RI-China Genjot Perdagangan

Selasa, 08 Mei 2018 - 07:50 WIB
RI-China Genjot Perdagangan
RI-China Genjot Perdagangan
A A A
BOGOR - Pemerintah Indonesia dan Republik Rakyat China (RRC) sepakat untuk meningkatkan angka ekspor. Kesepakatan ini dibahas saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Perdana Menteri (PM) Li Keqiang di Istana Bogor, Jawa Barat, kemarin.

Pembicaraan mengenai peningkatan ekspor dilakukan secara intensif oleh kedua pimpinan negara, dilanjutkan dalam pertemuan bilateral yang diikuti delegasi masing-masing negara. “Merupakan suatu kehormatan bagi saya menerima kunjungan pertama PM Li Keqiang. Kami melakukan pertemuan bilateral yang membahas peningkatan kerja sama saling menguntungkan kedua negara,” kata Jokowi saat menyampaikan pernyataan bersama dengan PM Li Keqiang, kemarin.

Jokowi mengatakan sebagai dua negara besar, kemitraan Indonesia dan RRT harus dapat memberikan manfaat bagi perdamaian, bagi stabilitas, dan kesejahteraan dunia. Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut mengatakan dalam pertemuan bilateral dibahas mengenai upaya peningkatan kerja sama di bidang ekonomi, termasuk perdagangan.

“Sebagai negara dengan penduduk 1,37 miliar, RRC merupakan pasar yang besar bagi komoditas dan produk-produk Indonesia. Tadi saya menekankan pentingnya peningkatan ekspor Indonesia ke China dan disambut sangat baik oleh PM Li Keqiang,” jelasnya

Jokowi menyebut PM Li Keqiang bersedia untuk membuka hubungan bagi masuknya produk kelapa sawit, sarang burung walet, dan kopi. Selain itu juga akan dibuka ekpor buah-buahan seperti manggis, buah naga, dan salak.

“Tadi secara khusus PM Li Keqiang menyanggupi bentuk peningkatan ekspor kita, tambahan minimal 500 ribu ton minyak kelapa sawit ke China,” tuturnya.

Selain kerjasama ekonomi, pertemuan kedua negara juga membahas isu kawasan dan dunia. Presiden menyebut selama 50 tahun ini, ASEAN sudah berkontribusi dalam penciptaan stabilitas dan pedamaian di asia tenggara. Dia menegaskan bahwa capaian ini akan terus dijaga dan ditingkatkan oleh ASEAN.

“Selain itu, saya tadi juga meminta dukungan China untuk perjuangan bangsa Palestina. Indonesia akan terus berada di garda paling depan dalam perjuangan bangsa Palestina. Dan beliau, PM Li Keqiang memberikan dukungan penuh terhadap perjuangan bangsa Palestina,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Jokowi juga mengungkapkan apresiasinya atas dukungan dan partisipasi RRC dalam penyelenggaran Asian Games yang akan digelar pada Agustus mendatang. Jokowi kembali mengungkapkan harapannya agar Asian Games 2018 tidak hanya ajang perhelatan olahraga, tapi juga jadi energi Asia untuk perdamaian dan persahabatan.

PM Li Keqiang mengaku bahagia melihat ada perkembangan yang signifikan dibandingkan 10 tahun lalu saat berkunjung ke Indonesia. Terutama dalam bidang ekonomi dan kesejahteraan, Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. “Jadi saya mengucapkan selamat kepada Presiden Jokowi,” katanya.

Dia menuturkan bahwa sebagai sebuah entitas ekonomi yang penting di dunia, Indonesia-China akan bersama mendorong perkembangan ekonomi dunia dan melindungi kebebasan perdagangan. Selain itu juga memberikan kemudahan untuk perdagangan dunia.

“Tadi Presiden Joko Widodo menyampaikan untuk bisa meningkatkan ekspor produk buah buahan tropis dan agriculture product ke China. Tentunya, produk pertanian dari Indonesia punya banyak keunggulan di China karena banyak yang tidak kami miliki,” ungkapnya.

Tidak saja buah-buahan tropis, PM Li Keqiang juga mengungkapkan agar ekspor kelapa sawit Indonesia ke Tiongkok bisa ditingkatkan. Menurutnya saat ini impor kelapa sawit terbesar China berasal dari Indonesia. Karena itu, dia mempertimbangkan akan menambah jumlah ekspor kepala sawit.

“Kami bersedia menambah kuota 500 ribu ton minimal kelapa sawit dari Indonesia. Pada saat ini, di China kelapa sawit tidak lebih dari 5 juta ton. Jadi kami akan memberikan arahan ke kementerian dan lembaga terkait agar bisa merealisasikannya,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, dia mengaku menyampaikan keberatannya atas pembatasan impor buah-buahan dari China, terutama jeruk mandarin. Dia berharap Indonesia dapat meningkatkan impor jeruk mandarin. PM Li Keqiang berjanji akan memastikan standar dan kualitas jeruk mandarin sesuai dengan yang ada di Indonesia.

Tidak hanya itu persoalan tenaga kerja asing (TKA) juga menjadi salah satu perhatian kedua negara. PM Li Keqiang telah meminta kepada perusahaan China yang berinvestasi di Indonesia agar mengutamakan tenaga kerja lokal. “Dengan demikian baru bisa mendapatkan keuntungan antara kedua negara. Ini arah kita bersama,” katanya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menjelaskan, pada 2015-2017 defisit perdagangan Indonesia dengan RRC mengalami penurunan cukup signifikan yaitu 11,63%. Sedangkan ekspor sawit merupakan salah satu komponen utama. Karena itu dengan tambahan ekspor sawit ke Negeri Tirai Bambu minimal 500.000 ton diharapkan defisit bisa semakin menurun.

Selain itu dibahas juga mengenai produsk buah-buahan tropis dari Indonesia agar bisa masuk pasar China. Selama ini terhambat standar karantina. "Oleh karena itu kita sampaikan untuk melakukan kerjasama antara badan karantina, sehingga lebih mudah ekspor kita masuk. Dan ini komitmen dari PM Li," kata Retno.

Kedua kepala negara juga membicarakan beberapa isu kawasan dan dunia. Presiden Jokowi menyampaikan masalah Palestina.
"Kita memang saat ini terus menggalang posisi dari negara-negara di dunia agar terus mendukung perjuangan bangsa Palestina. Tadi presiden secara jelas menyampaikan permintaan kepeada pemerintah China memberikan dukungan terhadp perjuangan Palestina dan juga untuk tidak memindahkan kedutaaanya. Dan PM Li Keqiang juga sudah meyanggupi. Dua hal itu yang paling penting dari sisi Indonesia," paparnya. (Dita Angga)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7156 seconds (0.1#10.140)