Kemenkop dan UKM Perkuat Kelembagaan KUD Sawit
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) terus memperkuat kelembagaan petani sawit yang tergabung dalam Koperasi Unit Desa (KUD).
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram mengatakan, Kementerian Koperasi dan UKM sangat peduli untuk turut menjaga industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia secara berkelanjutan. Pasalnya, potensi ekonomi dari sawit nasional itu sangat besar.
"Apalagi, dari sekitar 14,03 juta hektare perkebunan kelapa sawit yang ada, 40% diantaranya merupakan perkebunan rakyat. Di mana mayoritas petaninya merupakan anggota koperasi," ujarnya dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (10/4/2018).
Agus melanjutkan, pemerintah sangat terbantu dengan adanya kerja sama antara petani Inti dengan plasma binaannya, seperti yang dilakukan Asian Agri. "Terlebih lagi, itu sesuai dengan program Nawacita yang salah satunya mengamanatkan pembangunan dari mulai desa-desa. Oleh karena itu, Kemenkop dan UKM akan terus membenahi dan memperkuat institusi koperasi yang ada di pedesaan di seluruh Indonesia," tuturnya.
Dia mengakui saat ini banyak koperasi atau KUD yang dalam pembiayaannya berasal dari swadaya para anggotanya, tidak lagi dari bantuan pemerintah. Namun bukan berarti pemerintah tidak hadir di sana dalam membangun KUD di daerah-daerah perkebunan.
"Kita memiliki program pembiayaan seperti kredit usaha rakyat atau KUR dan dana bergulir dari LPDB KUMKM dengan bunga yang sangat murah. Saya berharap para petani sawit bisa memanfaatkan program tersebut," imbuhnya.
Agus juga berharap KUD-KUD kelapa sawit yang ada di Riau dan Jambi untuk segera memperkuat sektor usahanya melalui kemajuan teknologi atau IT. "Dengan IT, para petani bisa memonitoring pergerakan harga sawit dunia, kualitas produk, hingga memonitor persaingan di pasar," imbuhnya.
Agus menambahkan, kondisi Koperasi Unit Desa (KUD) saat ini sudah berbeda jauh dengan masa lalu sejak bergulirnya program revitalisasi KUD. Saat ini, banyak KUD sudah memiliki pengurus yang profesional dan berdedikasi tinggi yang berujung pada peningkatan kinerja KUD secara menyeluruh.
"Terbukti, saat ini, ada sekitar 72 KUD di Riau dan Jambi beranggotakan 30.000 petani yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit yang melakukan kerjasama Inti Plasma dengan perusahaan besar Asian Agri. Usaha besar mau kerjasama dengan koperasi karena koperasinya baik dan bagus," jelasnya.
Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang mengatakan, pihaknya akan terus mendorong program strategis seperti penertiban status lahan petani kelapa sawit dan sertifikasi tanah kebun-kebun kelapa sawit milik rakyat. "Kita juga membantu memperkuat kelembagaan petani dan juga memfasilitasi pendirian koperasi bagi petani sawit," ujarnya.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram mengatakan, Kementerian Koperasi dan UKM sangat peduli untuk turut menjaga industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia secara berkelanjutan. Pasalnya, potensi ekonomi dari sawit nasional itu sangat besar.
"Apalagi, dari sekitar 14,03 juta hektare perkebunan kelapa sawit yang ada, 40% diantaranya merupakan perkebunan rakyat. Di mana mayoritas petaninya merupakan anggota koperasi," ujarnya dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (10/4/2018).
Agus melanjutkan, pemerintah sangat terbantu dengan adanya kerja sama antara petani Inti dengan plasma binaannya, seperti yang dilakukan Asian Agri. "Terlebih lagi, itu sesuai dengan program Nawacita yang salah satunya mengamanatkan pembangunan dari mulai desa-desa. Oleh karena itu, Kemenkop dan UKM akan terus membenahi dan memperkuat institusi koperasi yang ada di pedesaan di seluruh Indonesia," tuturnya.
Dia mengakui saat ini banyak koperasi atau KUD yang dalam pembiayaannya berasal dari swadaya para anggotanya, tidak lagi dari bantuan pemerintah. Namun bukan berarti pemerintah tidak hadir di sana dalam membangun KUD di daerah-daerah perkebunan.
"Kita memiliki program pembiayaan seperti kredit usaha rakyat atau KUR dan dana bergulir dari LPDB KUMKM dengan bunga yang sangat murah. Saya berharap para petani sawit bisa memanfaatkan program tersebut," imbuhnya.
Agus juga berharap KUD-KUD kelapa sawit yang ada di Riau dan Jambi untuk segera memperkuat sektor usahanya melalui kemajuan teknologi atau IT. "Dengan IT, para petani bisa memonitoring pergerakan harga sawit dunia, kualitas produk, hingga memonitor persaingan di pasar," imbuhnya.
Agus menambahkan, kondisi Koperasi Unit Desa (KUD) saat ini sudah berbeda jauh dengan masa lalu sejak bergulirnya program revitalisasi KUD. Saat ini, banyak KUD sudah memiliki pengurus yang profesional dan berdedikasi tinggi yang berujung pada peningkatan kinerja KUD secara menyeluruh.
"Terbukti, saat ini, ada sekitar 72 KUD di Riau dan Jambi beranggotakan 30.000 petani yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit yang melakukan kerjasama Inti Plasma dengan perusahaan besar Asian Agri. Usaha besar mau kerjasama dengan koperasi karena koperasinya baik dan bagus," jelasnya.
Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang mengatakan, pihaknya akan terus mendorong program strategis seperti penertiban status lahan petani kelapa sawit dan sertifikasi tanah kebun-kebun kelapa sawit milik rakyat. "Kita juga membantu memperkuat kelembagaan petani dan juga memfasilitasi pendirian koperasi bagi petani sawit," ujarnya.
(fjo)