Swasembada Bawang Putih 2021, RI Uji Coba Benih Beberapa Negara

Minggu, 29 April 2018 - 02:07 WIB
Swasembada Bawang Putih...
Swasembada Bawang Putih 2021, RI Uji Coba Benih Beberapa Negara
A A A
JAKARTA - Kebijakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mencanangkan swasembada bawang putih tahun 2021, dirancang komprehensif mencakup hulu hingga hilir. Guna mencapai swasembada tersebut perlu luas tanam pada tahun 2021 seluas 78.500 hektare, diantaranya 13.500 hektare untuk perbenihan, dan selebihnya dikonsumsi.

“Rencana tanam pada 2018 seluas 15 ribu hektare diperlukan benih yang banyak, selain dipasok dari benih lokal, sebagian diperoleh dari negara lain yang sesuai," ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian Suwandi dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (28/4/2018).

Dia mengatakan saat ini sudah uji DNA dan sedang uji coba demplot benih dari Taiwan, India dan Mesir yang ditanam di Temanggung, Lombok Timur, Tegal dan lainnya. Minggu lalu saat berkunjung ke Temanggung, hasilnya cocok dan tumbuh umbinya. “Ohh iya ada satu lagi yang dimungkinkan cocok yaitu dari Yunnan, China. Namun kini masih dalam proses uji terlebih dahulu,” katanya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tegal, Khofifah menjelaskan uji coba demplot bawang putih di Tegal ini dipantau intensif dari IPB, Balai Penelitian Sayur-sayuran (Balitsa) dan Ditjen Hortikultura. Uji pengumbian bawang putih asal India dan Mesir sebanyak tiga varietas yaitu Baladi dan Sids 40/Seed 40 dari Mesir dan 1 varietas dari India.

“Demplot hasilnya bagus, tumbuh umbi dan cocok ditanam di Tegal. Lokasi uji coba di desa Tuwel, Kecamatan Guci, Kabupaten Tegal oleh kelompok tani BERKAH TANI dengan ketua kelompok M. Maufur. Tujuannya menguji daya tumbuh, umbi serta siung sehingga nantinya bisa diperbanyak sebagai pilihan sumber benih bawang putih di Indonesia,” ungkap Khofifah.

Khofifah menyebutkan berdasarkan hasil pantauan Tim PKHT IPB Prof. Sobir, Balitsa Dr. Joko Pinilih dan Ibu Nasrid bersama Ditjen Hortikultura secara rinci yaitu pertama, benih asal India telah dipanen umur 107 HST, menghasilkan umbi dan bersiung, ukuran umbi sedang (2-3,5 cm) dengan ukuran siung kecil,

Kedua, varietas Sids 40 dari Mesir, umur tanaman saat ini 97 HST kondisi tanaman segar belum saatnya panen, umbinya masih relatif kecil dan akan bertambah, pada saat pengamatan dapat menghasilkan umbi sedang (3 cm) dan bersiung dengan ukuran siung lebih besar.

Ketiga, Varietas Baladi dari Mesir saat pengamatan berumur 97 HST, kondisi tanaman segar belum saatnya panen, dapat menghasilkan umbi dengan ukuran lebih besar (3,5 - 4 cm) dan bersiung. Ukuran siung kurang seragam dominan kecil.

“Ya hasil diskusi dengan petani yang berpengalaman, ini varietas Seed 40 dari Mesir lebih cocok ditanam di musim kering, kurang maksimal di musim penghujan, sedangkan untuk Baladi dari Mesir dan varietas asal India lebih tahan terhadap curah hujan tinggi, terbukti hasilnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan kondisi bawang sebelum ditanam,” jelas Khofifah.

Sementara itu Direktur Perbenihan Ditjen Hortikultura, Sukarman menjelaskan hasil uji coba dilihat dari phenotip pertanaman, menunjukkan bawang putih Seed 40 mirip dengan Varietas Sangga Sembalun. Sementara Varietas Baladi dari Mesir dan dari India mirip dengan Varietas Lumbu Putih.

“Selain uji coba pengumbian, pada saat bersamaan telah dilakukan uji DNA dan diperoleh hasil bahwa Varietad Seed/Sids 40 dari Mesir tidak berbeda dengan Varietas Sangga Sembalun, sedangkan varietas Baladi dan India berbeda dengan Lumbu Putih,” terang dia.

Akan hal ini, Sukarman menilai benih asal Mesir dan India tidak jauh berbeda dengan benih lokal. “Produksi bawang putih dari hasil demplot ini, benihnya akan ditanam lagi pada musim berikutnya dalam skala lebih luas lagi,” pungkasnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6723 seconds (0.1#10.140)