Strategi Khusus Jasa Marga Hadapi Arus Mudik-Balik Lebaran 2018
A
A
A
JAKARTA - PT Jasa Marga (Persero) Tbk telah menyiapkan sejumlah persiapan khusus terkait infrastruktur jalan tol yang akan dilalui pemudik tahun ini. Menjelang hari raya Idul Fitri 2018 (1439) yang akan jatuh pada tanggal 15-16 Juni 2018, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta perseroan untuk mengatasi kemacetan pada jalan tol pada periode mudik Lebaran 2018.
"Termasuk menyiapkan strategi khusus agar tidak terjadi kemacetan di jalan tol," kata Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN, Hambra Samal, di Jakarta, Rabu (11/4/2018).
Jasa Marga sendiri menegaskan telah menyiapkan sejumlah persiapan. "Perseroan juga telah menyusun segenap kesiapan operasional yang meliputi pelayanan transaksi, lalu lintas, dan konstruksi guna kelancaran arus mudik dan arus balik para pengguna jalan tol," jelas Direktur Operasi II PT Jasa Marga Subakti Syukur.
Di beberapa Gerbang Tol (GT) yang kerap menjadi titik kepadatan pada saat puncak arus mudik dan arus balik, Jasa Marga memprediksi kenaikan volume lalu lintas dibandingkan tahun 2017.
Diprediksi puncak arus mudik Lebaran 2018 di GT Cikarang Utama terjadi pada H-3, yakni pada tanggal 12 Juni 2018, volume lalu lintas akan naik sebesar 0,03% atau sekitar 116.270 kendaraan dibandingkan puncak arus mudik Lebaran 2017. Sedangkan puncak arus balik di GT Cikarang Utama diprediksi terjadi pada tanggal 19 Juni 2018 (H+3) akan mengalami penurunan sebesar 3,9% atau 109.632 kendaraan dibandingkan 2017.
(Baca Juga: Mudik Bareng 2018, BUMN Pastikan Kesiapan Transportasi dan Jalan Tol
Sementara puncak arus mudik yang terjadi di GT Cileunyi diprediksi jatuh pada tanggal 12 Juni, akan mengalami kenaikan sebesar 0,75% atau setara dengan 46.824 kendaraan dibandingkan tahun 2017. Puncak arus balik di GT Cileunyi yang diprediksi jatuh pada tanggal 19 Juni 2018 akan mengalami kenaikan sebesar 1,29% atau 47.141 kendaraan dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk mengantisipasi kepadatan volume lalu lintas di GT Cikarang Utama pada puncak arus mudik dan arus balik, demikian Subakti Syukur menjelaskan kepada awak media, Jasa Marga mengoperasikan maksimal 20 gardu tol operasi (arah Cikampek), 29 gardu tol operasi (arah Jakarta), dan memfungsikan 10 mobile reader dan top up tunai di GT Cikarang Utama 2 dan GT Cikarang Utama 4.
Guna mengatasi permasalahan serupa di GT Cileunyi, Jasa Marga mengoperasikan maksimal 10 gardu tol operasi (arah Garut) termasuk 2 lajur reversible, 8 gardu tol operasi (arah Jakarta) termasuk penambahan 2 gardu operasi dan 3 lajur reversible, serta memfungsikan 5 mobile reader dan top up tunai di GT Cileunyi.
Oleh karena itu, untuk memastikan volume kendaraan pada arus mudik dan arus balik terdistribusi dengan baik, Jasa Marga juga menyediakan jalur fungsional dengan memanfaatkan jalan tol yang masih dalam proses konstruksi, dengan total panjang 137,54 Km, yang terdiri dari: Jalan Tol Batang-Semarang (Ruas Batang-Krapyak sepanjang 75 Km), Jalan Tol Solo-Ngawi (Ruas Salatiga-Kertasura sepanjang 32,24 Km), Jalan Tol Ngawi-Kertosono (Ruas Wilangan-Nganjuk sepanjang 15 Km), dan Jalan Tol Pandaan-Malang (Ruas Pandaan-Purwodadi sepanjang 15,3 Km).
Selain itu, untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan saat puncak arus mudik dan arus balik Lebaran 2018, Jasa Marga melakukan upaya-upaya lain, di antaranya adalah perubahan sistem transaksi peningkatan kapasitas gerbang tol, dan optimalisasi penggunaan transaksi non-tunai.
Dalam hal pelayanan lalu lintas, Jasa Marga juga telah menyiapkan penambahan sarana sistem informasi dan komunikasi, pengendalian dan pengaturan beban ruas per-segmen, optimalisasi kapasitas lajur, minimalisir gangguan lalu lintas, penambahan kendaraan pelayanan lalu lintas, dan penambahan kapasitas lajur utama.
Sebagai optimalisasi pelayanan lalu lintas, Jasa Marga menghentikan seluruh kegiatan proyek mulai dari H-7 hingga H+7, penerapan kebijakan Pemerintah terhadap pembatasan kendaraan angkutan barang dengan 3 sumbu atau lebih, percepatan respon dengan menempatkan petugas-petugas di daerah rawan kepadatan, serta percepatan distribusi informasi situasi lalu lintas kepada pengguna jalan dengan media komunikasi (twitter dan JM CARe) dan penyampaian informasi kondisi lalu lintas melalui VMS, VMS Mobile.
Guna membantu kelancaran arus lalu lintas, Jasa Marga mengimbau kepada pengguna jalan tol untuk selalu mematuhi rambu-rambu, berkendara dengan tertib, memastikan kendaraan dalam kondisi laik jalan, serta selalu memastikan kecukupan saldo dan melakukan top up uang elektronik sebelum memasuki tol. Untuk kenyamanan, Jasa Marga juga mengingatkan agar pengendara memastikan kecukupan BBM dan menyiapkan perbekalan yang cukup, serta memastikan estimasi waktu tempuh perjalanan.
