Durian dan Kelapa Turut Membuat Neraca Perdagangan Surplus

Rabu, 22 Juli 2020 - 15:54 WIB
loading...
Durian dan Kelapa Turut...
Ekspor durian terus menigkat di saat pandemi. Foto: SINDONews
A A A
JAKARTA - Di saat pertumbuhan ekonomi yang merosot, ternyata ada kabar baik dari pasar ekspor. Ternyata menurut catatan BPS, sepanjang enam bulan pertama tahun ini. Indonesia mengalami surplus perdagangan sebesar USD5,5 miliar. Kondisi ini berbalik arah, setelah sebelumnya pada rentang waktu yang sama tahun lalu (semester I-2019) Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan USD1,87 miliar.

Surplus neraca perdagangan ini menujukkan bahwa dalam rentang waktu tertentu nilai total ekspor Indonesia lebih besar ketimpang impor. Sementara defisit memperlihatkan nilai impor lebih tinggi ketimbang ekspor.
Kepala BPS, Suhariyanto menjelaskan kinerja ekspor sepanjang Januari-Juni 2020 mencapai USD76,4 miliar sedangkan impor hanya USD70,9 miliar, sehingga diperolehlah surplus USD5,5 miliar.

Pada sektor perdagangan Migas mengalami defisit sebesar USD 3,5 miliar . Sebab, ekspor Migas hanya mencapai USD 3,9 miliar dolar AS sedangkan impor tembus hingga USD 7,5 miliar.Namun, di sektor nonmigas mampu mencatatkan surplus USD 9,05 miliar. Di mana ekspor nonmigas mencapai USD 72,4 miliar sementara impor lebih rendah yakni USD 63,9 miliar.

Pangsa ekspor terbesar masih ke Cina yakni 17,7% dengan nilai mencapai USD 12,83 miliar. Diikuti Amerika Serikat sebesar USD 8,59 miliar dan Jepang USD 6,29 miliar.

Salah satu komoditas ekspor yang mencatatkan kenaikan cukup besar adalah produk-produk hasil pertanian. “Untuk ekspor pertanian, selama Januari-Mei 2020 pertumbuhannya cukup mengembirakan sebesar 5,63% yang disebabkan oleh meningkatnya ekspor buah-buahan tahunan,”ujar Suhariyanto.

Dari komoditas buah-buahan, data yang disampaikan Karantina Pertanian Belawan Medan, Kementerian Pertanian, mencatat ekspor durian asal Sumatera Utara sebanyak 441,1 ton di tengah pandemi virus Corona atau sampai Semester I 2020.

Kepala Karantina Belawan Hasrul mengatakan memang ada peningkatan ekspor durian di tengah pandemi corona saat ini. Tahun lalu saja, ekspor durian dari Sumut mencapai 521,6 ton. Artinya hingga semester pertama tahun ini saja ekspor Durian dari Sumut sudah mencapai 84% dari totoal ekspor tahun lalu.

Dua negara utama yang jadi pasar ekspor Durian Sumut adalah China dan Malaysia. Rinciannya, China mengimpor durian asal Sumut sebanyak 249,2 ton dengan total sertifikasi dokumen karantina sebanyak 19 kali. Sementara, Malaysia mengimpor sebanyak 190,9 ton dengan 13 kali sertifikasi dokumen karantina.

Duta Besar Republik Indonesia untuk China dan Mongolia Djauhari Oratmangun mengatakan, Indonesia berpeluang besar menjadi negara eksportir utama buah durian ke Asia Timur. Potensi nilai pasar yang bisa diraih tidak main-main, bisa mencapai USD2 miliar per tahun. nilai sebsar itu setara dengan ekspor produk kayu Indonesia ke China.

Perlu diketahui ekspor Durian dari Sumut ini bukan berbentuk buah gelondongan. Durian yang diekspor ini sudah berbentuk beku (pasta), yang dikemas dalam plastik yang kedap udara dan disimpan dengan suhu minus 15 hingga minus 20 derajat celcius agar kualitas durian tetap baik dan aman dikonsumsi.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1990 seconds (0.1#10.140)