Target Nilai Ekspor Non Migas Indonesia Dipangkas Jadi USD135 Miliar
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia mencapai USD12,03 milar per Juni 2020. Capaian ini meningkat 15,09% dibanding ekspor Mei 2020. Demikian juga dibanding Juni 2019 meningkat 2,28%
Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengatakan ,pihaknya menargetkan nilai ekspor non migas Indonesia hingga akhir tahun nanti mencapai USD135 miliar. Target itu mengalami revisi karena pada tahun lalu pihaknya yakin dapat memperoleh USD165 miliar.
(Baca Juga: Neraca Dagang RI Surplus Tertinggi Selama 9 Tahun, Mendag Minta Bantuan UMKM )
"Ekspor hingga akhir tahun USD135 miliar. Memang target tahun lalu USD165 miliar. Nanti 2021 diharapkan USD 185 untuk non migas," kata Agus di gedung iNews Tower, Jakarta Pusat, Senin (7/9/2020).
Dia menjelaskan, beberapa sektor perdagangan memang kini kinerjanya sudah mulai membaik seperti terlihat dalam Purchasing Manager's Index (PMI). Selain itu, pertanian pun tetap menunjukkan tren yang positif seperti semester I-2020.
"PMI sudah membaik, sehingga nanti ada demand dan ini merupakan meningkatkan eksport kita juga baik. Terutama khususnya di sektor industri. Memang sektor ini yang baik, pertanian, sawit, cukup stabil. Ini akan kita tingkatkan," ujarnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juni tercatat surplus USD1,27 miliar. Surplus terjadi karena nilai ekspor lebih besar dari impor.
(Baca Juga: Bonus Demografi Tantangan Menuju Indonesia Emas, Mendag: Kuncinya SDM Berkualitas )
Kepala BPS Suhariyanto merinci, ekspor Indonesia per Juni 2020 mencapai USD12,03 milar. Sedangkan impor selama Juni adalah USD10,76 miliar, naik 27,56% dibanding Mei 2020. "Peningkatan tinggi terjadi di impor non migas. Namun ekspor masih cukup positif," kata Suhariyanto.
Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Juni 2020 terhadap Mei 2020 terjadi pada mesin dan perlengkapan elektrik sebesar USD197,2 juta (39,39%), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada besi dan baja sebesar USD42,6 juta (16,74%).
"Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Juni 2020 turun 0,41% dibanding periode yang sama tahun 2019, demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya turun 20,71%, sementara ekspor hasil pertanian naik 9,60%," katanya.
Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengatakan ,pihaknya menargetkan nilai ekspor non migas Indonesia hingga akhir tahun nanti mencapai USD135 miliar. Target itu mengalami revisi karena pada tahun lalu pihaknya yakin dapat memperoleh USD165 miliar.
(Baca Juga: Neraca Dagang RI Surplus Tertinggi Selama 9 Tahun, Mendag Minta Bantuan UMKM )
"Ekspor hingga akhir tahun USD135 miliar. Memang target tahun lalu USD165 miliar. Nanti 2021 diharapkan USD 185 untuk non migas," kata Agus di gedung iNews Tower, Jakarta Pusat, Senin (7/9/2020).
Dia menjelaskan, beberapa sektor perdagangan memang kini kinerjanya sudah mulai membaik seperti terlihat dalam Purchasing Manager's Index (PMI). Selain itu, pertanian pun tetap menunjukkan tren yang positif seperti semester I-2020.
"PMI sudah membaik, sehingga nanti ada demand dan ini merupakan meningkatkan eksport kita juga baik. Terutama khususnya di sektor industri. Memang sektor ini yang baik, pertanian, sawit, cukup stabil. Ini akan kita tingkatkan," ujarnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juni tercatat surplus USD1,27 miliar. Surplus terjadi karena nilai ekspor lebih besar dari impor.
(Baca Juga: Bonus Demografi Tantangan Menuju Indonesia Emas, Mendag: Kuncinya SDM Berkualitas )
Kepala BPS Suhariyanto merinci, ekspor Indonesia per Juni 2020 mencapai USD12,03 milar. Sedangkan impor selama Juni adalah USD10,76 miliar, naik 27,56% dibanding Mei 2020. "Peningkatan tinggi terjadi di impor non migas. Namun ekspor masih cukup positif," kata Suhariyanto.
Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Juni 2020 terhadap Mei 2020 terjadi pada mesin dan perlengkapan elektrik sebesar USD197,2 juta (39,39%), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada besi dan baja sebesar USD42,6 juta (16,74%).
"Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Juni 2020 turun 0,41% dibanding periode yang sama tahun 2019, demikian juga ekspor hasil tambang dan lainnya turun 20,71%, sementara ekspor hasil pertanian naik 9,60%," katanya.
(akr)