Produk Asing Masuk, UKM Lokal Mengeluh Sulit Berkembang

Jum'at, 20 April 2018 - 23:05 WIB
Produk Asing Masuk, UKM Lokal Mengeluh Sulit Berkembang
Produk Asing Masuk, UKM Lokal Mengeluh Sulit Berkembang
A A A
BANDUNG - Gempuran produk makanan asing seperti Singapura dan Thailand ke Indonesia berdampak langsung terhadap penjualan produk usaha kecil dan menengah (UKM) dalam negeri. Para pelaku UMKM mengeluhkan sulitnya pemasaran.

Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda (Hipmi) Jawa Barat Jodi Janitra mengatakan, pihaknya mendapat banyak laporan dari pelaku UKM bahwa mereka sulit berkembang karena harus bersaing dengan produk asing. Di antaranya seperti produk yang beradal dari Singapura dan Thailand.

"Kami mendapat banyak masukan, startup UKM kita sulit berkembang di dalam negeri karena produk Singapura dan Thailand banyak masuk. Mereka mulai menggarap pasar kita," kata Jodi saat rilis produk J&C Cookies di Bandung, Jumat (20/4)

Menurut dia, jumlah penduduk Indonesia yang begitu besar, menjadi market potensial bagi produk asing. Karena hampir setengah penduduk di kawasan ASEAN adalah penduduk Indonesia. Sehingga ada anggapan bila belum ekspor ke Indonesia, dianggap belum menguasai pasar ASEAN.

Melihat kondisi itu, lanjut dia, produk dalam negeri harus berani ekspor. Sudah saatnya produk UKM dalam negeri berani ekspor ke negara-negara di kawasan Asean, seiring pasar bebas MEA.

Sebelumnya, dia juga menyebutkan, selama ini Indonesia jago dalam mengekspor. Tapi selama ini hanya ekspor bahan mentah. Padahal, produk Indonesia punya peluang menggarap pangsa pasar asing. Dari sisi SDM dan produk dinilai cukup bagus dan bekualitas.

Salah satu langkah yang akan dilakukan yakni mencoba mengekspor produk kue kering ke Singapura. Jodi yang juga owner J&C Cookies, berencana ekspansi ke luar negeri dengan menggarap pangsa pasar Singapura. Market di Singapura menurutnya masih terbuka lebar, melihat posisi Singapura sebagai negara transit dengan kunjungan turis yang cukup tinggi.

Jodi Janitra mengakui, saat ini pihaknya sedang menjajaki memasukkan produk J&C Cookies ke Singapura. Rencananya, produk kue kering asli Bandung ini akan masuk melalui Batam. "Targetnya, setelah Lebaran kami akan pengembangan dulu di Batam. Nanti kami tinggal menyebrang ke Singapura. Harapan sih Sepertember bisa mulai operasi di Singapura," kata Jodi.

Menurut dia, J&C tidak akan berinvestasi di Singapura. Namun hanya menyewa gudang di Batam. Itu dilakukan karena proses pengiriman cenderung dekat dari Batam ke Singapura. Sehingga tidak perlu membangun lini produksi di Singapura.

General Manager J&C Cookies M Farhan mengatakan, pihaknya terus berinovasi agar produk kue kering bisa semakin diterima pasar. Berbagai produk baru juga telah dipersiapkan jelang Lebaran tahun ini. Dari sisi kemampuan produksi, dua pabrik J&C Cookies mampu memproduksi 8.000 toples per hari.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7349 seconds (0.1#10.140)