (0.1#10.140)