Program Kemitraan IPS dan Importir Harus Fokus ke Kualitas

Kamis, 12 April 2018 - 16:13 WIB
Program Kemitraan IPS...
Program Kemitraan IPS dan Importir Harus Fokus ke Kualitas
A A A
JAKARTA - Program kemitraan yang akan dijalankan oleh Industri Pengolahan Susu (IPS) dan Importir dengan peternak sapi perah lokal harus bisa meningkatkan kualitas Susu Segar Dalam Negeri (SSDN). Saat ini, pemerintah terus berupaya mendorong agar terjalin kemitraan antara kedua belah pihak.

“Pembenahan kualitas susu harus jadi yang utama. Kemitraan ini harus menyeluruh dan memastikan susu yang diproduksi peternak lokal memenuhi standar untuk bisa diserap industri,” kata Pengamat Peternakan dari Universitas Padjadjaran Didin S Tasripin di Jakarta, Kamis (12/4/2018).

Menurutnya, bentuk kemitraan terbaik yang saat ini perlu dilakukan IPS adalah upaya membantu peternak lokal menghasilkan produk yang memiliki standar sehingga bisa terserap semua. Hal ini untuk memastikan IPS tetap komitmen menyerap SSDN tanpa harus khawatir kualitasnya tidak memenuhi standar produk olahan susu yang dihasilkan.

Didin menambahkan, saat ini SSDN memang bersaing dalam hal kualitas dengan produk bahan baku susu yang biasanya diimpor. Dengan tingkat produksi yang rendah dan kualitas yang belum memenuhi standar, tentu akan sulit bagi peternak sapi perah lokal bersaing.

“Ini kenapa transfer teknologi dan peningkatan kualitas jadi hal yang harus diutamakan. Kemitraan IPS harus bisa meningkatkan daya saing dan kualitas peternak sapi perah lokal,” imbuh dia.

Berdasarkan petunjuk teknis dari Peraturan Kementerian Pertanian (Permentan) Nomor 26 Tahun 2017 tentang Peredaran Susu, IPS diberikan beberapa opsi kemitraan yang bisa dilakukan. Selain kewajiban memanfaatkan SSDN, kemitraan juga dapat berupa upaya peningkatan produksi dan kualitas susu, peningkatan sarana dan prasarana peternakan sapi perah seperti kandang, pakan, dan teknologi, serta bisa berbentuk bantuan pembiayaan bagi peternak sapi perah lokal.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0998 seconds (0.1#10.140)