Dolar AS Stabil, Rupiah Labil Menjadi Rp13.948

Jum'at, 04 Mei 2018 - 10:45 WIB
Dolar AS Stabil, Rupiah...
Dolar AS Stabil, Rupiah Labil Menjadi Rp13.948
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah masih belum beranjak dari zona bearish. Dalam perdagangan di pasar spot, Jumat (4/5/2018), kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terpantau melemah 9 poin atau 0,6% menjadi Rp13.948 per USD pada pukul 10.03 WIB.

Sebelumnya, rupiah di indeks Bloomberg dibuka menguat 1 poin atau 0,01% di Rp13.938 per USD, setelah kemarin berada di level Rp13.939 per USD.

Nasib serupa juga tercatat di data Yahoo Finance pada pagi ini. Mata uang NKRI terdepresiasi 8 poin atau 0,06% menjadi Rp13.943 per USD, setelah kemarin berakhir di Rp13.935 per USD.

Sementara itu, kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia menetapkan rupiah hari ini di Rp13.943, terapresiasi 22 poin dari Rp13.965 per USD pada Kamis kemarin.

Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, minimnya sentimen positif di dalam negeri membuat pergerakan rupiah masih rentan melemah.

Sejatinya, laju dolar AS tertahan terhadap sekeranjang mata uang pada Jumat ini, menunggu data pekerjaan AS. Bila lebih tinggi akan mendorong mata uang George Washington kembali berkibar.

Melansir Reuters, Jumat (4/5/2018), indeks USD terhadap enam mata uang utama diperdagangkan pada 92,417. Turun dari puncak 92,834 yang dicapai pada Rabu lalu, level terkuat greenback sejak akhir Desember 2017. Sepanjang pekan ini, indeks USD telah naik hampir 1%, menempatkannya ke jalur untuk kenaikan mingguan ketiga berturut-turut.

Alhasil, dolar telah menghapus semua kerugian 2018 selama beberapa minggu terakhir, berkat ekspektasi The Fed yang akan menaikkan suku bunga. Sementara bank sentral lainnya, termasuk Bank Sentral Eropa membutuhkan waktu lebih lama untuk mengurangi stimulus.

Aksi dolar AS di pekan depan akan bergantung pada data pertumbuhan data pekerjaan AS. Dolar kemungkinan akan naik, terutama terhadap euro, jika data pekerjaan AS menunjukkan pertumbuhan upah yang solid, kata Stephen Innes, kepala perdagangan di Asia-Pasifik untuk Oanda di Singapura.

Kuatnya data pekerjaan akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan inflasi, yang dapat memicu spekulasi bahwa The Fed dapat menaikkan suku bunga tahun ini sebanyak tiga kali lagi.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0938 seconds (0.1#10.140)