"Termasuk menyiapkan strategi khusus agar tidak terjadi kemacetan di jalan tol," kata Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN, Hambra Samal, di Jakarta, Rabu (11/4/2018).
Jasa Marga sendiri menegaskan telah menyiapkan sejumlah persiapan. "Perseroan juga telah menyusun segenap kesiapan operasional yang meliputi pelayanan transaksi, lalu lintas, dan konstruksi guna kelancaran arus mudik dan arus balik para pengguna jalan tol," jelas Direktur Operasi II PT Jasa Marga Subakti Syukur.
Di beberapa Gerbang Tol (GT) yang kerap menjadi titik kepadatan pada saat puncak arus mudik dan arus balik, Jasa Marga memprediksi kenaikan volume lalu lintas dibandingkan tahun 2017.
Diprediksi puncak arus mudik Lebaran 2018 di GT Cikarang Utama terjadi pada H-3, yakni pada tanggal 12 Juni 2018, volume lalu lintas akan naik sebesar 0,03% atau sekitar 116.270 kendaraan dibandingkan puncak arus mudik Lebaran 2017. Sedangkan puncak arus balik di GT Cikarang Utama diprediksi terjadi pada tanggal 19 Juni 2018 (H+3) akan mengalami penurunan sebesar 3,9% atau 109.632 kendaraan dibandingkan 2017.
(Baca Juga: Mudik Bareng 2018, BUMN Pastikan Kesiapan Transportasi dan Jalan Tol
Sementara puncak arus mudik yang terjadi di GT Cileunyi diprediksi jatuh pada tanggal 12 Juni, akan mengalami kenaikan sebesar 0,75% atau setara dengan 46.824 kendaraan dibandingkan tahun 2017. Puncak arus balik di GT Cileunyi yang diprediksi jatuh pada tanggal 19 Juni 2018 akan mengalami kenaikan sebesar 1,29% atau 47.141 kendaraan dibandingkan tahun sebelumnya.
Untuk mengantisipasi kepadatan volume lalu lintas di GT Cikarang Utama pada puncak arus mudik dan arus balik, demikian Subakti Syukur menjelaskan kepada awak media, Jasa Marga mengoperasikan maksimal 20 gardu tol operasi (arah Cikampek), 29 gardu tol operasi (arah Jakarta), dan memfungsikan 10 mobile reader dan top up tunai di GT Cikarang Utama 2 dan GT Cikarang Utama 4.
Guna mengatasi permasalahan serupa di GT Cileunyi, Jasa Marga mengoperasikan maksimal 10 gardu tol operasi (arah Garut) termasuk 2 lajur reversible, 8 gardu tol operasi (arah Jakarta) termasuk penambahan 2 gardu operasi dan 3 lajur reversible, serta memfungsikan 5 mobile reader dan top up tunai di GT Cileunyi.
Oleh karena itu, untuk memastikan volume kendaraan pada arus mudik dan arus balik terdistribusi dengan baik, Jasa Marga juga menyediakan jalur fungsional dengan memanfaatkan jalan tol yang masih dalam proses konstruksi, dengan total panjang 137,54 Km, yang terdiri dari: Jalan Tol Batang-Semarang (Ruas Batang-Krapyak sepanjang 75 Km), Jalan Tol Solo-Ngawi (Ruas Salatiga-Kertasura sepanjang 32,24 Km), Jalan Tol Ngawi-Kertosono (Ruas Wilangan-Nganjuk sepanjang 15 Km), dan Jalan Tol Pandaan-Malang (Ruas Pandaan-Purwodadi sepanjang 15,3 Km).
Selain itu, untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan saat puncak arus mudik dan arus balik Lebaran 2018, Jasa Marga melakukan upaya-upaya lain, di antaranya adalah perubahan sistem transaksi peningkatan kapasitas gerbang tol, dan optimalisasi penggunaan transaksi non-tunai.
Dalam hal pelayanan lalu lintas, Jasa Marga juga telah menyiapkan penambahan sarana sistem informasi dan komunikasi, pengendalian dan pengaturan beban ruas per-segmen, optimalisasi kapasitas lajur, minimalisir gangguan lalu lintas, penambahan kendaraan pelayanan lalu lintas, dan penambahan kapasitas lajur utama.
Sebagai optimalisasi pelayanan lalu lintas, Jasa Marga menghentikan seluruh kegiatan proyek mulai dari H-7 hingga H+7, penerapan kebijakan Pemerintah terhadap pembatasan kendaraan angkutan barang dengan 3 sumbu atau lebih, percepatan respon dengan menempatkan petugas-petugas di daerah rawan kepadatan, serta percepatan distribusi informasi situasi lalu lintas kepada pengguna jalan dengan media komunikasi (twitter dan JM CARe) dan penyampaian informasi kondisi lalu lintas melalui VMS, VMS Mobile.
Guna membantu kelancaran arus lalu lintas, Jasa Marga mengimbau kepada pengguna jalan tol untuk selalu mematuhi rambu-rambu, berkendara dengan tertib, memastikan kendaraan dalam kondisi laik jalan, serta selalu memastikan kecukupan saldo dan melakukan top up uang elektronik sebelum memasuki tol. Untuk kenyamanan, Jasa Marga juga mengingatkan agar pengendara memastikan kecukupan BBM dan menyiapkan perbekalan yang cukup, serta memastikan estimasi waktu tempuh perjalanan.
(akr)